"Naomi!!"
"Veranda!!"
Keduanya menjerit panik mendengar suara pistol. Naomi yang berada di hadapan Veranda kini sudah memeluknya erat berharap tembakan itu tidak mengenai Veranda. Namun setelah beberapa detik mereka sadar, tidak ada yang terluka dari mereka berdua. Naomi melepaskan pelukannya kemudian berbalik memandang kearah Ryan. Matanya membulat sempurna melihat Ryan yang kini sudah ambruk ke bawah, dibelakangnya ada Aron yang menggenggam sebuah pistol dengan wajah memerah tampak sedang emosi.
Aron berjalan menghampiri Ryan yang masih setengah sadar, "Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti kakak ku!" bentaknya keras bersamaan dengan kedua bola mata Ryan yang tertutup rapat.
Aron menghela napas lega lalu menghampiri Veranda yang masih bergetar ketakutan, tampak syok melihatnya tiba-tiba datang. Aron menjatuhkan pistol yang berada dalam genggamannya kemudian merengkuh tubuh Veranda untuk menenangkan ketakutannya, "Semua sudah berakhir, kak. Kita menang."
Veranda mengangguk pelan lalu membalas pelukan Aron. Ia memandang getir pada Ryan yang mungkin sudah kehilangan nyawanya, andai saja Ryan tidak sejahat itu, ia tidak tau berapa banyak air mata yang akan keluar melihat tubuh Ryan terbaring lemah seperti itu.
Naomi membiarkan mereka berdua. Ia mengambil jarak beberapa langkah dari Veranda lalu menghubungi polisi untuk menyelesaikan kasus ini. Setelah itu, Naomi mengedarkan pandangan kesetiap sudut ruangan kemudian menghela napas lega ketika melihat ada ada kamera CCTV di ruangan ini. Itu bisa digunakan untuk membuktikan bahwa Aron tidak sepenuhnya bersalah karena berusaha melindungi Veranda dari Ryan. Sebelumnya Naomi berpikir Aron akan menghadapi masa tahanan yang panjang.
Naomi tersenyum bahagia melihat masalah ini benar-benar selesai kemudian menghempaskan tubuhnya di sofa. Matanya mengerjap berusaha meredakan denyutan hebat di kepalanya akibat lemparan batu besar tadi.
"Untuk sementara, Aron akan ditahan polisi," ucap Naomi membuat pelukan Veranda terlepas dari Aron, "tapi tidak perlu khawatir, kita punya bukti yang menunjukan bahwa Aron tidak sepenuhnya bersalah. Mungkin tetap akan ditahan selama beberapa tahun tapi itu tidak akan lama."
Veranda berjalan kearah Ryan kemudian berjongkok. Satu tangannya diletakan didepan hidung Ryan, "Dia masih hidup!" teriak Veranda sedikit senang. Dengan begitu mungkin Aron tidak akan ditahan karena membunuh.
Naomi langsung bergerak cepat untuk menghubungi Rumah Sakit agar segera mengirim ambulance kesini. Ia sangat berharap Ryan masih hidup.
***
Setelah melalui sidang, akhirnya Aron dinyatakan tidak bersalah dengan bukti yang kuat dan saksi dari Veranda. Ryan masih dirawat untuk proses pemulihan, setelah itu mungkin Ryan akan ditahan dengan kasus penculikan dan percobaan pembunuhan. Baik Naomi, Veranda atau Aron tidak punya bukti yang kuat untuk menunjukan bahwa Ryan pembunuh dari kedua orang tua Veranda dan Randy.
"Jadi? Kau belum cerita kenapa bisa tiba-tiba datang dan membawa pistol," ucap Veranda kepada Aron.
Aron termenung beberapa detik tampak sedang memikirkan sesuatu, "Saat penculikan itu, sebenarnya aku tidak pingsan. Ryan memberikanku minuman yang sudah diberi obat bius tapi aku tidak meminumnya."
Veranda berkerut kening tidak mengerti, "Kenapa?"
"Aku hanya ingin tau apa yang akan Ryan lakukan. Aku merekam semua percakapan Ryan dan kak Ve lewat perekam kecil yang disimpan disaku celana."
"Kenapa saat itu kau tidak mengaku? Malah bersikap seolah-olah kau tidak tau kenapa bisa ada di ruangan itu."
"Aku sudah mengatakan aku ingin mengetahui permainan Ryan selanjutnya. Itu alasan kenapa tiba-tiba aku memasang kamera CCTV. Mulai dari sana aku selalu mengikuti kemana Ryan pergi dan selalu membawa pistol untuk berjaga-jaga."