PAA-7

143 10 0
                                    

Happy reading....

🍁🍁🍁

Ada sekitar enam bus berjajar rapi di halaman sekolah dan sebagian di ruas jalan raya di depan sekolah. Bus-bus itu akan memberangkatkan para murid SMA Garuda Sakti study tour ke daerah jawa.

Study tour ini bertujuan untuk mengetahui keadaan dan budaya daerah lain.

"Kamu simpen ini ya, dek" Tante Nayla memberikan bungkus kecil berisi benda halus berwarna putih.

"Apa ini tante?" Tias mencicipi sedikit karena rasa ingin tahunya atas benda tersebut.

"Itu garam, dek. Untuk mencegah kamu mabok di jalan nanti"

"Hah?!" Tias menjulurkan lidahnya karena keasinan.

"Garam? Emang untuk adek masak selama study tour?"

"Bukan, dek. Maksud tante garam ini buat nahan kamu mual-mual di bus nanti. Jadi, kalo kamu mulai mual, selain kantong plastik yang adek bawa, coba kamu ambil seujung jari garam ini dan kamu emut." jelas Tante Nayla.

"Oh... Gitu ya, tante"

"Dek, minyak kayu putihnya tarok di tempat yang gampang. Pesan bunda kemaren, kalo adek mulai pusing, olesin aja minyak kayu putihnya di sekitar perut dan didekap biar anget," kata Rhesa yang sudah di hadapan Tias.

"Ih, kakak cerewet," ledek Tias

"Eee, dikasih tau malah ngeledek"

"Sudah, sudah. Nah, kamu ingat pesan bunda ya, dek?"

"Iya tante"

Tak lama seluruh rombongan yang akan pergi diminta berkumpul untuk di absen ulang. Setelah semua lengkap, masing-masing murid diminta masuk bus seusai daftar nama mereka.

🍭


Malam yang mengiringi para murid itu hendak berangkat pergi kian kelam begitu satu per satu bus pariwisata yang mengantarkan mereka meninggalkan sekolah.

Bus melaju di jalan yang rata dan lurus. Buat yang sedang terlelap, kondisi ini tentu menyenangkan karena perjalanan tidak terasa.

"Berani terima taruhan gue?" ujar Prita, si centil yang duduk di belakang sopir.

"Cuma taruhan gitu mah kecil" tanggap Raudah sambil menjentikkan kuku ibu jari dan kelingkingnya.

"Lo, Re? Berani?" tantang Prita pada Rere yang duduk di samping kanannya.

Kepala Rere mengangguk-angguk sementara matanya berkedip-kedip masih rada ngantuk.

"Lo, Na? Berani?" Prita menunjuk Nana yang duduk di belakangnya.

"Berani. Siapa takut" jawab Nana berani.

"Gimana dengan lo, Yas? Mau ikutan gak?" tawar Prita pada Tias.

Tias yang duduk di sebelah Raudah, ragu-ragu menjawab. Ikut gak ya? Tanyanya pada diri sendiri.

"Ikut aja, Yas. Kan taruhannya gak banyak-banyak kok" ujar Raudah menyemangati.

"Emang taruhannya gimana?"

"Gampang kok. Pokoknya kalo di antara kita ada yang bilang mabok, pusing, mual, atau tanda-tanda mengarah ke sana, kudu bayar sepuluh ribu. Kalo bener muntah, bayar dua puluh ribu, gimana?"

Tias makin ragu-ragu ikut taruhan itu. Taruhan tentang mabok kendaraan? Wah, kalau dalam perjalanan ini dia gak mabok aja udah bersyukur banget, tapi kalau di buat taruhan gini, apa Tias bisa melewatinya?

"Yas, siapa tahu dengan taruhan ini, lo malah nggak mabok?" bisik Raudah di telinga Tias.

"Tapi kan gue nggak tahu sampai kapan gue kuatnya"

"Tenang aja. Kita udah separoh perjalanan. Gue percaya kalo lo pasti bisa, Yas"

Tias masih ragu-ragu, bisakah dia mulai taruhan ini dengan baik? Tadi aja dia sempet pusing-pusing, untung nggak keterusan. Kalau keterusan kan bisa... Eh, mendadak dia ingat pesen Tante Nayla untuk berpikir yang senang-senang aja. Berbarengan dengan itu, bus berhenti dan mendadak seorang guru dan seorang siswa yang mengikutinya.

"Waah, Naufal pindah ke bus kita, Yas" bisik Raudah gembira begitu melihat pujaan hatinya.

"Nggak pindah, Dah?"

Raudah masih terkagum-kagum, kepalanya menoleh kebelakang mengikuti langkah sang pujaan.

"Yes! Gue bisa ngeliatin Naufal terus sepanjang perjalanan," kata Raudah seneng banget.

Tias jadi ikutan seneng. Terus terang, dia sebenarnya juga seneng kalau ada Naufal di bus ini, bahkan cuma karena sedap di pandang, tapi juga karena Naufal orangnya rame. Pinter melucu, jadi pasti bakal rame bus dengan leluconnya, dan itu berarti dia bisa melupakan kekurangan dari tubuhnya.

"Gue ikut taruhan ini, Ta" tiba-tiba Tias berseru mantap, dia sekarang yakin bisa memulai tantangan itu dengan baik. Tentu saja semua mata tertuju kepada Tias heran.


🍁🍁🍁

Jangan lupa klik tombol ⭐
Terima kasih 🙏

Pelangi Abu - AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang