Logica 15

116 7 0
                                    

Author Playlist as backsong: Evanescence - My heart is broken

Source pictures : pinterest

💞💞💞💞💞💞

"...that I will never find a way to heal my soul
and I will wander till the end of time
half alive without you
My heart is broken....

💞💞💞💞💞💞💞💞


Rhea sebenarnya cukup sering melihat Evan berciuman dengan Caroline sebelumnya. Mereka berdua memang tidak repot - repot menyembunyikan kemesraan mereka di depan publik. Namun, bukan ciuman seintens dan sevulgar ini.

"Wah, kita kedatangan tamu! Hallo Sweetheart, ayo bergabung bersama kami! Aku tidak keberatan menampungmu dipangkuanku yang kosong ini!" kata salah seorang teman Evan mengerling mesum ke arahnya.

"Hoi, jangan serakah, Max! Kau sudah punya dua jalang di kanan kirimu," Seorang pria dengan lengan kemeja tergulung berjalan mendekati Rhea. "Biarkan yang ini untukku saja. Aku suka sekali warna merah."

Orang itu menjilat bibir bawahnya dengan kurang ajar. Namun Rhea mengabaikannya. Bahkan saat si pria itu bermain - main dengan ujung rambutnya, mata Rhea tetap terfokus menatap Evan yang masih sibuk dengan mainannya.

"Jangan kurang ajar, Li. Dia itu tunangan Evan yang baru. Kau harus minta izin Evan dulu jika ingin menyentuhnya."

Manik kelabu miliknya, Rhea biarkan mengarah tajam ke seseorang yang barusan bicara. Sepupu brengseknya itu malah melakukan salute untuknya dengan bir ditangan. Namun dengan senyum yang terang - terangan mengejek.

Jasper Russell, desis Rhea pelan. Tunggu saja, dia juga akan menerima akibatnya karena telah bermain - main dengan seorang Rhea!

"Wow, jadi ini Russell Princess yang hilang itu? Hoi Evan, tamu istimewamu sudah datang!"

Rhea merasa dadanya nyeri. Bahkan setelah keributan dari teman - temannya, tampaknya kehadirannya tidak cukup penting untuk membuat Evan melepaskan tangannya dari jalang di pelukannya itu. Evan hanya melepaskan pagutan bibirnya dan menoleh kearah Rhea sekilas. Benar - benar sekilas.

"Kalian bisa memakai dia kalau kalian mau," ujar Evan acuh. Tangannya sibuk membelai - belai lengan mulus wanita di dekapannya.

"Wah, ini kabar spektakuler! Seorang Evan yang sebelumnya terkenal possesive disorder dan tidak mau kalah, membiarkan teman - temannya bermain dengan tunangannya kali ini?" ujar pria yang mendekati Rhea, Liam, bertepuk tangan heboh.

"Kheh, tenang saja. Aku sudah mencicipinya terlebih dahulu. Rasanya lumayan. Seperti yang diharapkan dari seorang jalang. Dan aku pikir, dia juga akan senang bermain dengan kalian."

Belati tak kasat mata menembus jantung Rhea seketika setelah Evan menyelesaikan kalimatnya.

Jadi dia mengingatnya! Batin Rhea berteriak sedih. Ternyata dia mengingat malam itu tapi tetap mengatakan hal seperti itu padaku. Jadi, yang terjadi malam itu tidak berarti sedikit pun bagimu, Evan?

"Nah, kau dengar kan, Princess? Tunanganmu sudah menyetujuinya! Jadi, bisa kita mulai sekarang?" bisik Liam. Semakin merapatkan tubuhnya dan memainkan ujung rambut Rhea penuh seductive.

Rhea tiba - tiba tertawa sangat keras. Liam yang sedang mengendusi sejumput rambut panjang Rhea yang sedari tadi dia mainkan sampai terlonjak kaget. Jasper dan yang
lainnya pun juga menatap Rhea heran.

"Benar ini yang kau inginkan, Evan?" ujar Rhea setelah tawanya meredup. "Kau tidak keberatan jika aku bermain - main dengan temanmu ini?"

Evan menatap tepat ke mata Evan meminta jawaban.

"Tentu saja. Untuk apa aku keberatan? Jangan munafik, Rhea! Aku tahu, meski kau berulang kali mengatakan cinta kepadaku, hal itu tidak akan membuat kakimu tidak membuka untuk orang lain juga kan? Jangan berlagak seperti kau hanya mengangkangkan kakimu untukku seorang, Rhea!" dengus Evan.

Setetes air mata menuruni pipi Rhea. Hanya setetes. Tidak akan Rhea biarkan ia menangis disini dan membuat mereka senang.

"Baik," lirih Rhea . "Baik, kalau itu yang kau inginkan."

Tanpa aba - aba, Rhea merengkuh leher Liam yang berada di sampingnya. Rhea menggelayut intim memeluk Liam yang reflek membalas merengkuh pinggangnya. Membawa tubuh Rhea semakin dekat kepadanya. Rhea menabrakan bibirnya ke bibir Liam. Menciumnya cepat dan keras. Memagut bibir orang yang baru ditemuinya itu penuh gairah.

💋💋💋

Evan menatap pemandangan di depannya dengan raut datar. Atau setidaknya berusaha tetap datar tak terpengaruh. Meski Evan akui dia terkejut dengan tindakan Rhea kali ini. Evan tak menyangka Rhea akan mencium Liam di depan mereka semua.

Evan tahu, dia sendiri yang mengatakan bahwa Rhea boleh bermain dengan teman - temannya jika Rhea mau. Dia tidak peduli. But by the way, sampai kapan ciuman panas itu akan berlanjut?

Dan lihatlah cara si Liam-sialan memanfaatkan kesempatan emas ini sebaik - baiknya. Tangan si brengsek-sialan itu sudah merambah menjelajah kemana - mana. Jelas terlihat sangat menikmati make out yang dilakukannya bersama Rhea.

Evan memang benar - benar tidak peduli. Ia yakin hal itu. Hanya saja, jangan tanyakan kepadanya kenapa telapak tangannya terasa perih karena terlalu erat mengepal. Jangan tanyakan kepadanya kenapa tiba - tiba ada dorongan tak masuk akal untuk mengambil sebotol bir dan memukulkannya sekuat tenaga ke kepala si mesum-brengsek-sialan! Jangan tanyakan kepada Evan kenapa makin lama alias nama Liam olehnya semakin aneh - aneh. Tolong jangan tanyakan kepada Evan. Karena dia sendiri pun juga tidak mengerti.

Jasper dan dua orang teman Evan yang lain semakin bersorak menyemangati saat pertunjukan live di depan mereka bertambah panas. Terlebih saat Rhea melenguh seksi. Mereka bertambah nyaring bertepuk tangan.

Namun bagi Evan, sorak - sorak itu terdengar seperti berasal dari dimensi lain. Lenguhan Rhea membuat kepalanya semakin berdengung menyakitkan. Entahlah. Mungkin Evan terlalu banyak minum. Atau dia sudah benar - benar telah kehilangan kewarasannya.

Benar. Dia memang sudah gila. Dia bahkan tidak sadar telah melangkahkan kakinya ke arah Rhea dan Liam. Dia mencengkeram lengan Rhea kasar dan menariknya menjauhi Liam.

Evan menatat tajam Rhea. Napas Rhea terengah - engah seperti baru saja berlari jauh. Bibir merahnya membengkak sensual karena ciuman.

Dan darah Evan semakin mendidih melihat pemandangan itu semua. Dia tidak suka melihat penampilan Rhea yang berantakan. Berantakan karena orang lain.

Tanpa mengucap sepatah kata pun Evan menyeret Rhea keluar dari ruangan itu bersamanya.

💋💋💋

A/N:
hai, hai, seperti biasa , minta retjehannya donk 😂😂😂
baca: vote n comment

hikarishifaa 😎

Illogically LovingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang