6. Origami Hati 2

689 18 0
                                    

"Rasaku bukanlah rasamu! Tapi rasamu adalah rasaku. "

-Jonathan C. Mckenzie-
***

***
Mata hati tak pernah cerita padaku

Gejolak cinta tak pernah terasa semu

Dan senyummu tiba-tiba saja terlintas dalam benakku

Rasanya tak harap ketika dulu

Aku, aku tak tahu jika harus tanpamu

Saat mata ini bertemu

Saat hati ini menyatu

Saat dirimu datang padaku

Dan saat itu pula aku ingin lebih mengenalmu

Dan aku rasa..

Aku sangat mencintaimu

***

Lagi-lagi sebuah tulisan indah yang terdapat pada origami hati telah ku temukan diselipan buku kimiaku itu. Tetapi yang sekarang ku temukan adalah kata-kata bukan puisi. Sialan! Siapa si yang kirim gue kayak gini!

"Lah tampang lo kenapa gitu? " Tanya Aya yang kini berada disamping kananku itu. "Heran gue! " Jawabku yang kini masih memandang kertas itu dengan tatapan kosong disana. "Lah ini apaan?! " Ucap Aya yang kini langsung merebut kertas itu. "Eh sialan! Balikin ngga?! " Ucapku sambil terus merebut kertas itu. Ternyata ada seseorang yang kini telah berhasil mengambil sebelum aku yang mengambilnya terlebih dahulu. "Apaan ni? " Tanya Doni yang membuatku kaget setengah mati disana. Tanpa memperhatikan ekspresiku itu ia langsung membacanya disana.

"Dari siapa? " Tanyanya dengan nada marah disana. "Ya kagak tau lah sayang. Aku juga nemu itu dibuku kimia sih. " Jawabku lantang. Lantas ku dengar ia menghela nafas disana. "Baiklah. Tapi inget! Kamu adalah pacarku. " Jawabnya sambil menatap ke arahku dengan tatapan mengancam disana. "Iya gue tau itu. " Jawabku malas.

Ku lihat ada seseorang yang kini melangkahkan kakinya ke arah kami. Tidak! Bahkan ku lihat ia tengah melangkah tepat ke arahku. Sialan! Ngapain tuh cowok jalan ke arah gue?!

"Hai Sayang! " Ucapnya lantang. Lantas ku lihat Doni tengah menahan sejuta emosi disana. "Hei lo! " Ucap Doni yang kini tengah menatap Roy dengan tatapan tajam disana. "Apa? " Tanyanya santai. "Bisa jaga sikap kagak? " Tanyanya yang kini terus menahan emosinya disana. "Sikap apa? " Tanyanya sambil terus memainkan ponselnya itu. "Anjing! Cari ribut lo! " Ucap Doni yang kini tak dapat menahan emosinya itu. Tanpa berfikir panjang Doni langsung memukul pipi kanan Roy dengan kerasnya. Tidak! Bahkan ku lihat sekarang ada darah disudut bibir kanan Roy itu.

Sekali lagi Doni memukul wajah tampan Roy itu dengan kerasnya. Seketika tubuh Roy jatuh ke lantai. Tak terima atas perlakuan Doni lantas Roy bangun dan langsung memukul balik wajah Doni yang kini memerah karna emosi disana. "Lo cuman liatin aja? " Tanya seseorang yang kini berada disebelahku. "Ya. " Jawabku yang kini terus memperhatikan mereka. "Menurut lo siapa yang menang? " Tanya Tiara yang kini berdiri tepat dibelakangku. "Mungkin Roy. " Jawabku yang langsung mengeluarkan uang 500rb disana. "Gua Doni berarti. " Ucap Tiara yang kini langsung mengeluarkan uang dengan nominal sama disana. "Anjing lo kira ini apaan! " Respon Aya yang kini masih saja memainkan ponselnya itu.

"Apa-apaan ni! " Ucap Jonathan yang kini tengah berdiri diambang pintu kelas disana. "Roy! " Teriak Alice di kejauhan. Lantas ku lihat Jonathan tengah memisahkan mereka berdua. "Hei nerd! Ganggu pemandangan aja dah lo sialan! " Teriakku sebal karna tindakannya itu. "Tau lo sialan! " Sambung Tiara sambil menatap manik mata jonathan dengan tajamnya. "Stupid! " Ucap Alice sambil menatapku dengan tatapan benci disana.

"Lo udah cari masalah sama gue! " Ucapku tak terima dengan perkataannya itu. "Aya! Tiara! " Panggilku kepada mereka. "Siap. " Ucap mereka bebarengan yang kini seolah tau apa yang harus mereka lakukan. Lantas mereka langsung memegangi tubuh Alice disana. "Mau ngapain lo? " Tanya Alice yang kini masih dipegangi oleh Aya dan Tiara disana. "Lo udah cari masalah sama gue! " Ucapku yang langsung menampar pipi Alice disana. Tak heran jika tak ada yang memisahkan tindakan kami disana. Karna tak ada yang berani melawan kami.

"Mysha! " Teriak Jonathan yang langsung memegangi tubuhku itu. "Apa lo anjing! " Ucapku yang mencoba melepaskan tubuhku itu dari dekapannya. "Eh sialan! Jangan sentuh cewek gue! " Ucap Doni tak terima. "Udah cukup! Tingkah lo kayak bocah banget lo anjing! " Ucap Roy yang kini menahan Doni disana. "Apa maksud lo? " Tanya Doni tak terima.

"Mysha dengerin gue! " Ucapnya sambil terus memeluk diriku itu. "Lepasin gue anjing! " Ucapku yang terus saja meronta-ronta agar bisa terlepas darinya. "Gue tau lo masih sayang sama gue! " Ucapnya tepat disebelah telingaku itu. "Apa? Ngga salah tuh? " Tanyaku kini yang masih saja menahan emosi disana. "Iya. " Jawabnya percaya diri.

"Kalian semua! Ikut saya! " Jawab seseorang diambang pintu sambil menahan emosi yang kurasa akan meledak itu.































TBC..

Hoamm galau mulu dah?! Kapan bahagianya atu? Busyett ajib gile bener dah>_<

Dear MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang