3. Origami Hati 1

924 17 0
                                    


"Terkadang rindu kepada seseorang memang harus di akui "

-Mysha Clarvania Putri-
***

***
                       Rasa

Pernah aku bertanya pada rumput yang bergoyang Tentang arti sebuah rasa

Namun rumput itu tidak
mendengar hanya bergoyang sesuka hatinya

Rasa. Rasa cinta tepatnya

Kurasa aku tengah mengalami itu

Terjebak dalam cinta karnamu

Rasa yang tiba-tiba bergejolak  disetiap kali aku melihatmu

Apalagi disetiap kali aku menemukan mata hitam pekatmu

Rasanya, aku ditarik lebih dalam untuk bisa mengenalmu

Aku rasa, aku punya rasa lebih padamu

***

Aku membaca berulang kali puisi yang ada ditanganku itu. Puisi yang terbungkus rapih menggunakan origami berwarna merah dengan bentuk hati disana. Siapa si yang ngirim gue puisi kayak begituan!

"Cielah dari siapa itu? " Tanya Aya yang kini berada dibelakang tubuhku itu. "Sini gue baca! " Ucap Tiara yang kini telah berhasil merebut kertas itu. "Eh sialan lo! " Ucapku tak terima. "Widih keren ni puisi. " Ucap Tiara kagum dengan puisi itu. "Dari siapa si? " Tanya Aya penasaran. Tanpa menggunakan suara dengan isyarat pundakku diangkat ke atas menandakan pertanyaannya sudah dijawab itu.

"Selamat pagi Mysha. " Ucap seseorang dengan penampilan culun disana. "Jiah, orang jelek itu ngga pantes nyapa cewek cantik kayak Mysha boy! " Ucap Aya sambil mendorong tubuh Jonathan menggunakan tangannya itu. Seketika tubuh Jonathan mundur ke belakang beberapa langkah. "Tau lu! Ngga tau diri beud si! " Ucapku ketus. Saat tanganku hampir menyentuh tubuhnya tiba-tiba ada seseorang yang tengah memanggilku dibalik jaket coklatnya itu.

"Pagi sayang. " Ucap Doni yang telah merusak kegiatanku saat ini. "Ah sialan tuh si Doni! " Ucap Aya frustasi. "Tau tuh anjing beud dah! Pasti tiap kali selalu merusak moment kita! " Ucap Tiara yang kini kembali duduk diatas mejanya itu.

"Apa? " Tanyaku ketus. Seketika tubuh Jonathan langsung berdiri dan segera pergi meninggalkan kami. Mungkin dia pergi ke kamar mandi! Seketika tubuh Doni itu berjalan ke arahku. "Jangan galak gitu donk sayang. " Ucapnya yang langsung mencium pipi kananku itu. Dasar laki-laki brengsek!

"Nanti malam ke club yuk! " Ajaknya yang langsung mendapat persetujuan dari respon kepalaku itu tanpa memberi tahu mulutku ini. "Bagus! " Ucapnya yang langsung mencium bibirku itu. "Hei, kalo mau mesum jangan disini napa! " Ucap Aya merasa risih. "Haha, tau lo anjing! " Ucap Tiara yang kini kembali fokus pada ponselnya itu.

                        ***

Kakiku gontai menuju rumah yang selalu aku tempati. Rasanya sangat malas jika harus kembali kerumah. Rumah yang ku rasa tak nyaman untuk ditempati itu.

"Eh non, kemana aja? Bibi dari tadi nungguin non. " Ucap seseorang yang kini telah menyambutku diambang pintu. Tanpa mendengarkan ucapannya aku langsung berjalan ke dalam rumah tanpa sadar pandangan ku menjadi gelap, gelap dan gelap. "Ya allah non, non mabuk ya. " Ucapnya sambil terus menyangga tubuhku itu. "Pak Slamet tolongin non Mysha! " Teriak Bibi Inem di kejauhan.

                       ***

***
Tak ku sangka..
Kau adalah bidadariku..
Bidadari terindahku..

Dear MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang