Part 2

4.1K 268 5
                                    

Pagi ini aku membantu Umi untuk menyiapkan sarapan, Nasi goreng buatan Umi memang yang paling terbaik dintara yang terbaik, tapi sepertinya aku tidak akan ikut sarapan disini.

“Umi.. Senja langsung pulang ke kostan ya” Ucapku

“Sarapan dulu ya sayang” Ucap Umi lembut.

“Takut telat masuk kerja umi, soalnya kan Senja harus ganti baju dulu ke kostan” Jawabku.

Sebenarnya aku masih ingin tetap disini, tapi bagaimana pun juga aku masih anak baru di sekolah, aku bersyukur karena memiliki teman kost yang baik, karena dia lah yang memberitahu ku mengenai lowongan kerja di suatu sekolah taman kanak-kanak, awalnya aku sedikit agak bingung mengenai cara menghadapi anak-anak, tapi ternyata anak-anak itu memberikan warna yang berbeda dalam hidupku.

“Yaudah.. Fajar tolong antarkan Senja pulang ke kostan nya ya” Ucap Umi kepada Fajar saat Fajar hendak minum.

“Gak usah Umi, Senja bisa pulang sendiri ko” Ucapku menolak

“Yaudah Senja mau ambil tas dulu ya di kamar” Ucapku lalu beranjak menuju kamar dan mengambil tas, setelah itu aku pamit kepada Abi Abdul dan Umi Maryam.

“Senja pulang dulu ya Abi, Umi Assalamualaikum” Pamitku

“Waalaikumsalam” Jawab Umi dan Abi kompak.

Saat aku keluar dari rumah sudah ada Fajar yang sedang berdiri di depan mobilnya, mau ngapain coba dia berdiri disitu seperti satpam saja, jangan-jangan dia menunggu ku lagi.

“Ayo masuk” Ajaknya saat aku berjalan dan hendak melewatinya.

“Gak usah, aku bisa pulang sendiri”

“Aku gak suka penolakan Senja” Ucapnya dingin, entah mengapa aku merasa takut dengan tatapan dinginnya itu dan akhirnya aku ikut bersamanya.

Tidak ada pembicaraan apa-apa di dalam mobil, aku masih kesal dengan sikap Fajar kepadaku saat di halaman belakang rumah itu dan membuatku malas untuk berbicara dengannya, tapi kenapa Fajar juga ikut diam ya, harusnya kan dia gak diem seperti itu, minta maaf kek gitu gak ada rasa bersalahnya banget jadi orang. Aku jadi ragu kalau Fajar yang ada di sebelah ku ini adalah Fajar teman kecil ku, karena Fajar teman kecilku sangatlah baik dan sayang kepadaku, gak seperti dia yang dingin, dan super duper cuek kepadaku.

“Sudah sampai” Ucapnya tanpa menoleh kepada ku, benar-benar orang yang menyebalkan, eh tapi kok aneh dia bisa tau kost an aku dimana, padahal kan sepanjang jalan aku tidak berbicara apa-apa kepadanya dan lupa memberitau alamat kostan ku kepadanya pula.

“Kamu gak mau turun” Ucapnya lagi

“Ih iya ni mau turun, judes banget si jadi laki kasian banget cewek yang bakal jadi istrinya nanti” Gerutu ku seperti ngomong sendiri sembari membuka pintu mobil dan hendak turun.

“Tunggu sebentar Nja”

“Ada apa lagi?” Tanyaku malas

“Ini dari umi” Fajar menyerahkan kotak makanan kepadaku, ternyata umi menyiapkan aku nasi goreng yang tadi dibuat oleh umi, Alhamdulillah rezeki anak Solehah hehe.

“Gak jadi turunnya?”Tanya Fajar lagi, seketika membuat mood ku kembali jelek.

“Iya ini juga mau turun kok, biasa aja kali ngomongnya” Ucapku kesal

Setelah aku turun dan menutup pintu mobil, Fajar segera menjalankan mobilnya tanpa pamit kepadaku. Benar-benar lelaki yang tidak punya pikiran, Kok bisa ya Umi dan Abi punya anak seperti Fajar, seseorang yang sangat menyebalkan seperti itu.

Senja tak SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang