Part 8

3.2K 189 2
                                    

Janjian dengan Fajar membuatku susah tidur, bahkan selepas sholat tahajud sampai sekarang ini aku masih segar, dan sudah rapih menunggu Fajar, padahal baru jam6 pagi loh dan Fajar janji untuk menjemputku jam7 pagi.

Tiinnnn

Suara klakson mobil, apa sekarang juga sudah parah, masa aku sampai berkhayal kalau Fajar sudah datang, haduuuhh.. seperti nya aku memang sudah mulai gila karena kesenangan menunggu Fajar. Lebih baik aku mencuci piring saja kali ya, tapi kan piringnya gak ada yang kotor jadi apa yang aku bakal cuci coba.

"Assalamualaikum"

Oke, sepertinya daya khayalku sekarang jadi lebih tinggi, bahkan suaranya pun aku dengar, Please Senja wake up.

"Assalamualaikum Sayang"

Aku diam membeku karena tiba-tiba saja ada sesosok Fajar yang tersenyum di hadapanku dan memanggilku sayang.

"Assalamualaikum Sayang" salam Fajar lagi karena sedari tadi aku masih belum jawab salam nya

"Waalaikumsalam" jawabku masih dengan ekspresi bengong

"Hei, kamu kenapa si?" Tanyanya dengan memegang pipiku dan membuat jantungku berdegup dengan cepat, sepertinya dia mulai khawatir dengan tingkahku

"Kamu beneran Mas Fajar?" Tanyaku polos, dia hanya tertawa mendengar pertanyaan ku lalu memeluk ku dengan erat.

"Mas kangen sama Senja" ucapnya

MasyaAlloh ini nyata, dia adalah Mas Fajar suamiku, ku balas pelukannya dengan erat pula, rasanya rindu yang selama ini ku rasakan terobati, andai aku bisa ingat lebih awal mungkin rindu ini tak akan menggebu

"Senja juga kangen banget sama Mas" ucapku, bahagianya aku bisa bertemu lagi dengan suamiku sekaligus sahabatku tersayang.

"Mas.. Maafkan Senja ya mas, maaf karena Senja banyak dosa dan kesalahan selama Senja hilang ingatan" ucapku menyesal

"Gak ada yang perlu di maafkan kok sayang, semua memang sudah ditakdirkan oleh Alloh, kita hanya cukup menjalankan nya saja dan dengan bertakwa juga" ucapnya.

"Tapi sayangnya aku cantik banget loh hari ini, beda banget" ucapnya sembari memperhatikan diriku dari atas sampai bawah.

"Apaan si mas" ucapku merona

Hari ini aku memang ingin berubah menjadi yang lebih baik lagi, semoga akan Istiqomah dengan jalan hijrah yang aku pilih ini, Aku memilih memakai gamis berwarna biru muda dengan Khimar yang senada, mungkin panjang khimarku masih belum sempurna tapi InsyaAlloh aku akan terus belajar agar bisa lebih sesuai dengan syariat.

"Berangkat sekarang yuk sayang" ajaknya

"Tapi, memang gak kepagian mas?" Tanyaku karena ini masih jam6 pagi

"Kita nyari sarapan dulu nanti di jalan"

"Nyari? Memang ada yang buang? Hehehe" ucapku bercanda

"Memang kamu mau kalau aku kasih makanan yang sudah dibuang?" Tanyanya

"Yaaa.. gak si hehehehe" ucapku lalu dia tersenyum.

Aku mengunci pintu rumah dan pintu gerbang ku, karena gak mungkin kan aku meninggalkan rumahku yang kosong tanpa penghuni ini dengan keadaan terbuka, sama saja mengundang maling itu mah.

"Gak pamit sama Abi dan umi dulu mas?" Tanyaku

"Umi dan Abi belum pulang, yuk kita jalan" ucapnya lalu membukakan aku pintu mobil, jadi berasa di istimewain sama Fajar deh hehe

Fajar mengendarai mobilnya dengan santai tapi dia masih tetap gak berbicara ketika sedang mengendarai mobil, apakah Fajar memiliki trauma karena peristiwa kecelakaan tiga tahun lalu itu?

Senja tak SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang