Sudah satu jam aku menunggu Fajar di stasiun Lenteng Agung tapi dia tetap saja belum muncul-muncul, sebenarnya kemana dia, apa dia beli sesuatu dulu untuk aku ya, ya ampun aneh-aneh saja pikiran ku ini, sempat-sempatnya aku kepedean seperti ini.
Kalau saja semalam aku jadi menginap di rumah umi, mungkin kami bisa berangkat bersama pagi ini tapi ternyata Bu kostku menelepon ku dan marah-marah nagih uang kost, itu ibu kost horor banget deh baru telat dua hari bayar aja udah marah-marah begitu, malahan disangkanya aku kabur, sebenarnya aku bisa saja tinggal di rumahku yang lama tapi aku masih belum bisa karena begitu banyak kenangan di rumah itu bersama kedua orang tua ku.
Sudah hampir dua jam tapi Fajar masih belum datang juga, akhirnya aku mencoba untuk menghubungi Fajar, tapi handphonenya tidak aktif sebenarnya sedang apa si dia, apa jangan-jangan dia lupa sama janjinya kepadaku.
"Huuuuuuu.. menyebalkan banget si Fajar, aku udah kaya ikan asin yang nunggu diangkat, udah Dandan cantik-cantik tapi malah gak dateng-dateng" ucapku kesal sendiri
Biarlah semua orang melihatku, mungkin mereka pikir aku sudah gila karena berbicara sendiri, tapi bagaimana ya aku udah capek nunggu dua jam kaya begini, akhirnya aku memutuskan untuk ke rumah umi dan mencari tau sebenarnya Fajar kemana si sampai gak Dateng-dateng ke tempat janjian kami.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Dengan menaiki kereta yang berdesak-desakan, lalu menaiki ojek online akhirnya aku tiba di rumah umi, tapi kenapa terlihat sepi ya, apa mereka sedang pergi."Senja"
"Assalamualaikum Abi" salamku lalu mencium punggung tangan Abi
"Abi mau kemana?" Tanyaku bingung karena saat aku datang Abi sudah bersiap-siap untuk pergi sembari menaruh tas ke dalam mobil.
"Oh... Abi ada urusan sayang, jadi harus pergi" jawab Abi
"Terus umi mana bi?" Tanyaku karena gak biasanya Abi berangkat sendirian
"Umi sudah ada disana duluan Nja"
"Terus kalo anak Abi ada di rumah?" Tanyaku malu-malu saat bertanya kepada Abi
"Fajar maksud kamu?" Tanya Abi dengan senyum meledek
"Ih Abi apaan si, iya maksud aku Fajar"
"Hehehe... Memang Fajar gak bilang sama kamu Nja?" Tanya Abi
"Bilang apa ya bi?" Tanyaku bingung
"Fajar sedang ada panggilan mendadak dan harus pergi sebentar"
"Mendadak? Kemana Bi?" Tanyaku, karena Fajar tidak bilang kepadaku dan dia sudah ada janji kepadaku terlebih dahulu.
"Katanya kemana yaa.. aduh Abi lupa Nja, hmmm.. oh iya, Senja.. sepertinya Abi sudah telat, kamu mau tinggal di dalam aja?" Tanya Abi dan seperti sedang terburu-buru.
"Eh.. gak bi, Senja balik aja ke kostan, salam untuk umi ya Bi, Assalamualaikum" pamitku
"Waalaikumsalam.. Senja Abi antar aja yuk?"
"Gak usah bi, Abi hati-hati ya"
"Yaudah.. kamu juga hati-hati ya sayang" ucap Abi, kemudian aku pergi meninggalkan rumah umi.
Bingung, apa si yang ada di pikiran Fajar, oke ... Mungkin memang panggilan itu mendesak tapi emang gak bisa apa telepon aku atau SMS aku sebentar saja untuk membatalkan janji, udah aku menunggu hampir dua jam an, memang dia pikir aku wanita seperti apa si sampai dia berlaku seperti itu kepadaku.
Entah kenapa kaki ku berhenti tepat di depan rumahku yang lama, rasanya sudah lama aku tidak datang kesini, semenjak kecelakaan itu aku hanya berani membawa kunci rumah ini kemana-mana, dan menolak untuk melewati rumah ini, tapi entah kenapa aku merasa rindu, rindu akan rumah dan kenangan yang ada di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja tak Sendiri
Spiritual(SELESAI) Aku masih belum mengerti dengan kenyataan ini, kenapa dia datang tiba-tiba? Siapa dia? Apakaah dia benar suami ku? . . . . . . . . . . . . . @fida_safitri 05 Juni 2017