It ain't wrong loving you.

18 0 0
                                    

Aku berhenti berpikir yang tidak tidak tenang Aaron, kamarku di apartement ini ber ukuran 4x4 meter.Tidak besar tapi cukup. Di lantai 10 dengan view kota New York membuatku cukup betah di kamar ini.

19:00 tiba-tiba iPhone ku bergetar, ternyata ada sms dari seseorang :
•Unknown Number: Hey Daniel, what are you doing now?
Bukannya menjawab aku malah takut, teringat film-film terror.
•Me: Siapa ya?
•Unknown Number: Harry Styles versi ohio 😜😜
•Me: wait. Aaron??
Lagi-lagi aku salah tingkah, hanya karena Aaron mendapatkan nomorku,aku langsung menyimpan nomornya.
• Me: Darimana kamu dapet nomor telepon aku?
• Aaron: Tadi aku tanya siapa nama sahabatmu. Itu Hazel, aku men-DM instagramnya dan menanyakan nomor teleponmu
Dan aku berpikir shit kalo hazel ngira ada sesuatu gimana, eh gaakan dia terlalu bodoh,yang jelas pasti dia geer.
Me: Kau terlalu malu ya untuk menanya langsung?
•Aaron: Engga, nanti kesannya kurang seru. Apakah Ibumu sedang di apartement? Keberatan jika aku mampir? Tidak ada sesuatu yang harus aku kerjakan dirumah.
Di suatu sisi aku ingin Aaron datang, di sisi lain aku masih trauma tentang kejadian Zach.
me: tunggu di lobby, kalau sudah sampai, telepon aku.
•Aaron: Siap, kapten.

Aku langsung ganti baju dan cuci muka, dan tidak sampai stengah jam Aaron meneleponku
Daniel : hallo?
Aaron : hallo daniel aku sudah di lobby, cepat jemput. Satpam apartement ini sangat sinis kepadaku.
Daniel : Hahaha, Bentar

Aku langsung kebawah menggunakan lift, menuju lobby dan saat layar lift menunjukan sudah sampai lobby dan pintu lift terbuka. Aku keluar dan mencari cari Aaron dan dia sedang duduk di sofa lobby.
Aku berteriak "Aaron!", lalu dia tersenyum kepadaku. "Abis mandi?" , "seriusan? Cuma aku bertamu doang kamu mandi?" , "enggak lah, enak aja. Aku orangnya bersih ya. Maaf" kataku "wow Daniel Kingsley, calm down" aku sangat suka jika Aaron menyebutkan nama panjangku.
Lalu kita menggunakan lift untuk naik ke lantai sebelas, layar di lift menujukan lantai 10 dan pintu pun terbuka. Lalu aku menuju pintu apartement ku, lalu menempelkan kartu, dan pintu ruang apartement ku terbuka.

Lalu aku dan aaron menuju ruang televisi dan mengobrol "Hey, kapan Ibumu pulang?" Tanya Aaron, "Besok, tenang aja Ibu gapernah keberatan kalo ada tamu kok" lalu Aaron tersenyum. "Sepertinya di kamar ini view gedung-gedung New York sangat terlihat jelas", "ohiya, ada apa dateng kesini malam malam? " sebenarnya sih tidak teralu malam, tapi untuk orang yang baru aku kenal sehari. Ini jam yang lumayan sudah malam. "Aku bosan, butuh teman maksudnya, oh iya aku bawa macbook, Mau Menonton series tv?" Aku menangguk, "eh sebaiknya jangan disini nontonnya, di kamarku saja. Kamu harus liat view Kota New York dari kamar aku", lalu aku menuju ke kamarku, dan seperti yang kuduga sebelumnya, muka Aaron terlihat sangat manis saat dia melihat se isi kota New york" kamarku memiliki jendela besar di depan kasurku, menghadap ke tengah-tengah New York City.

Lalu aku memutuskan untuk menonton di kasur sambil membawa popcorn cepat saji dan minuman soda, dengan posisi tengkurap .
, "mau nonton series apa?" Aku tanya kepada Aaron, "Riverdale, baru sampai episode 3, kamu tahu seriesnya?" , "kayaknya kalo soal Riverdale aku lebih unggul aku sudah sampai episode 5" aku menyombongkan diri , sebenernya seriesnya sudah tamat. Lalu kita memutuskan menonton dari episode 3, sampai di episode 5 kita istirahat , capek melihat laptop depan mata 2 jam nonstop. "Aaron, kamu bakal menginap?", "Keberatan ga?" Dia tanya. "Hmm, engga kok". Lalu Aaron berkeliling kamar ku sejenak, aku tahu daritadi dia memperhatikan apa dia memperhatikan Rak khusus album Taylor Swift. "Pernah nonton konsernya?" , "pernah, 1989 world tour" kataku jujur, saat aku menonton konsernya aku menangis saat lagu berjudul enchanted di mainkan dengan piano . "Hey jangan bohong, aku juga datang tahun kemaren", "aku serius itu tikeynya" aku menunjuk pajangan tiket konser Taylor Swift.

Lalu kita melajutkan series Riverdale, sepertinya sampai di episode 6 aku sudah mengantuk. Dan dengan tidak sadar aku tertidur di lengan Aaron. Aku tidak tahu jika Aaron pulang atau menginap.

Tadi malam aku sempat terbangun. selesai menonton pada episode 6 , Aaron memutuskan untuk keluar kamarku . Sebelum dia keluar, aku tadi malam dia melihat aku mereasa kedinginan, Aaron menurunkan suhu AC di kamarku, dan dia menyelimutiku, dan kalau tidak salah tadi malam Saat aku tertidur di lengan Aaron dia tidak bergerak karena khawatir aku terbangun. Yaampun andaikan dia tidak straight. Aku rela jadi pacarnya, berbeda dengan si burung kotor , si Zach. Sudahlah tidak usah di bahas.

06:30 , Saturday
Keesokan harinya, aku terbangun saat pagi. Aku melihat kanan-kiri tidak ada Aaron. Apakah dia pulang? Lalu aku keluar dari kamar, tidak. Ternyata Aaron tidur di sofa ruang tengah, sofa itu emang sangat nyaman untuk ditiduri. Tidak jarang aku ketiduran disitu setelah nonton tv.

Tadinya aku berniatan untuk membangunkan Aaron. aku melihat Aaron tidur , oh god dia bahkan terlihat tampan tanpa menggunakan kacamata. Daripada aku tidak melakukan apa apa, aku memasak untuk sarapan. Aku hanya bisa 1 menu masakan seumur hidup, yaitu omelette.
Aku memasak 2 omelette, aku membuatkannya juga untuk Aaron.

Lalu Aaron terbangun dan memakai kacamatanya. "Daniel, kau sedang masak", "kamu suka omelette? Aku hanya bisa masak itu" dia tersenyum dan mengangguk. Setelah itu aku dan Aaron makan di meja makan.
Tiba-tiba bel Apartement berbunyi, mungkin itu Ibu. Lalu aku meninggalkan Aaron yang sedang sarapan dan pergi membuka pintu dan itu adalah Ibu. Lalu aku dan Ibu berpelukan, "Bu, kenalkan Dia baru pindah dari ohio kesini, satu sekolah. Ibu, Aaron. Aaron ini Ibuku" lalu mereka berjabat tangan. "Daniel aku harus pulang ke rumahku, Ayahku mebutuhkanku untuk menjaga adik" , "oh yasudah, mau aku antar ke lobby" aku tawarkan Aaron. "Boleh" Lalu aku mengantar Aaron sampai depan Lift lobby , "Sampai bertemu Hari senin disekolah bye Daniel Kingsley" , "sms atau telepon jika butuh apapun" , lalu Aaron mengangguk dan segera jalan menuju luar Lobby.

I LiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang