Ramadhan kali ini sesuatu yang indah. Mengapa? Karena aku dapat kembali ke tanah air. Aku suka jalan pada sore hari. Sahabat-sahabatku mengetahui aku suka sekali dengan kesendirian dan sangat menyukai senja. Mengapa senja? Karena sinarnya tidak terlalu meredup dan tidak terlalu menyilaukan. Tapi setelah ramadhan datang aku harus siap menjalani hidup bersama orang asing yang tak ku ketahui siapa dia dan bagaimana dia karena ayahku mempercayakan dia untuk menjagaku, dia mengubah hidupku menjadi pelangi tetapi tak mengubahku untuk menyukai senja.
Di hari-hari sebelum ramadhan datang, aku senang sekali berjalan-jalan ketika senja datang. Ya aku tau bahwa itu tidak baik, syaitan banyak berkeliaran di saat itu.
Tapi.....
Saat aku berjalan-jalan di sekitar rumah pada saat senja aku sudah lebih dahulu mendengar ada panggilan dari Rabb-ku.Adzan Maghrib
Ketika itu aku terpana dengan yang seseorang yang menyuarakan panggilan itu. Suara itu indah sekali. Menenangkan hati. Ada beberapa massa yang berbeda ketika mendengarnya. Pertama, ketika aku akan pergi meninggalkan sahabatku. Kedua, saat aku berjalan-jalan di sekitar kompleks dihari-hari sebelum ramadhan. Dan yang terakhir ketika dia berdiri di depanku untuk menyuarakan bahwa shalat telah datang.
Dia yang aku suka! Tapi aku tak tahu siapa dia?!
Sehari setelah aku mendengarkan Adzan itu aku pergi, pergi meninggalkan tiga sahabatku. Kemana aku? Kisah lucu dari enam akhwat yang ingin berhijrah dan akhirnya mendapatkan seorang pangeran yang memasuki hati akhwat-akhwat itu tanpa meminta.
Dan bulan syawal aku dinikahkan ayahku dengan seseorang yang entah siapa dia. Karena aku tak ingin melihatnya dulu sebelum halal.
Siapa dia??
Apakah dia orang yang sama? Yang berada pada masa laluku? Atau seseorang yang baru dan akan mengisi hari-hariku?!"Walau aku masih berharap itu kamu, tapi aku tau, Ridho Allah swt. adalah Ridho orang tuaku." itu lah yang keluar dari mulutku saat aku sedang ngomong sendiri menatap Al-Qur'an pemberian Sang Masa Lalu, sebelum hari penikahan datang menghampiri.
Apakah aku akan bersama dengannya? Sang masa lalu?
KINI
Di suatu hari saat bulan ramadhan telah pergi sejak 25 hari, aku duduk di taman belakang rumahku memandang senja yang kini sangat sempurna terlihat. Tak sadar bahwa ada yang tengah mengamatiku dan berada tepat di sisiku.
"Kamu itu seperti Pelangi"
Dia tampak mengamati mimik wajahku. Tapi aku tak sekalipun menoleh kepadanya.
"Karena membuat hidupmu berwarna?"
"Tidak"
Hening
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik
1 menit
"Kamu membuat rasa yang berbeda, rasa itu melekat di hati, tapi ku tepis. Walau kamu masuk dan mencemari otakku dengan hadirnya dirimu dan semua kenanganmu, aku hanya bisa menyebut namamu dalam setiap do'aku walau aku malu."
"Mencemari?"
"Iya, bahkan meracuni." aku melihatnya yang melihatku. "Agar pikiranku tertuju padamu"
Dia tersenyum
"Aku Jahat?" katanya lagi.
"Pasti, bahkan kau sempat nyempil dalam sujud panjangku" dia tertawa.
"Afwan Jiddan"
"Sudah seharusnya" aku pun tersenyum dan menantapnya dalam sembari berkata. "Kamu Pelangi yang memberikan rasa yang berbeda dan tak kasat mata"
Jingga di ujung barat sana menyaksikan sesuatu hal.
Yaitu......
Dia Mengecup pipiku.
Ah.. merah merona...syuut jangan bilang siapa-siapa dulu.
Kita sudah halal -bi halal-. :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Tak Kasat Mata
SpiritualMari bertemu dalam sujud, do'a, dan tangis di malam hari. Di mana ada kamu di situ di dalam do'aku. Kamu menggantikan dia yang lalu dan memperbaharuinya dengan cara sederhana, sesederhana tatapan itu. -ikhwan? Menanti Sang Pemilik Hati menetapkan pe...