"Shakiba"
Aku takut menoleh karena suara itu suara laki-laki. Tapi akhirnya aku pun berbalik bersama dengan Aya dan Via
"Ya" hanya itu yang bisa ku jawab. Karena aku tau adab jadi harus ghaddul bashor. "Siapa ya?"
"Oh kamu yang namanya Shakiba, besok temui saya. Datang saja ke ruangan saya, kalau besok tidak ada saya maka temui Ustadzah Halimah. Saya pergi. Assalamualaikum"
Seusai mengucapkan salam kami bertiga saling tatap menatap. Dan akhirnya sama-sama mengangkat bahu setinggi monas. Lalu tertawa receh dan berbalik pergi.
••••••
Malam hari ini, gadis itu tampak gelisah. Mendesah. Mengguling-guling. Lalu bangun.
Bukan tak betah melainkan ia lupa menanyakan siapa yang tadi menyuruhnya untuk menemuinya. Bagaimana?Ah apaan sih, gitu aja dipikirin. Besokkan bisa tanya-tanya santriwati lain. Batinnya
Bertanya?
Apa dia bisa.
Kita tunggu saja aksinya
Lagi pula kapan ia akan bertemu dengan lelaki itu.Lama sekali Shakiba membatin lalu ia menyelam juga dalam alam kubur. Eh alam mimpi
Keesokan harinya ketika gelapnya malam masih santai bertengger di langit sang Pencipta para santri maupun santriwati pun telah berkumpul dalam masjid Al-Huda untuk melaksanakan ibadah sholat Tahajud dan menambah hafalan ataupun setoran kepada para ustadz dan ustadzah.
"Sha, mau kemana? Kan kita mau nambah hafalan dulu di sini bareng-bareng sambil nunggu Aya"
"Kaila mau cari Aya" Sha menekankan kata Kaila. Karena ia merasa Shakiba terlalu berat diucapkan dan juga telah disebut oleh orang asing yang tiba-tiba saja menyuruhnya untuk menemuinya tanpa kejelasan dimana dan siapa dia.
"Shakiba Kaila" ucap seseorang yang melangkah mendekat kearahnya dan Via yang ada dibelakangnya.
Shakiba Kaila Zahira. Begitu nama gadis berusia 16 tahun yang lahir pada hari Minggu tanggal 20 Jumadil Akhir 1422 H(anggap saja begitu*note: gak usah diitung kasian kamunya) dari dalam rahim ibu yang bernama Shakilla Azzahra dan ayah yang bernama Ali Abrar. Shakiba berasal dari Shaki(lla) dan Ba(Abrar/Aba-panggilan pas mereka pacaran dulu). Kaila artinya penghormatan dan Zahira karena lahirnya hampir sama dengan lahirnya Fathimah Azzahra binti Muhammad tapi diganti Ira soalnya nama dari neneknya. Dia anak kedua dari dua bersaudara. Nama tetehnya Nabila Hutapea. Lah kok ada marganya?. Entahlah mungkin dia anak pungut. Jahat banget saya.
"Ya, siapa ya?"
"Saya Ustadzah Halimah, apa kamu disuruh Afkar untuk menemui saya ataupun dia?"
Afkar Apa mungkin nama lelaki yang seenaknya nyuruh-nyuruh nemuin dia.
"Iya ustadzah" jawab Aya yang berada di belakang Via sedang memakai kembali niqabnya.
"Baguslah kalau begitu. Jadi mulai hari ini kamu tidak lagi boleh memakai handphone kamu, tidak menghubungi ayah kamu, tidak meminta uang keperluan kamu dan kamu harus bisa mencukupi keperluan kamu di sini dengan bekerja. Dan setelah kamu menyetorkan hafalan ke ustadzah Shofiyah kamu harus menyetorkan kembali hafalan kamu ke saya ataupun Afkar" katanya penuh penegasan tetapi tetap lembut."Haaaaaaaaaaaa" mulut Sha terbuka selebar-lebarnya terowongan kereta api. Berlebihan. Untung saja ia menggunakan niqab jadi tak terlihat. sha melirik-lirik dua sahabatnya yang sama kagetnya seperti dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Tak Kasat Mata
SpiritualMari bertemu dalam sujud, do'a, dan tangis di malam hari. Di mana ada kamu di situ di dalam do'aku. Kamu menggantikan dia yang lalu dan memperbaharuinya dengan cara sederhana, sesederhana tatapan itu. -ikhwan? Menanti Sang Pemilik Hati menetapkan pe...