7| Uu & Aya

24 4 0
                                    

”Kurang cerdas dapat di perbaiki dengan belajar, kurang cakap bisa dihilangkan dengan pengalaman. Tetapi kurang jujur payah untuk memperbaikinya.”

-Bung Hatta-

****

Jika jingga telah lama menghilang, maka mereka para manusia akan bergegas menata tempat tidur dan menarik selimut lalu bobo cantik. Lain dengan para manusia yang berada di kawasan Pondok Pesantren Al-Fatah kini, mereka menghidupkan malam dengan melakukan pengajian rutin yang diadakan setiap malam Jum'at.

"Assalamu'alaikum ukhty?" salam seorang lelaki berjaket merah dengan duduk di atas motor Saturnus Xx -anggap saja begitu- di sertai senyum.

"Wa'alaikumsalam warohmatullah" jawab Aya, Via, dan Shakiba.

"Ukhty. Di sini ruang kepengurusan santri baru di mana ya?" katanya berlanjut.

"Di depan ada ada belokan," jawab Via. Pria itu mengamati apa yang di tunjuk oleh Via. " terus belok kiri, nah setelah belok kiri, lurus tuh"

"Nyampe?"

"Enggak, di depannya nemu pertigaan, terus.."

"Belok?"

"Enggak! Lurus" katanya kesal karena dipotong.

"Jangan di putus-putus dong." sahut Aya kali ini.

"Iya iya maaf, lagian kalau putus, kan susah balikannya." kata pria itu terbawa perasaan.

"Terus antum lurus. Nanti di sana ada warung. Gak jauh dari warung situ deh."

"Apanya? Ruang kepengurusan?" tanyanya

"Bukan. Pintu keluar pesantren!" jawab Akhwat Baperan.

Kemudian kaki ketiga sahabat Fillah itu melangkah pergi tak menghiraukan pria itu.

Dari kejauhan nampak banyak akhwat-akhwat yang telah berada di dalam Masjid.
"Hey. Anti cepat masuk! Ini sudah mau dimulai acaranya."

"Na'am ustadzah, Afwan Jidan, kami telat." ucap Shakiba pada Ustadzah Aina -salah satu ustadzah yang bersikap galak, tegas, dan mudah tersinggung, bahkan ia mempunyai suami yang mirip seperti Mike Tayson. Dan anak kembar berkepala botak- jangan-jangan dia adalah ibunya Upin & Ipin yang telah meninggal- dan Ustadzah ini sering sekali berada di dapur pesantren hanya untuk mengecek para pengurus, tapi Saat Shakiba yang berada di dekatnya ia berkata: "Shakiba, nanti kalau sayurnya udah masak, saya minta, hari ini saya gak masak.". Entah itu alasan saja atau memang benar dia tak memasak. Karena sering kali Ustadzah Aina mendekati para santri yang sedang mengaduk sayur.

Setelah bergelut dengan Ustadzah Aina, para sahabat Fillah itu duduk dekat gorden panjang di tepi ruangan.

"Eh, Sha, eh lupa, anti kan gak mau lagi dipanggil Sha. Kaila! Liat siapa yang hari ini ceramah?!" perintah Anaya membuat yang disuruh membuka sedikit gorden dan-

"Hah??" Shakiba terkejut dan menutup wajahnya.

"Kenapa?" tanya Via dan Aya.

"Ikhwan yang tadi kita liat, trus nanya-nyanya ruang kepengurusan ternyata dia ada di sini" katanya panik.

"Ya Allah, Kaila dia mungkin aja ke sini cuma buat ikut kajian. Kan kajiannya rutin tiap dua minggu sekali." jawab Aya tenang.

"Tapi tadi dia naik ke atas podium."

"Apa!!" Via dan Aya langsung kaget dan tak sadar telah berteriak, membuat para Ustadzah yang berada di depan membelakangi gorden langsung memasang mata memangsa.

Pelangi Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang