Songs for this last chapter :
• Sweet Creature - Harry Styles
•Night Changes - One Direction
•Just Hold On - Louis Tomlinson;Steve Aoki
•Perfect - Ed Sheeran
A/n dibawah bolehlah di baca nanti. he he, Jangan pukulin Aku Ya buat endingnya("
•••••
Air hujan membasahi tanah pemakaman. Yang lain menggenggam payung mereka, sedangkan aku duduk lemas di depan pusara Billy.
Kemarin setelah kembali ke apartemen Adrean, Angel memberitahuku jika Billy kritis. Dia kejang dan sempat kehilangan detak jantungnya. Adrean memintaku untuk memberitahu Ayah tentang ini, bagaimana pun juga, Ayah adalah kakek Billy. Mungkin Ayah bisa membantu atau melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Billy.
Tapi semua terlambat.
Pertunanganku besok, dan saat aku bahagia nanti, kebahagiaanku tak akan sempurna. Aku kehilangan sesuatu yang sangat berarti, Billy. But before I already being forced to leave the love of my life. Kehidupanku sungguh kuakui lebih runyam semenjak Ibu meninggal.
Seseorang menyentuh bahuku, aku asumsikan itu adalah Adrean. Kurasakan tubuhnya merendah, kemudian dia malah memelukku. Aku tenggelam dalam pelukannya yang hangat, menangis sampai aku lega. Ini adalah pelukkan kesukaanku.
Tunggu …
Kesukaanku?
Aku menengadahkan kepalaku. Mata hijaunya berkilatan akibat menangis. Wajahnya sembab, Harry terlihat buruk. Di lain sisi, aku senang dia datang ke pemakaman Billy. Di lain sisi, aku sedih karena dia memelukku, itu akan memersulit diriku untuk lepas darinya.
"Billy sudah bahagia. Dan dia juga ingin melihatmu bahagia besok," ujarnya sembari tersenyum.
Aku mengarahkan pandanganku lurus ke depan. Empat teman Harry yang lain ternyata juga hadir, Liam, Louis, Niall, dan Zayn, mereka di sini dalam kondisi berkabung sepertiku.
Saat aku berdiri dan menoleh ke belakang, Adrean masih setia di belakangku selagi tersenyum. Aku beringsut mendekat padanya saat Harry berdiri. Bukan maksudku menjauhi Harry, tapi jika Harry sudah bisa membiarkanku menuruti kemauan mendiang Ibuku, maka aku juga harus bisa.
Tangan besar Harry menjabat Adrean, kedua pria itu berjabat tangan cukup lama. Tidak melepas jabatan tangan mereka, Harry berkata, "Bahagiakan dia. She doesn't deserve sadness. Noela adalah gadis baik, kau juga harus menjadi tunangan sekaligus calon suami yang baik pula untuknya."
Jantungku terasa lepas. Berusaha mengedarkan pandanganku ke segala arah, hanya untuk menahan agar aku tidak menangis lebih keras. Aku melihat Ayah tidak bereaksi apapun atas kehadiran Harry di sini. Beliau hanya diam sambil menatapku sendu.
"Aku berjanji," balas Adrean. "Tapi … bolehkah aku menanyakan sesuatu?"
"Tanyakan." Harry mengulum bibirnya. "Jika aku bisa menjawab, aku akan menjawabnya dengan jujur."
Adrean terlihat resah. Pria ini kemudian menatapku sejenak dengan tatapan yang tak dapat aku tafsirkan. "Harry," Dia kembali menatap Harry, "apa kau rela ini semua terjadi? Maksudku, aku dapat melihat cinta di antara kalian, lebih besar daripada yang Noela miliki untukku."
Harry menghela napas dan sedetik kemudian tersenyum lebar. "Aku bisa mendo'akannya agar selalu bahagia."
"Karena itu cara terbaikmu untuk mengungkapkan cinta." Adrean menambahi. "Harry … — "
KAMU SEDANG MEMBACA
Moments ✔
Fanfic[COMPLETED ON JUNE 9th 2017] Menurut seorang Harry Styles, tidak ada liburan musim dingin adalah hal yang paling buruk. Ditambah lagi dengan kegiatan pertukaran pelajar singkat yang akan berlangsung selama beberapa bulan. Lebih buruk lagi, saat seor...