Empat : Noela

980 167 73
                                    

Aku menyesal menyetujui kegiatan ini! Sangat amat menyesal! Tuhan, bisakah waktu diputar kembali? Ke saat di mana aku belum menyetujui ajakan untuk ke London? Aku menyesal, perlu berapa kali lagi Aku mengungkapkan agar Tuhan mendengar?! Sialnya aku.

Bertemu Harry Styles, satu kelompok tugas musim dingin dengannya, bertetangga di asrama, apa lagi? Semua itu buruk, benar-benar buruk. Tidak ada satupun di dunia yang pastinya ingin menempati posisiku.

Dia pria aneh yang acak-acakan. Tinggal bersama seekor kucing jantan yang bundar dan besar. Untuk apa? Sudah kukatakan, dia aneh dan tidak jelas.

Kurasa saat ini menikmati liburan adalah hal yang indah, jika aku tidak pergi ke London. Tentu saja, jika aku memilih libur, aku pasti sudah di depan perapian sambil membaca novel kesukaanku.

Karena terlalu sebal dengan Harry, aku sampai lupa tujuanku kembali ke asramaku sendiri. Aku akan mengajarkan pada Harry bagaimana caranya menjaga kebersihan yang baik. Dia jorok sekali! Bagaimana dia betah berada di lingkungan seperti itu?

Disamping itu, aku juga akan mengajarkan sesuatu padanya. Tentang bagaimana menjadi pria baik dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Dan itu dimulai dari kebersihan lingkungannya sendiri.

Segera aku menyambar kain pembersih kecil dan peralatan bersih-bersih lainnya. Aku juga sengaja mengikat rambutku ke atas, memakai masker, dan membawa banyak tissue. Aku sedikit alergi debu, aku yakin banyak debu di sana. Dilihat dari kebersihannya saja sudah minim, tentu debu adalah salah satu yang pasti berada di sana.

Setelah itu, aku sengaja menunggu hingga jarum jam menundukkan tepat pukul 6 sore. Tepat saat semua mahasiswa di sini pasti sudah merasa penat dan mengantuk. Biarkan saja, katakan saja aku tega. Tapi ini juga untuk kebaikannya.

Aku menunggu dengan sabar. Tuhan sendiri menjanjikan kebahagiaan bagi umatnya yang mau bersabar. Biarkan saja nanti aku bahagia di atas penderitaan Harry.

17.54

Ya, ini saatnya. Aku akan memberikan Harry pelajaran. Bagaimana caranya menerima tamu yang baik, apalagi seorang gadis. Mana ada pria baik yang menjamu tamu gadis ke rumahnya dengan rumah seperti kapal pecah. Oh ralat, kurasa itu lebih buruk dari kapal pecah. Bisa beritahu padaku apa yang lebih mengerikan daripada sekedar kapal pecah? Kapal terbalik, atau kapal terbanting, mungkin.

Aku sudah seperti siap merobohkan rumah asrama Harry saja. Dengan vacuum cleaner, pembersih kaca, dan peralatan bersih-bersih lainnya yang sudah siap aku bawa. Harry pasti tidak pernah membersihkan rumah asramanya setelah lewat petang. Tenang saja, pria itu akan belajar tentang bagaimana caranya menjaga kebersihan.

Begitu aku siap berdiri di depan rumahnya, aku mendengar suara pintu yang seperti di garuk. Apakah itu benda gemuk dan bundar yang selama ini tinggal bersama Harry? Jika iya, apa yang si gendut itu lakukan. Dia terdengar seperti ingin merusak pintunya.

Beruntungnya aku adalah tetangga Harry, di mana aku juga menyimpan kunci untuk rumah asramanya. Dengan begitu aku akan lebih mudah untuk melihat ke dalam, memastikan si bundar gendut itu baik-baik saja. Kucing itu sebenarnya manis, hanya sedikit menjengkelkan seperti majikannya.

Begitu pintu terbuka, si gendut ini langsung menyerbuku. Tapi bedanya, dia seperti lemas, dia hanya menjilati kakiku seraya menggaruknya pelan. Si bundar gendut juga tidak menyerangku dengan cakarnya. Ada apa dengar dirinya? Dia nampak sangat tidak berdaya.

Aku menggendonnya, menyisir rambut kucingnya yang halus. "Ada apa denganmu, Bundar Gendut? Kau baik-baik saja?"

Si Bundar Gendut ini kemudian langsung beringsut ke arah leherku. Dia mengendusnya, seperti mencari perlindungan. Astaga, mengapa kucing milik pria menyebalkan seperti Harry bisa selucu ini? Dia juga nampaknya memang butuh teman. Kemana perginya keriting menawan itu? Tega sekali dia.

Moments ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang