Anastasya Dwiarya : Aku meninggalkan papan permainanku itu belum cukup 5 menit, namun ternyata sudah hilang beberapa kelengkapan permainannya. Yah aku kehilangan banyak cangkang kerang kecil, tidak bisa bermain kalau tidak ada itu. Aku melihat anak laki-laki hampir seumuran denganku berdiri di dekat kursi tak jauh dariku. Aku pikir bukan dia yang mengambilnya. Mana mungkin anak laki-laki bermain begituan.
Farel Pranaja Agler : Aku menyembunyikan setidaknya puluhan cangkang kerang kecil yang bentuknya lucu-lucu, aku memasukkannya ke dalam kantong celanaku, berharap dia berhenti bermain dengan papan kayu berlubang itu dan lebih memilih bermain bersamaku, tetapi bukan itu yang terjadi, dia malah sibuk mencarinya.
Anastasya Dwiarya : Aku susah payah untuk mencari cangkang kerang kecilku yang hilang, namun nihil tak juga kutemukan. Padahal aku telah berjanji dalam hati jika menemukan cangkang kerang itu secara lengkap maka aku akan mengajaknya bermain congklak bersama.
Suasana hangat terjadi di dalam rumah sore hari ini. Terlihat tiga orang dewasa berbincang di ruang tamu. Sementara tak jauh dari situ dua orang anak kecil lima tahunan saling bertatap-tatapan. Ingin rasanya mereka tersenyum namun bibir seketika kaku, Ingin rasanya berbicara namun lidah seketika kelu, ingin rasanya bermain namun raga seketika beku. Banyak 'ingin' yang tak bisa terwujud, terpaksa semua terjadi hanya di dalam hati saja.
"Jika cinta akan sampai pada hati,
Maka hati-hati,
Memilih hati.."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Heart
Teen FictionPertemuannya dengan senior Bad Boy High Class bernama Farel Pranaja Agler membuat Tasya memasukkan seniornya itu ke dalam daftar orang yang paling ia benci di sekolah. Demikian pula dengan Farel yang sangat membenci Tasya sejak kecerobohan yang memb...