Thirteen

519 23 0
                                    

Hai para readers😊
Ada yang kangen sama Nathan dan Ayu nggk? Ada dong yakss 😂
Happy reading ya 😊 jangan lupa vote sayang sayangkuh 😍

-----
Sore hari yang cerah ditepian kolam Ayu termenung seperti memikirkan sesuatu yang mengusik ketenangan dan ketentraman hatinya. Dan entah mengapa ia akhir-akhir ini sering melamun.

Sarah heran melihat menantu kesayangannya melamun untuk yang kesekian kalinya. Ia menghembuskan nafas kemudian ia berjalan mendekati Ayu lalu berkata, "Yu, kamu melamun mulu sayang, sejak pulang dari acara bukber dikampus kamu, kamu banyak melamun sayang! Ada apa? Bisa kamu ceritakan pada Mama, hm?". "Eh, tidak ada apa-apa Ma" Ayu gelagap menyadari kehadiran Mama mertuanya. "Iya sudah, Mama ke dalam dulu ya, Papa udah nunggu" ucapnya lalu berlalu.

Tidak biasanya Nathan pulang secepat ini, biasa iya sampai dirumah pukul setengah empat bahkan lebih, namun lihatlah hari ini belum jam 2 ia telah berada dirumah, mungkin ia merindukan istri kecilnya, ingat MUNGKIN!!

***
Ayu pov

Aku tidak bisa memendam hal ini terlalu lama, aku bukan tipe orang yang bisa memendam sesuatu. Ku mohon Tuhan bantu aku, ini rasanya lebih dari konflik batin bagi ku.

Kak Nathan baru saja pulang dari kantor, tumben sekali ia pulang cepat biasanya 3:30 bahkan 4:00 ia dirumah. Entahlah mungkin pekerjaanya tidak terlalu banyak hari ini.

Sepertinya ini saat yang tepat untuk mengutarakan kata hati yang sedari dulu ku pendam sendiri.

"Kakak udah pulang? Tumben?" Aku membantunya melepaskan dasi dan mengambil tas kerjanya, sudah seperti istri idaman bukan? Jangan heran melihat tingkahku bak istri idaman, itu adalah titah dari mertua kesayanganku.

"Aku merasa bosan saja disana, jadi ku putuskan untuk pulang cepat lagi pula tidak banyak pekerjaan juga hari ini" jawabnya. Aku menganggukkan kepala mendengar penuturannya.

"Kak"
"Iya" ,
"Aku mau ngomong sesuatu sama kakak"
"Silahkan" ih kesel deh, cuek amet lu kak! Bikes! bikin kesel!!
"Kakak kok responya gitu-gitu amet" iya menoleh lalu berjalan mendekatiku dan duduk di sofa yang ku duduki lebih dulu.
"Kamu mau ngomong apa" katanya lagi dengan nada selembut mungkin.

Ku rasa aku harus menjelaskan kenapa sifat ku dan kak Nathan sedikit berbeda tidak seperti dulu. Iya sifat kami memang sedikit berbeda dengan berjalannya waktu aku melihat kedewasaan terpancar dari diri kak Nathan ia juga sudah mulai beradaptasi dengan sifat manja yang ku miliki, walaupun jika di depan Mama mertuaku ia seperti anak kecil.

Stop untuk penjelasan perubahan sifat, jangan membuatku lupa jika aku ingin menyampaikan sesuatu pada kak Nathan.

"Tapi kakak janji jangan marah ya" kataku mewanti-wanti jika saja keinginanku membuatnya marah.
"Iya jika keinginnan mu tidak macam-macam"
"Kak kemarin pas aku bukber dikampus aku sempat dengar dari ustadz yang ceramah di acara itu tentang kewajiban seorang wanita untuk menutup auratnya" aku menghembuskan nafas berat lalu melanjutkan kata-kata ku "Aku mau minta persetujuan kakak, boleh tidak aku mengenakan hijab?" Kata ku menundukkan kepala takut akan respon yang akan diberikan kak Nathan.

Aku masih menundukkan kepala menunggu akan respon darinya.

Deg jantungku rasanya ingin keluar dari kediamannya selama ini, ketika Kak Nathan mengangkat kepala ku dan menghadap tepat didepan mukanya kemudian menggenggam tanganku. Ia tersenyum lalu berkata "silahkan, aku sangat setuju akan keinginanmu".

Tak sadar aku langsung berhambur kepelukannya. Aku mengucapkan banyak terimakasih padanya karena ia mengiakan keinginanku untuk menggunakan hijab.

Tak berselang lama ia seperti membalas pelukanku dan aku merasa begitu nyaman berada dalam dekapan hangantnya. Sudah mahram jadi tidak ada larangan untuk pelukan bukan.

My Little Lady [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang