twenty

299 9 0
                                    

Awalnya semua berjalan dengan lancar, sekarang Rizka telah bekerja di perusahaan Nathan. Rizka di tempatkan dibagian administrasi.

Tidak ada yang salah sebelum keberangkatan Nathan ke luar kota selama dua hari, namun ketika balik dari luar kota ia mendapatkan kabar bahwa salah satu aset perusahaannya hilang, hingga menimbulkan masalah yang cukup berpengaruh terhadap perusahaannya.

Nathan menghela nafas panjang, sudah dua jam setelah menerima kabar buruk itu ia tak bergeming di dalam ruang kerjanya. Ia bahkan tak menyadari bahwa istri mungilnya telah berada di dalam ruangan yang sama dengannya dan memperhatikan raut wajahnya yang sangat gusar.
"Kak, ada masalah?". Pertanyaan Ayu membuyarkan lamunan Nathan. Ia menatap istrinya dan menggeleng. Bukan ia menyembunyikan masalah dari istrinya, hanya saja ia tidak ingin  membebani istrinya dengan ikut memikirkan masalah yang tengah menimpanya.

"Tapi Kak kau kelihatan begitu gusar, ada apa? Ceritakanlah" bujuk Ayu lagi. "Tidak ada masalah apapun Sayang, aku hanya terlalu merindukan sosok malaikan kecil yang kini berstatus sebagai istriku dan sekarang ia berada di depanku" bohongnya yang di balas denga  senyuman tulus dari sang istri.

"Kak istirahat ya, aku  buatin Makanan kesukaan mu". Ayu menarik Nathan menuntunnya menuju  kamar mereka dan Nathan hanya menurut saja.

***
"Bagaimana ini bisa terjadi, Rizky?" Tanya Nathan pada sekertaris barunya yang bernama Rizky. "Maafkan saya, saya juga tidak tau kenapa hal ini bisa terjadi, sejauh ini perusahaan aman-aman saja".
"Apa Bapak pernah merekrut karyawan baru-baru ini?" Lanjut Rizky.

Nathan berpikir keras dan yah! Dia ingat sekarang! Bahwa sebulan yang lalu atas bujukan dari sang istri ia menerima seorang karyawan baru bernama Rizka. "Ky, bisakah kau menjaga rahasia ini" kata Nathan yang penuh teka-teki namun tetap di balas anggukan oleh sekertarisnya. "Kau tau karyawan baru bernama Rizka? Dia bagian administrasi, bisakah kau kerahkan orang-orangku untuk mencari identitas gadis itu". "Saya tau gadis itu Pak, tapi saya tidak nyakin, karena dari sekian banyak karyawan di bagian adminiatrasi kinerjanya bisa dikatakan bagus" jawab Rizky dan membuat Nathan berpikir lagi, hingga akhirnya Rizky berkata "tapi saya akan tetap melaksanakan apa  yang Bapak perintahkan" Rizky tersenyum lalu pamit undur diri.

Sesuai titah yang di berikan Nathan, Rizky langsung menghubungi orang-orang Nathan.

Di dalam ruangan, Ketika ia tengah sibuk dengan berkas-berkas yang harus ia tanda-tangani ketukan pintupun terdengar dari luar sana, terpaksa ia menghentikan aktivitasnya lalu mempersilahkan sang pengetuk pintu untuk masuk ke dalam ruangnya.

Munculnya gadis yang membuat dahinya berkerut. Rizka muncul dari balik pintu dan menunduk hormat kepada Nathan.

"Ada perlu apa?" Tanya Nathan tampa  basa basi. "Saya datang membawa laporan administrasi bulan ini Pak, saya di tugaskan oleh ketua devisi karena ia ada keperluan mendadak" jawab Rizka apa adanya.

Ketika Nathan dan Rizka tengah berbincang, munculah Ayu dari balik pintu yang tertutup dan bertapa bahagianya ia melihat bahwa di dalam ruangan suaminya ada teman barunya yaitu Rizka. Ayu langsung memeluk Rizka. "Wahh, lama gak ketemu ya Riz" kata Ayu di tengah pelukan mereka. "Iya Yu, kamu apa kab--". Deheman Nathan membuat kalimat Rizka tak dilanjutkan Rizka pun melepas pelukannya dan Ayu menatap Nathan dengan raut muka tak senang.

Karena ajakan dari Ayu, jadilah mereka makan bertiga di ruangan Nathan. Ayu lebih mendominasi percakapan di antara mereka. Ya sifat cerewetnya sudah kembali. Rizka yang tak sengaja menyenggol minuman hingga terjatuh dan mengenai celana Nathan. Dengan cepat Ayu dan Rizka mengambil tisu dan bersamaan pula mengelap celana yang tadi tertumpah minuman. Namun Ayu mengurungkan niatnya dan Rizkalah yang mengelapnya namun cepat-cepat Nathan menghentikan hal itu.

"Yang, giman dong? Celana aku basah" dengan manjanya Nathan mengadu seperti anak kecil di depan Rizka bahkan ia tak menganggap gadis itu ada di tengah-tengah mereka. "Ish Manja sekali bayi besarku" Ucap Ayu sambil mencubit pinggang sang suami karena merasa malu kepada  Rizka. "Saya permisi" Rizka undur diri karena merasa menjadi benalu di antara suami istri yang sedang di mabuk cinta. "Iya silahkan" dan dengan cepat Nathan mengiyakan.

***
"Tidak untuk selamanya, bahagialah sebentar gadis tengil, karena sebentar lagi Nathan akan kembali padaku" geram gadis yang sangat membenci kebersamaan pasangan suami istri tersebut.
***
Suasana hujan di luar sana menemani Nathan yang tengah lembur mengurusi perusahaan yang sedang bermasalah. Ia menekan tembol otomatis yang menghubungkan antara ruangannya dan dapus perusahaan. "Tolong antarkan kopi ke ruanganya saya" titahnya lalu mematikan sambungan.

Tak berapa lama ketukan pintupun terdengar, "Masuk" kata Nathan tampa berpaling dari leptop yang ada di depannya. "Ini Pak, kopi ya" Ucap Rizka meletakkan secangkir kopi di atas meja Nathan. "Terima Kasih" Ucap Nathan tampa memperhatikan lawan bicaranya. "Ando". Panggilan itu! Iya  panggilan yang berhasil membuat Nathan membeku seketika. "S s siapa kau?". "Ternyata kau masih mengingat panggilanku sayang" kata Rizka mengubah mimik wajahnya. Tidak dia buka Rizka melainkan Rika mantan Kekasih Nathan yang dulu meninggalkannya.

Tranformasi wajah Rika pasca operasi plastik memang membuat Nathan sama sekali tak mengenali dirinya. "Bagaimana bisa?" Tanya Nathan dengan Dingin namun masih tak percaya. "Apapun akan ku lakukan untuk membuatmu kembali padaku" Rika mulai mendekat ke arah Nathan. "Jangan harap!!" Tegas Nathan. "Kau mengenalku dengan sangat baik bukan" Rika membelai wajah Nathan namun segera ia tepis. "Aku bisa saja melakukan hal yang lebih nekat kepada istri ingusanmu jika kau menolakku" Lanjutnya. Ingatan Nathan langsung tertuju pada gadisnya, dimana belakangan ini gadisnya sering mendapatkan musibah, mulai dari keguguran, serangan tak terduga dan masih banyak lagi. "Jadi, selama ini kau!!". "Kau sangat cerdas, dan aku memimta maaf telah membunuh bayi yang masih di dalam perut perempuan sialan itu!". "Tutup mulutmu brengsek! Kau! Keluar sebelum aku melakukan hal yang tidak-tidak padamu". Mendengar ancaman dari Nathan, Rika bukannya takut! Ia malah makin mendekatkan tubuhnya pada Nathan. "Silahkan saja, kau bukan orang brengsek yang akan melayangkan tangan kepada seorang wanita!" Katanya lalu berlalu meninggalkan Nathan dengan emosi yang bisa meluap kapan saja.

Di dalam ruangan, Nathan membanting meja yang ada di depannya, saking kerasnya kopi yang di bawa Rika tadi terjatuh.

***
Minggu pagi yang mendung menemani kegundahan hati Nathan. Langit seolah menggambarkan bagaimana perasaan saat ini, ia tak habis pikir bagaimana bisa seseorang dimasa lalunya hadir kembali ke dalam kehidupannya. Ia kembali teringat akan kejamnya kaum hawa padanya kala itu, hatinya sakir mengingat hal itu, pikirannya tak dapat berpikir jernih, semua bayangan masa lalu berputar di ingatannya, kenangan manis, pahit, seolah seperti kaset yang berputar di memorinya.

Ia menolah dari jendela yang ia pandangi sedari tadi ketika merasakan tangan lembut mengusap tangannya. Ia tersenyum, namun memang senyumnya saat ini tak sehangat sebelumnya dan itu dirasakan oleh Ayu. "Apa masalah perusahaan terlalu parah? Hingga kau sampai melupakan istrimu?" Candaanya dengan raut wajah kesal yang di buat-buat. Hal itu membuat Nathan gemas akan istri kecilnya. "Sungguh, sedetikpun Kakak enggak pernah lupa sama kamu" katanya sambil mengubah posisi menjadi di belakang Ayu dan memeluknya dari belakang. "Aku merindukanmu Kak".
"Sungguh?" Kata Nathan dibelakang tubuh istrinya. "Sungguh! Aku merindukan raksasa ku". "Apa kau tidak takut dengan raksasamu ini" jawab Nathan membalikkan badan istrinya dan menaik turunkan alisnya.    Nathan mendaratkan kecupannya di bibir ranum istrinya, ralat! Tidak hanya kecupan!.
Ya begitu Nathan, sesuntuk apapun ia, itu akan sirna dengan kehadiran istri mungil itu, tak heran jika Nathan terlalu menyayangi anugerah Tuhan yang di berikan kepadanya.

My Little Lady [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang