Two

764 37 6
                                    

Autor pov

Hari ini merupakan hari keberangkatan gadis kecil yang akrab dipanggil dengan sebutan Ayu itu menuju wilayah tempatnya akan menuntut ilmu. Sedih mungkin yang dirasakan olehnya harus pergi meninggalkan keluarganya namun bukankah ini demi mereka juga?.

***

Sungguh ini adalah pengalaman pertama bagi gadis munggil itu untuk pergi menggunakan pesawat, bukankah ia dari keluarga yang kurang beruntung jadi wajar saja. Entah sudah berapa banyak keringat dinggin yang mengalir dipelipis sang gadis munggil tersebut ketika pesawat sebentar lagi take off, ia gelisah, takut, parno, hingga penjelasan-penjelasan pramugari yang sejak tadi mengarahkan tak satupun dicerna oleh otak gadis munggil itu. Dan tibalah saatnya pesawat take off, keringat dingginnya makin deras hingga ia tak sadar kursi disebelahnya yang tadinya kosong telah ada yang bertahta disana. Bertapa beruntungnya ia mendapatkan kursi yang sebelahnya kosong,ia selalu mengucapkan syukur dalam hatinya karna ia tak mau ada orang lain yang melihat dirinya yang terbilang mengenaskan hanya karna ini adalah pengalaman pertamanya namun harapannya pupus ketika seorang laki-laki berbaju formal dengan postur tubuh tinggi, badan  propesional yang terlihat dari bentuk tubuhnya yang tertata jelas dibalik kemeja putih yang ia kenakan.
"Permisi Tuan, mengapa Anda meninggalakan kursi yang telah Anda pesan sedari tadi ?" Tanya sang pramugari, Ayu tersentak kaget, ia beranggapan bahwa pramugari itu berbicara kepadanya, ia mendongak dan bertapa terkejutnya dirinya bahwa kursi yang dianggapnya akan kosong selama perjalan hingga tiba di tempat tujuan akan tetap kosong, Ayu mengetahui hal itu karena sebelum duduk di kusri itu ia sempatkan bertanya kepada pramugari yang sedang bertugas  dipesawat yang ia tumpangi. Pramugari itu sedikit binggung prihal pertanyaan gadis munggil itu karna ini adalah pertama kalinya ia mendengar pertanyaan seperti itu, pramugari itu tersenyum entah apa maksud senyumnya, apakah ia tau bahwa maksud gadis itu menanyakan prihal seperti itu namun dengan cepat ia mengangguk dan menunjuk kursi yang ditempatinya saat ini.
"Aku hanya ingin disini, lagipula bukankan kursi yang ada disinj sama saja hanya berbeda yang di bedakan dengan 'nama' saja" sergah  pria yang duduk di sebelah Ayu. "Tapi tuan, bukankah anda memesan tiket first cla--"
"Bukankah sama saja, aku ingin istirahat, pergilah" potong pria tadi sebelum sang pramugari melanjutkan apa yang ingin ia katakan, pramugari pun pergi. Ayu mendengar percakapan pria yang didekatnya itu   dengan sang pramugari tadi. Ayu melirik sejenak pria yang duduk di dekatnya, dilihat dari pakaian yang ia kenakan ia terlihat begitu kaya, namun angkuh sepertinya. Tampa ia sadari ia memandang lama kearah pria tersebut.
"Jangan memandangku seperti itu, aku tau aku tampan" kata pria tadi bahkan dia sedang menutup matanya namun entah mengapa ia bisa tau jika saat ini Ayu memandang wajahya, apa?! tadi dia bilang apa?! Ayu tak percaya om om muda ini begitu PD akan dirinya sendiri, hei kau memang tampan om tapi kau harus sadar akan usia mu, inget anak istrimu om batin gadis munggil itu.
"Yaampun Om, kau begitu percaya diri, aku hanya melihat siapa yang duduk disamping ku, itu saja" balas Ayu datar. "Apa kau bilang? Om? Apa aku setua itu dimatamu, hm?" Balas pria tadi yang tak rela disebut dengan panggilan om, jelas saja ia tak terima dipanggil dengan embel-embel om, dia rasa dirinya masih sangat muda, walaupun ia sudah berumur 25 tahun, ia tetap tak terima dipanggil dengan sebutan om-om walaupun dipanggil oleh gadis kecil yang dianggapnya masih ingusan, tapi tak bisakah gadis itu memanggilnya dengan sebutan kakak saja bukankah gadis kecil ingusan itu juga seoertinya bukan gadis kecik tulen.
"Kau budek om, jelas- jelas aku memanggilmu om, kau tak terima? Kenapa? Bukankah kau sudah pantas untuk dipanggil dengan sebutan om, apa kau ingin aku tak sopan padamu, hm?" Jawab Ayu panjang lebar yang hanya dibalas dengan hembusan nafas berat sang pria. "Dan mengapa kau duduk disini, bukannya kau telah memesan tiket first class?" Lanjut sang gadis munggil tersebut. "Terserah apa mauku gadis kecil, aku yang duduk kenapa kau yang repot, dasar anak kecil ingusan! Kau diam saja" balas Nathan dengan datar, iya pria yang duduk disamping Ayu itu bernama Nathan lebih tepannya Nathan Orlando Smith. Ayu yang duduk disampingnya mendengus kesal, bagaimana tidak lelaki yang duduk disampingnya itu mengatakan bahwa ia anak ingusan, bukankah ia telah menyandang gelar mahasiswa, "menyebalkan" batin sang gadis munggil tersebut dan ia memilih untuk memejamkan matanya berharap ia cepat sampai tujuan agar ia tak berlama-lama duduk bersama om-om menyebalkan. Menyadari tak ada tanggapan dari gadis disampingnya, Nathan membuka matanya yang sedari tadi dipejamkan lebih tepatnya pura-pura di pejamkan, ia melirik gadis munggil berwajah cantik, kulit putih dan rambut lurusnya yang dibiarkan terurai. "Cantik, tapi kecil dan cerewet" gumamnya dengan sangat kecil hingga tak seorangpun mendengarnya bahkan Ayu yang didekatnyapun tak mendengar apa yang Nathan katakan, apa dia mengatakan bahwa Ayu cantik, benarkah seorang Nathan mengatakan hal itu?!. Ternyata ia tak sadar bergumam bahwa gadis kecil didekatnya ini cantik, namun ia begitu sadar mengatakan bahwa ia mengatakan bahwa gadis itu ke kecil dan cerewet. Tak sadar telah memandang gadis itu lama, hingga datang seorang pramugari untuk mengatarkan makanan kepada para penumpang. Nathan terkejut akan kedatangan pramugari tersebut, ia segera memalingkan padangannya yang semula menatap gadis kecil itu beralih ke pramugari itu dengan malas. Pramugari yang melihat kejadian itupun berkesimpulan bahwa Nathan terganggu olehnya yang sedang menatap kekasihnya. Pramugari itupun menunduk tanda perminta maafan, Nathan tak mengerti maksud dari pramugari yang tadi menunduk minta maaf padanya, ia mengerutkan alisnya seolah-olah berkata 'ada apa, kenapa kau meminta maaf' , "maafkan saya tuan, saya telah lancang mengganggu aktifitas anda memandang kekasih anda" kata sang pramugari yang sadar akan maksud dari berkerutnya alisnya tadi. Mata Nathan melotot, apa maksud dari pramugari tadi, apa ia beranggapan gadis kecil yang masih ingusan yang berada disampingnyA itu kekasihnya.
"Kerjakan saja pekerjaan mu lalu pergilah" titah Nathan yang langsung dikerjakan oleh pramugari tersebut.
Ayu terbangun dari ketenangan tidurnya karna ia mendengar kebisingan di dekatnya, " kau begitu beruntung Nona,kekasihmu dari tadi setia memandangmu ketika kau tidur" kata pramugari yang sebelumnya memberikan mereka makanan, pramugari itu langsung pergi setelah mengatakan hal itu pada Ayu. Kening Ayu berkerut alisya menyatu, apa maksud dari perkataan pramugari tadi, bukankah disini dia tak bersama kekasihnya lagipula ia tak memiliki kekasih, dan bukankah ia hanya duduk bersama dengan om-om tua yang membuatnya kesal karna mengatakan bahwa ia anak kecil ingusan. Nathan melihat ekspresi Ayu  yang berpikir keras, ia tau apa yang dipikirkan gadis kecil itu, tak sadar bibirnya terangkat dan membentuk senyuman yang begitu membuat wanita tergila-gila padanya. Mereka tak memakan apa yang diberikan pramugari tadi mereka lebih memilih kembali tidur.

Mereka terbangun karena mendengar arahan bahwa pesawat telah mendarat. Seluruh penumpang turun termasuk Nathan dan Ayu.

***
Ayu pov

Subhanalloh, apa ini mimpi? Ku rasa tidak, aku tak pernah menyangka bahwa hari ini aku menginjakkan kakiku di Ibu kota Indonesia. Jangan heran melihat tingkah laku ku yang seperti ini, yah bisa dianggap berlebihan. Tapi ya inilah aku aku memang bercita-cita ingin mengunjungi Ibu Kota Indonesia! Aku hanyalah anak kurang mampu kawan, jadi untuk mengunjungi Jakarta itu bisa ku sebut sebagai cita-cita besar, jangan tanya alasannya, ku rasa kalian sudah tau jawabannya.
         Senyum diwajahku tak pernah sirnah bahkan sejak aku baru turun dari pesawat dan hingga saat ini. Aku sudah ada dalam mobil khusus mahasiswa yang mendapatkan beasiswa, disini aku melihat 20 orang anak dalam mobil ini berarti kami semua adalah penerima beasisiwa yang berasal dari seluruh Indonesia. Mobil ini bukan seperti mobil pribadi hingga kami yang banyaknya 20 orang bisa muat didalamnya melainkan mobil ini sudah di disain seperi mini bus yang memuat hingga 25 orang.
" aku Ayu dari lombok, kamu?" Tanyaku padanya. "Aku Nani, dari Jxogja" jawabnya dengan logat kental jogjanya, dia cantik sekali tinggi pula, lain halnya denganku aku biasa-biasa saja bahkan yang membuatku sering menjadi bahan ejekan adalah tubuhku terlalu munggil. "Aku harap nanti kamar kita berseblaha yo" lanjutnya yang ku balas dengan senyuman yang bisa di katakan manis.
          Aku terdiam ketika semua teman-teman satu bis ku tertidur ada juga yang berbicang bahkan ada yang hanya memaikan ponselnya. Hem Nani rupanya tengah berkelana dialam mimpi, mungkin ia bermimpi indah karna aku sesekali melihat ia tersenyum ditengah lelapnya ia tertidur. Aku masi terdiam, tiba-tiba aku teringat dengan om-om yang duduk di sampingku tadi. Ajussi rasa oppa, kalian tau maksudnya ini apa? Ku rasa aku harus memberi tau kalian maksudnya. Oke langsung aja , tapi sebelumnya disini ada yang pernah ataupun suka menonton film bahkan sinetron Korea? Jika ada angkat jempol kalian. Ok kata ajussi disini dapat kita artikan sebagai om-om atau bapak-bapak , sedangkan oppa dapat diartikan sebagai kakak laki-laki bahkan banyak difilm-film korea menyebut pacar mereka dengan sebutan oppa. Uda ah aku mengantuk, lebih baik aku tidur saja. Ku harap kalian tau arti dari ajussi rasa oppa.

My Little Lady [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang