1 bulan kemudian.
Jihyo menjadi lebih dekat dengan mark, bahkan jihyo mulai memiliki rasa untuk mark.
"Sunbae, sedang apa?" tanya jihyo saat melihat mark sedang menempelkan brosur.
"Ini ada brosur untuk kegiatan amal. Mau membantu?" tanya mark, jihyo pun mengangguk dan langsung membantu mark menempelkan brosur itu.
Mark memandangi jihyo yang sedang menempelkan brosur itu. "Jihyo" panggil mark. Jihyo pun menoleh, dan dengan kecepatan kilat, mark langsung mendaratkan bibirkan ke bibir jihyo lalu segera melepasnya. Jihyo terdiam membantu. Mark menggaruk ke belakang kepalanya yang tidak gatar sambil cengengesan.
"Ah maaf, terima kasih sudah membantu aku pergi dulu." ucap mark merasa bodoh karena tiba-tiba saja ia sudah mencium bibir jihyo.
Sedangkan jihyo masih terdiam, ia pun memegang bibirnya yang tadi ke cium mark.
****
Jihyo sedang berjalan sendirian, kemudian ia berpapasan dengan jin.
"Jin~ah." panggil jihyo, dan jin pun menoleh."Kenapa?" tanya jin.
"Apa kita nanti ada kelas?" tanya jihyo
"Kita di suruh kumpul di lapangan basket, kenapa dengan wajahmu apa akau sakit, kenapa sangat merah." tanya jin.
"Tidak, ah mungkin aku kepanasan. Aku pergi dulu ya," ucap jihyo lalu pergi.
"Andai kau tahu jihyo, kalau aku menyukaimu." batin jin saat melihat jihyo pergi.
****
Jihyo berjalan menaiki tangga, namun ia terhenti saat mendengar suara mark oppa. Jihyo tersenyum saat mengingat kejadian di depan mading tadi.
"Hey mark, kau tampak dekat dengan jihyo. Jangan bilang kau menyukainya." tanya jb. Tertarik mendengar obrolan mereka jihyo memutuskan untuk menguping, sungging junior yang tidak sopan.
"Kau tau, aku menyukainya karena dia cantik." ucap mark dan sukses membuat senyum di wajah jihyo menghilang.
"Kau ini tidak berubah, bagaimana dengan nayeon?" tanya jr.
"Aku tidak menyukainya lagi, dulu aku menyukainya karena dia cantik. Namun sekarang jihyo jauh lebih cantik." jawab mark simple.
"Kau ini, jahat sekali. Nanti kalau kau bertemu dengan wanita yang lebih cantik dari jihyo kau akan meninggalkan jihyo?" tanya jb.
"Tentu saja, kenapa tidak. Jika ada yang lebih cantik kenapa harus dengan yang jelek." jawab mark simple.
Entah sejak kapan, air mata jihyo membasahi pipinya. Dada jihyo mulai sesak. "Kau memang bodoh jihyo, bagaimana kau tidak menyadari hal itu, kenapa kau percaya 100% kalau mark menyukaimu dengan tulus." ucap jihyo di tengah isak tangisnya.
Jihyo pun berlari menuju ke taman belakang kampus di sana ia menangis sangat keras. Sunggung ia menyesal sudah mencintai bajingan gila seperti mark.
****
Di lapangan basket, semua mahasiswa sudah berkumpul kecuali jihyo. Absen pun di mulai.
"Song jihyo." panggil mark namun tidak ada jawaban karena memang jihyo tidak ada di sana.
"Kemana jihyo?" tanya mark.
"Kami tidak tau kak." jawab salah satu mahasiswi. Mendengar itu membuat jin merasa aneh karena kemana jihyo, bukankah ia terlihat bersemangat saat menanyakan apa mereka ada kelas nanti. Dan sekarang ia tidak hadir.
Tanpa pikir panjang, jin diam-diam keluar dari ruang lapangan basket untuk mencari jihyo.
Jin mengelilingi kampus untuk menemukan jihyo namun hasilnya nihil. Jihyo tidak ada di sana, "kemana jihyo pergi dalam keadaan hujan seperti ini." batin jin yang mulai khawatir, ponsel jihyo juga tidak aktif.
Jin terus berlari ke sana kemari mencari jihyo. Ia berhenti saat melihat perempuan yang sedang duduk lesu di bangku taman. "Kenapa ia hujan-hujanan di sana?" tanya jin saat melihat jihyo duduk sendirian dengan pakaian yang sudah basah kuyup.
Jin langsung berlari mendekati jihyo. "Hey apa yang kau laku-" ucan jin terhenti saat melihat jihyo menangis "-kan." sampung jin.
Jin langsung duduk di samping jihyo dan memeluk jihyo.
"Kenapa kau menangis?" tanya jin
"Dia jahat, dia tidak sunggung-sunggung mencintaiku. Ia akan meninggalkanku jika menemukan wanita yang lebih cantik." ucap jihyo dengan air mata yang terus menetes.
"Siapa?" tanya jin
"Mark sunbae." jawab jihyo, terlihat tangan jin yang mulai mengepal.
"Apa aku tidak pantas untuk di cintai, kenapa tidak ada yang mencintaiku dengan tulus. Apa aku sehina itu." tanya jihyo.
"Jangan bicara seperti itu, aku yakin ada orang yang mencintaimu dengan tulus." jawab jin.
"Siapa? Tidak ada yang mencintaiku." ucap jihyo sambil memukul-mukul dada bidang milik jin.
"Tidak kau salah, ada yang mencintaimu dengan tulus." ucap jin
"Siapa?" tanya jin.
"Aku, itu aku." ucap jin, dan sontak membuat jihyo terdiam. Ia menatap wajah sendu jin.
"Aku tau kau bohong, kau hanya ingin membuatku senangkan." ucap jihyo.
"Tidak jihyo aku benar-benar mencintaimu, sejak pertama kali bertemu." ucap jin.
"Kau bohong." ucap jihyo tak percaya.
"Kau tau, aku tidak pernah menyukai wanita lain. Baru kau wanita yang berhasil membuat hatiku terbuka." ucap jin. "Aku mencintaimi dengan tulus jihyo, karena cintaku berasal dari hati. Dari sini." ucap jin sambil menujuk hatinya."Jangan berbohong terus kim seok jin." ucap jihyo.
Merasa kesal karena terus saja di bilang pembohong, jin pun menarik dagu jihyo dan mencium bibir jihyo. Tidak bukan hanya mencium jin juga melumatnya. Jihyo secara perlahan mulai mengalungkan tangannya di leher jin.
Jin pun melepaskan ciuman itu. "Kau masih belum percaya?" tanya jin, dan jihyo pun tersenyum. "Aku mempercayaimu jin, dengan semua kebaikan yang kau berikan padaku. Terima kasih sudah mencintaiku." ucap jihyo lalu kembali menempelkan bibirnya pada bibir jin.
*Tamat*
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From the Heart (COMPLETED)
Fanfiction"Aku mencintamu Song Ji Hyo. apa adanya, karena aku mencintaimu dari hati." ucap Jin. *Keadaan fisik memang yang paling utama saat mencari pasangan, tapi siapa sangka kalau fisik bisa berubah dengan sangat drastis. jadi jangan memandang orang dari...