Part 9

301 20 0
                                    

Jihyo kini sedang berada di Toilet, ia sedang membenarkan make up nya karena make up yang ia pakai hampir menghilang karena terkena karingat saat ia bermain basket tadi.

Tiba-tiba nayeon datang, "hey kau wanita murahan, jangan berfikir bisa mendapatkan mark oppa dengan penampilan seperti itu. Aku jauh lebih cantik darimu." ucap nayeon penuh penekanan.

"Aku tidak peduli." ucap jihyo singkat.
"Mulai berani kau ya, dulu kau tidak seperti ini." ucap nayeon terkejut.

"Aku sudah bilang padamu sebelumnya, jihyo yang dulu sudah mati." ucap jihyo.

"Terserah kau jihyo yang dulu atau bukan, tapi aku ingatkan jika kau lancang mendekati mark oppa dan juga jin oppa. Maka kau akan menyesalinya seumur hidupmu." ancam nayeon, namun ancaman itu tidak membuat jihyo takut sekali pun.
"Kau tau, aku penyesalan ku sudah tarjadi, di saat aku bertemu denganmu dan mengira kau orang baik. Sungguh akting mu bagus juga tapi asal kau tau ya, aku bukan lagi jihyo yang dulu. Jadi ancaman sampah mu itu tidak akan membuatku takut, sedikit pun." ucap jihyo lalu meninggalkan nayeon.

"Kau sudah memulainya jihyo, dan kau juga akan menyesal." ucap nayeon lalu tersenyum sinis.

***

Saat jihyo sedang membuka loker nya, ia menemukan sebuah surat. Jihyo pun mengambilnya dan membaca surat itu. Ternyata itu surat dari mark sunbae. Mark sunbae mengajak jihyo ke taman nanti siang jam 2. Entah sejak kapan senyuman mulai terukir di wajah jihyo.

Jihyo segera mengambil ponselnya dan mengirim pesan ke kedua sahabatnya kalau ia tidak jadi ke cafe bersama mereka.

****

Jam kini sudah menunjukan pukul 2 tepat, di taman seorang yeoja cantik sedang duduk manis sambil menunggu namjanya tiba. Hampir sejam menunggu mark tak kunjung datang juga. Jihyo memutuskan untuk membeli minum dulu sembari menunggu mark datang.

Kini jam sudah menunjukan pukul 4 sore mark juga belum datang. "Apa dia lupa?" tanya jihyo dalam hati. Jihyo mengambil ponselnya dan ingin menelepon mark. Sunggu malang jihyo, ponselnya mati dan ia mulai merutuki kecerobohannya yang lupa mengisi daya ponselnya.

Jihyo masih setia menunggu mark datang. Hingga tak lama datang 2 orang laki-laki mendekati jihyo. Laki-laki itu langsung membekap mulut jihyo dan membawa jihyo masuk ke dalam mobilnya.

Jihyo terus meronta minta di lepaskan. Namun perlahan tubuhnya melemas karena sapu tangan yang dingunakan untuk membekapnya sudah di beri sesuatu. Pandangan jihyo mulai kabus dan perlahan ia mulai kehilangan kesadarannya.

***

Jihyo terbangun dan mendapati dirinya sudah berada di gedung tua dengan keadaan dirinya di ikuat. Kaki dan tangan jihyo di ikuat di kursi. Dan di hadapannya terlihat 2 laki-laki dan tadi membawanya ke tempat ini.

"Yak!! Lepaskan aku, apa yang kalian inginkan dariku." teriak jihyo, namun kedua laki-laki itu tidak menanggapi ucapan jihyo. Merasa terganggu karena jihyo terus saja berteriak. Akhirnya salah satu dari laki-laki itu melakban mulut jihyo.

Tak lama datang seorang wanita dengan topengnya.

"Bagaiman? Apa kau menikmati berada di sini? Aku sudah bilang padamu untuk tidak main-main dengan ku. Tapi kau tak mau mendengarkannya." ucap wanita itu, jihyo mengangkat kepalanya. Ia tau benar walaupun memakai topeng tapi suara nya bisa jihyo kenali. Wanita itu tak lain adalah nayeon. Jihyo tampak menatap tajam ke arah nayeon.

"Hey jangan menatapku seperti itu kau membuatku takut." ucap nayeon laku tertawa besar.

"Kau tau, aku tidak pernah main-main dengan kata-kata ku. Jika kau tidak mau menjauhi mark oppa dan jin oppa. Maka biar aku saja yang menjauhkan dirimu dari mereka dengan melenyampanmu." ucap nayeon dan kembali terawa. Terlihat mata jihyo yang mulai berkaca-kaca.

"Hey, kau menangis. Kau bilang tidak takut, kenapa kau menangis." ucap nayeon sinis. Nayeon pun langsung menjambak rambut jihyo "kau dengar baik-baik, ini semua salahmu. Jika kau tida mendekati mereka aku tidak akan menyakitimu. Karena ini pilihan mu maka terima lah." ucap nayeon.

"Hey kalian berdua, cepat lenyapkan wanita jalang ini." ucap nayeon lalu pergi dari tempat itu.

Kedua laki-laki itu langsung mendekati jihyo dengan membawa balok kayu.

Perlahan salah satu dri mereka mulai mengayunkan balok kayu itu ke arah jihyo.

Love From the Heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang