Sudah hampir satu bulan jihyo pergi ke amerika. Banyak orang khawatir karena mereka semua sudah mengetahui kalau jihyo tidak salah. Banyak yang merasa bersalah karena sudah menghina jihyo waktu itu.
Mark pergi menemui jin untuk bertanya kemana jihyo pergi.
"Jin!!" panggil mark
"Kenapa?" tanya jin.
"Apa kau tau dimana jihyo? dia sudah hampir satu bulan enggak masuk kuliah." tanya mark.
"Bukan urusanmu, toh kemarin saat aku ingin menjelaskan yang sebenarnya kau malah membentaknya." ucap jin.
"Tapi..-" ucap mark namun di potong oleh jin. "Maaf sunbae, aku sedang sibuk, aku permisi dulu." ucap jin lalu pergi meninggalkan jin.
Jihyo POV
Kini aku sedang mengemasi pakaianku, tujuan ku datang ke sini sudah selesai. Aku akan kembali ke korea sebagai jihyo yang baru, jihyo yang mereka kenal sudah mati.
Jihyo POV end
Jin duduk sendiri di taman, ia tidur di bangku taman dengan buku yang menutupi wajahnya.
"Hey!" ucap seseorang.
"Siapa?" tanya jin masih dengan posisi yang sama.
"Nayeon, im nayeon." ucap nayeon.
"Pergi, aku tidak ingin melihatmu." ucap jin.
"Apa kau bersikap seperti ini pada wanita, setidaknya biarkan aku duduk." omel nayeon.
"Aku tidak ingin duduk berdua dengan wanita sepertimu." ucap jin masih dengan posisi yang sama.
"Apa kau menyukai jihyo? Ayolah, dia itu gendut jelek. Bagaimana mungkin orang seoertimu menyukainya." ucap nayeon kesal.
"Setidaknya dia tidak memiliki hati dan pikiran yang busuk sepertimu." jawab jin ketus.
"Kau jahat sekali." ucap nayeon kesal.
"Lebih baik kau pergi saja, aku sedang tidak ingin bicara denganmu." ucap jin.
"Lihat saja nanti, aku pastikan kau akan menyukaiku nanti." ucap nayeon dengan percaya diri lalu pergi meninggalkan jin.
SKIP
Keesokannya jin masuk ke ruang basket, dan benar sudah banyak orang di sana. Bisa di katakan kalau jin terlambat datang, beruntung tidak ada senior yang lihat. Jadi jin bebas dari hukuman.
Semua sudah bersiap di lapangan basket.
"Baiklah, setelah sebelumnya para pria yang bermain basket. Kali ini aku akan membuat pertandingan untuk para wanitanya. Semua wanita silahkan maju ke depan." ucap mark. Yang bermain dalam pertandingan ini hanya junior, karena senior hanya memiliki 2 wanita.
"Sunbae, bagaimana ini, kamu ganjil. Ada satu yang tidak bisa ikut main." ucap nayeon.
"Bukankah, jumlah mahasiswi kita genap ya, bagaimana bisa ganjil. Apa ada yang tidak hadir?" tanya mark.
"Sunbae, apa kau lupa kalau jihyo tidak datang?" celetuk mahasiswi lain.
Mark terdiam, mahasiswi itu benar. Jihyo tidak masuk setelah kejadian itu, tidak ada yang memikirkan perasaan jihyo. Mark kembali teringat dengan ucapan kejam yang ia lontarkan pada jihyo. Tanpa mendengar penjelasan jihyo, ia terus memaki jihyo.
"Baiklah, siapa yang tidak ingin ikut bertanding?" tanya mark.
"Tidak, semua akan bermain." ucap seseorang, lantas semua yang ada di sana melihat ke sumber suara.
Mereka mulai mempertanyakan siapa wanita yang tiba-tiba datang itu. Wanita itu pun berjalan menuju ke lapangan basket. Semua memerhatikan betapa sempurna dan cantiknya wanita itu.
"Maaf, tapi kau siapa?" tanya mark.
"Apa kalian sudah melupakanku, aku hanya pergi satu bulan." ucap wanita itu sinis.
"Jihyo?" ucap nayeon.
"Ya, kau benar. Aku wanita yang kau fitnah. Tapi sekarang aku tidak akan diam lagi, kau tau jihyo yang dulu sudah mati. Ah, aku boleh ikutkan, statusku masih mahasiswi di sini?" ucap jihyo tegas.
"Iy-iya kau bisa ikut." ucap mark terkejut melihat perubahan jihyo. Jihyi berubah 180°, tubuh jihyo sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From the Heart (COMPLETED)
Fanfiction"Aku mencintamu Song Ji Hyo. apa adanya, karena aku mencintaimu dari hati." ucap Jin. *Keadaan fisik memang yang paling utama saat mencari pasangan, tapi siapa sangka kalau fisik bisa berubah dengan sangat drastis. jadi jangan memandang orang dari...