"Aku rasa aku menyukai mu, Kim Sejeong"Apa?
"Kau tidak sedang bercanda, oppa?" Sejeong bertanya
"Apa aku selalu bercanda di matamu?"
Sejeong diam, Ia menundukkan wajahnya, memainkan jari-jarinya.
"Maaf..." Sejeong bersuara
Jongin menghela nafasnya, Ia sudah tahu jawaban Sejeong nanti. Pasti akan di tolak, padahal niat Jongin baik. Ingin mengobati luka hati Sejeong selama ini.
"Ya, aku tahu kau akan menolakku"
"Bukan, bukan itu maksudku" Sejeong menyela, "aku juga menyayangi mu, oppa, sangat."
"Tapi?"
"Kau hanya ku anggap sebagai kakakku, tidak lebih. Aku juga nyaman bila terus-menerus bersama mu, aku sangat rindu ketika lewat sehari saja aku tidak melihat mu, kadang aku khawatir ketika kau tidak memberiku kabar. Tapi itu semua hanya anggapan sebagai kakak laki-laki semata"
Jongin terdiam dengan beribu pernyataan Sejeong yang diam-diam membuat hati nya sakit.
"Bukan karna kau belum membuka hatimu?" tanya Jongin, Sejeong hanya bisa menunduk. Ia tahu, pasti akan seperti ini ujung nya.
"Sama sekali bukan," jawab Sejeong mantap.
Jongin menggenggam tangan kiri Sejeong, mengusap halus tangan gadis yang ada di hadapannya saat ini.
Sakit jika Ia sadar bahwa hanya dianggap bak seorang kakak laki-laki.
"Setelah ini, anggaplah aku tidak berkata apa-apa padamu. Jangan jauhi aku, jalani hidupmu denganku seperti biasa, jangan anggap aku orang lain," kata Jongin di sela-sela senyumnya.
"Maafkan aku, oppa..." lirih Sejeong.
"Jangan pernah meminta maaf, aku yang bodoh. Kau hanya menganggapku kakak"
↺
↺
"Sampai"
Jongin mengantar Sejeong ke apartemennya, keduanya sudah memasuki parkiran basement.
Seperti biasa, Jongin mengantar Sejeong sampai depan pintu apartemennya.
"Aku pulang dulu," Jongin bersuara setelah keduanya bungkam sedari tadi.
Jongin berbalik badan lalu memutar arah, Ia kembali pada Sejeong yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.
"Aku belum mengucapkan selamat padamu, jaga kesehatanmu selama di Inggris nanti, Kim Sejeong"
Sejeong terdiam dengan perkataan Jongin, Ia merasakan pelupuk mata nya menghangat.
Jongin menghampiri Sejeong kembali, menatap lekat manik mata gadis yang ada di depannya seolah mengatakan 'taukah kau ada aku disini?'
"O-oppa, bagaimana ka--"
"Aku selalu tahu jika orang yang ku sayang mendapatkan kabar baik"
Seketika Sejeong menghambur ke pelukan Jongin, memeluk erat pria itu.
Jongin pun sama, membalas pelukan Sejeong seolah tidak merelakan Sejeong pergi.
Ya, Sejeong akan dipindahkan ke Inggris, tepatnya di Manchester. Universitas nya mengirim Sejeong ke sana karna prestasi Sejeong yang sangat luar biasa.
Ia mendapat berita itu tepat pada hari Taehyung meninggal.
Dalam artian, Sejeong akan meninggalkan Korea.
Meninggalkan Dahyun, Jongin, teman-teman kuliahnya, keluarga nya di Korea, dan Hoseok.
Sejeong tersenyum miris saat Ia ingat akan sosok Hoseok, yang bahkan belum tentu pria itu peduli akan kepindahan Sejeong ke Inggris.
Sejeong melepaskan pelukannya pada Jongin, Ia menatap mata Jongin dan kembali terisak.
Isakannya hampir menggema di lorong-lorong apartemen.
"Oppa... M-maafkan aku..." kata Sejeong di sela tangisnya.
"Apa yang perlu di maafkan?" Jongin mengusap puncak kepala Sejeong, menyalurkan kasih sayangnya.
"Karena tidak menurut pada mu.."
"Tidak mendengar kata-kata mu.."
"Hanya menganggapmu seorang kakak laki-laki.."
"Sering menutup telefon di tengah pembicaraan.."
"Maafkan aku oppa.."Jongin terenyuh dengan alasan-alasan Sejeong yang harus memaafkannya, Ia memeluk gadis itu lagi.
"Itu semua tidak perlu kumaafkan, tidak ada yang perlu di maafkan dari mu. Kau tidak salah, jangan merutuki dirimu sendiri, Kim Sejeong," Jongin menghela nafasnya dan melanjutkan perkataannya,
"Aku akan selalu mencintai mu walaupun kau tidak"
_______________
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit [ 𝐊𝐢𝐦 𝐒𝐞𝐣𝐞𝐨𝐧𝐠 - COMPLETED ]
Fanfic𝒀𝒐𝒖 𝒉𝒂𝒗𝒆 𝒕𝒐 𝒃𝒆𝒍𝒊𝒆𝒗𝒆 𝑰'𝒎 𝒔𝒕𝒊𝒍𝒍 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒃𝒆𝒔𝒕 𝒇𝒓𝒊𝒆𝒏𝒅 started [11/O5/2O17] finished [O5/O7/2O17] [ #70 in kimdahyun ] [ #81 in kimsejeong ] [ #96 in kimsejeong ] [ #130 in gugudan ] [ #141 in gugudan ] [ #205 in kimseje...