Hujan, jatuh air darilangit ditampung sementara didedaunan, dengan ikhlas tak pernah protes dengankeadaan daun itu hanya menerima dan menerima brondongan peluru air dari langit,sudah menjadi suratan nasib daun pada masa hujan, cukup damai didepan fakultasini, diatasku atap terbuat dari beton semen yang tengahnya tembus pandangdilapisi kaca, hujan yang rintik-rintik terlihat begitu indah, seakanmenayangkan film tanpa cerita yang jelas namun menarik untuk diperhatikan, ahterlihat lagi siluet indah dari wajah itu, wajah yang damai menentramkan, takada yang menarik dihidungnya, begitu juga dengan alisnya, kelembutan kulitnyabegitu juga dengan pipinya, entahlah itu-itu saja yang dipermasalahkanorang-orang, namun tidak dengan aku. Aku pun sulit menguraikan kenapa akukatakan indah nan damai.

YOU ARE READING
HUJAN DEPAN FAKULTAS
RomanceAku dapat tumbuh dan berkembang sekalipun tidak dengan yang lain dan tetap kukuh pada kakiku sendiri. sama halnya dengan rasa ini, tak perlu diniagakan hanya untuk mendapat status laku maupun busuk sekalipun.