BUG ! BUG !"Reno udah !"
"Reno !"
Seorang cowok masih dengan wajah memerah marah. Gerombolan anak berandal yang biasa nongkrong di depan sekolah godain ceweknya, siapa yang ngga marah ?
"Kamu ngga papa ?"
"Ren, emosi kamu harus dikontrol"
"Mereka yang mulai duluan"
...
Moreno Renanda seorang cowok yang berstattus sebagai pacarku. Aku mencintainya. Dia penuh amarah dan keputus-asaan. Terlahir dari keluarga yang broken home. Kami bertemu 4 tahun yang lalu ditempat les musik. Aku masih ingat raut wajah lelah dari pengasuhnya untuk membujuk dia masuk les. Ada sebuah dorongan dalam diriku untuk ikut membujuknya. Dan dia mau. Hanya dengan satu kalimat yang kuucapkan.
Hari hari selanjutnya kami menjadi begitu dekat. Aku masih merasa menjadi guru bagi hidupnya. Aku tahu masa lalunya yang berantakan, aku tahu dia yang tak pernah mendapat kasih sayang dari orang tua. Tertidur dalam pangkuanku. Pegal pasti, tapi aku puas dengan wajah polosnya saat tidur, damai dan tak berdosa. Yang kutahu dia sangat protective padaku. Karena alasan itu teman laki laki yang kumiliki sangat sedikit. Dia hanya dekat dengan satu perempuan, aku.
Lucu juga jika melihat kenyataan bahwa Reno adalah laki laki tampan, kaya, imut, cerdas. Sangat penurut denganku.
"Kamu ngga ngantuk ?"
"Tidur aja"
Ucapku lembut sambil mengelus rambutnya. Kuhabiskan setiap weekend bersama dia, seperti sekarang. Aku main kerumahnya dan dia tertidur dipangkuanku.
Diraihnya tangaku, dia cium dengan lembut. Digenggamnya erat seakan tak ingin aku pergi. Aku tahu Ren, kita saling mencintai. Sangat.
...
"Kamu pulang duluan aja, aku masih ada tugas"
"Sendiri ?"
"Sama Revan"
"Apa ?! Kenapa ngga minta ganti aja sih ?! Banyak perempuan dikelas kamu"
Aku terkekeh pelan mendengar kalimat cemburu itu, tentu saja aku bahagia. Walau sedikit menyusahkan untuk meyakinkan Reno. Mungkin karena trauma dengan masa lalunya.
"Pak Jono udah nungguin"
"Kamu udah pengin berduaan sama Revan ?"
"Iya, udah sana.."
Dia pergi dengan wajah cemberut. Walau anaknya emosian tapi dia tahu kalau aku mencintainya. Revan sudah menungguku didalam lab. Ada gosip kalau Revan sudah lama menyukaiku, tapi semua juga tahu Reno tidak akan membiarkanku dekat dengan oranglain.
"Chemistry yang istimewa"
"Maksudnya ?"
"Kita ngga pernah dapat moment berdua kayak gini, rasanya aneh, disini"
Revan menaruh tanganku didada kirinya, dapat kurasakan jantungnya berdetak dengan cepat. Oh tidak ! Dia menggenggam tanganku dengan erat. Perlahan dia rengkuh tubuhku dalam badan kekarnya, bau seorang pria dewasa segera menusuk indra penciumanku.
Chup~
Sebuah kecupan manis mendarat dengan mulus dibibirku. Kaku sekali untuk menggerakkan tubuh, masih syok dengan perbuatan Revan. Apa aku sedang selingkuh? Oh tidak ! Please stop it
Chup~
Kecupan kedua. Kupejamkan mataku dan mulai balas melumat ciumannya yang mengasyikkan. Suara decakan terdengar jelas diruangan ini bibir kami tak henti hentinya saling melumat. Aku tahu ini salah, tapi ini yang tak Reno berikan padaku.