fiveteen

110 3 1
                                    

Assalamualaikum reader's..
Sebelumnya mimin mau ngucapin, selamat menunaikan ibadah puasa ya. Maaf bgt, mimin baru bisa update ceritanya sekarang. Abis mood buat nulis emg udh hilang bertahun2. Cuma karna banyak yg comment terus support buat minta lanjutin ceritanya, jadi ya okelah mimin lanjutin. Insyaallah cerita ini bakalan sampe tamat kok. Jadi tenang aja, asalkan ada selalu support ya😁😁
Oke, keep reading ya..
mimin kebanyakan ngomong ni XOXO



Ya tuhan.. apa ini yang namanya sakit? Apa seperti ini rasanya?
Aku terus berlari, sekuat mungkin, semampu mungkin untuk menjauh dari mereka, untuk menjauh dari devan. Ntah kemana aku akan pergi? Aku masih bingung. Yg jelas aku ingin jauh dari mereka.
Aku rasakan rintikan air mulai turun membasahi bumi, membasahi setiap langkah ku, seolah langit pun mengerti seberapa sedih dan sakit hati ku.

"Saya tidak mau tau, kamu itu saya gaji, saya pekerja kan, saya bayar, saya mau kamu cari istri saya sampai ketemu, sampai kemana pun itu. Cari istri saya sampai ketemu!!" Emosi devan meluap, kesel, marah, sedih, bercampur menjadi satu.

"Vivi? Kamu ada dimana? Aku mohon jangan pergi, aku menyesal, aku sungguh menyesal, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti kamu. Aku mohon kembali lah vivi.. kembalilahh" tangisnya seketika pecah. Tangis dari seorang devan alexander seorang CEO yg terkenal dengan dingin dan tegas nya pecah oleh seorang victoria, wanita yang benar-benar membuatnya jatuh cinta dan bertekuk lutut.

"Dasar pekerja tidam becus, lebih baik aku saja yang turun tangan sendiri untuk mencari victoria." Dengan bergegas devan mengambil jaz nya dan melesat pergi keluar kantor.

"Aaaaghhhh.. sakitt" ada apa dengan perut ku ya tuhan? Ini sakit, sakit sekali. Aku tidak kuat.
Bagaimana mungkin aku bisa lupa, kalo aku mengandung.

"Sabar nak, sabar ya sayang. Maaffin bunda sayang. Kamu kedinginan ya sayang? Maaffin bunda, bunda tidak bermaksud membuat kamu kedinginan sayang" ujar victoria dengan wajah yang sudah bergelinang air mata.
Tapi ini terlalu sakit, ia memutuskan untuk duduk di sebuah minimarket yang ada di dekat sana, namun baru beberapa langkah, pandangan victoria pun menjadi gelap, hitam. Dan victoria pun mulai tak sadarkan diri.


"Pa.. di mana victoria? Mama khawatir sama dia? Dari tadi mama telfon gak di angkat?" Suara ke khawatiran mama victoria.

"Sudahlah ma.. kita tidak perlu khawatir, kan sudah ada devan yang menjaga nya, kamu istirahat ya, nanti kamu bisa sakit sayang" ujar suaminya untuk menenangkan ke khawatiran istrinya.

"Dimana kamu vivi? Aku benar-benar khawatir sama kamu." Ucap seorang lelaki yg bernama devan

Drrrtt... drrtt...drrrttt.....
"My beloved wife vivi"

Tertera nama orang yang tengah di khawatir kan oleh devan. Dengan cepat devan pun menggeser panah hijau di handphone nya.

"Sayang? Sayang kamu dimana sayang? Aku khawatir sama kamu, kamu baik-baik aja kan sayang??" sambar devan dengan cepat.

"Maaf tuan, apakah anda suami nya??" Ujar seseorang dari sebrang sana.

"Iya, iya saya suaminya, ada apa dengan istri saya??" Ucap devan dengan nada yang bertambah khawatir.

"Saya dari rumah sakit citra permata istri anda di larikan ke rumah sakit sekitar setengah jam yang lalu, saat ini istri anda tengah berada di UGD pak, saya harap anda segera kemari" ujar seorang wanita rumah sakit tersebut.

"Astaga.... baik, baik saya akan segera kesana, tolong berikan pertolongan yang maksimal kepada istrii saya"
Ucap devan dengan tegas.

" baik tuan" ujar wanita itu.

Dengan cepat, devan menginjak pedal gas, dan melaju membelah deras nya hujan malam itu.




"Permisi suster apa ada pasien yang baru masuk sekitar setengah jam yang lalu?" Tanya devan pada suster rumah sakit tersebut.

"Iya ada pak, sekarang tengah berada di UGD, bapak bisa lewat sana." Tunjuk suster tersebut.

Dengan segera devan berlari sekuat tenaga, dengan harapan bahwa victoria dalam keadaan baik2 saja.

"Vivi, aku mohon betahan lah, bertahan demi aku, demi kita. Aku mohon, aku benar-benar menyesal sayang. Aku harus menjelaskan semua nya kepada mu. Aku mohonn bertahan lah sayangg" ujar devan dengan gelisah.

°
°
°

Hampir 1 jam sudah devan menunggu di depan ruang UGD seperti orang yang tak punya arah, devan terus bolak-balik berjalan di depan pintu UGD. Dengan pakaian nya bahkan tidak menentu lagi, dengan pakaian dan rambut yang sudah acak-acakan devan masih setia menunggu victoria. Tanpa menghiraukan apapun yang di katakan oleh orang-orang yang melihatnya, devan tetap setia menunggu victoria.

Tak lama, pintu UGD pun terubuka, dengan segera devan mendapati seorang dokter yang keluar dari sana, dokter yang menangani istirnya tentunya.

"Dok, dok bagaimana dengan keadaan istri saya dok, bagaimana dok??? Istri saya baik-baik saja kan dok??" Tanya devan kepada dokter tersebut dengan tergesa-gesa.

"........." namun tak ada jawaban dari sang dokter.

"Dok, kenapa anda diam dok?? Jawab saya dok.. istri saya tidak apa-apa kan?? JAWAB SAYA DOKK!!!!" Tanya devan yang nada mulai meninggi dan keras.

"Maaf kan saya tuan. Tapi, saya tidak bisa menyelamatkan istri tuan" ujar sang dokter dengan raut menyesal.

Devan terdiam, terpaku, termenung, seakan tidak percaya dengan kenyataan, seakan tidak percaya dengan perkataan sang dokter.
Tangis devan pecah seketika.
Perasaan devan hancur, remuk, berkeping-keping, dada dan hati devan bagaikan di tancap oleh ribuan anak panah, devan pun bahkan tidak sanggup hanya untuk menelan saliva nya. Jantungnya berdegup kencang, semua kebahagiaannya dengan seketika di rebut oleh yang kuasa.

"Tidak... tidakk.... TIDAK!! VICTORIA!!!!"





Victoria?? Apakah yang terjadi dengan victoria?? Apakah victoria benar-benar meninggal? Apakah victoria meninggalkan devan untuk selamanya?? Haha.
Sabar ya readers rasa penasaran kalian bakalan terjawab di part selanjutnya ya. Maaf, kalo part yang kali ini cerita nya jelek, dan feel nya gak dapet. Maaf yaa.. dan maafkan typo yang bertebaran. Dan juga jangan lupa VOTE+COMMENT ya...!! Karna itu semangat dan motivasi aku buat lanjutin cerita nya.

Salam hangat
Azula putri

Our Love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang