5

18.1K 3.9K 524
                                    

(VOTE terlebih dahulu sebelum membaca, gak susah kan?)














Gue pikir Daniel mau ngajak kita ketempat yang aneh-aneh.

Ternyata dia bawa gue ke daerah anyer dan mampir kesalah satu pantainya. Sebelumnya Daniel udah beli beberapa barang. Kayak tiker kecil, jaket, ada selimut gue, bantal kecil, dan lampu berbentuk hati. Belinya pas lagi dijalan. Daniel sih yang beli bukan gue.

Malem-malem gini, pantai itu sepi banget. Mana gelap lagi. Daniel markirin mobilnya gak jauh dari pinggir pantai.

Daritadi gue hanya berdiam diri. Yang gelar tiker Daniel bukan gue. Gue hanya berdiri sambil selimutan karena udaranya cukup dingin.

Sekarang gue sama Daniel duduk ditiker yang udah disiapin Daniel. Ditemani dengan lampu yang berbentuk hati.

"Gue pengen tau banyak tentang lu," ujar Daniel.

Gue hanya diam sambil menikmati cokelat yang dibeli sama Daniel buat gue. Mantap soul dia beliin gue banyak cokelat.

"Lu kuliah jurusan apa?" Tanya Daniel.

"Sastra inggris."

"Semester berapa?"

"Dua."

"Punya cowok?"

"Nggak."

"Hobi?

"Ngestalk boyband korea."

"Golongan darah?"

"B."

"Punya alergi?"

"Punya. Sama udang."

"Ngerokok?"

"Gak."

"Pernah ciuman?"

"Pernah."

"Pernah making love bareng mantan lu?"

"UHHUKK.. UHHHUKKK"

Gue tersedak sama cokelat yang gue makan dan buru-buru minum air putih sampe tinggal setengah botol. Gila. Pertanyaan begitu amat.

Gue menatap Daniel yang sedang menunggu jawaban dari gue.

"Apa-apaan pertanyaan lu!" Protes gue.

Daniel hanya memasang muka sok polosnya. "Kenapa?"

"Next question," ujar gue.

"Gak. Gue mau tau dan mau memastikan." Katanya yang membuat gue mendelik.

Memastikan apa? Memastikan gue hebat diranjang gitu maksudnya?

"Tinggal jawab apa susahnya." Ucap Daniel dengan enteng.

Gue mendengus kesal. "Pokoknya gue gak mau jawab. Pertanyaan lain."

"Gak. Gue gak mau. Jawab sekarang atau gue tidurin lu sekarang juga biar tau jawabannya." Kata Daniel.

Gue masih diam. Bisa-bisanya dia nanyain hal kayak gitu. Kayak gak ada pertanyaan lain. Udah untung gue mau ngeladenin dia. Kalo nggak, gue pasti udah nelpon Guanlin buat jemput gue sekarang juga.

Daniel perlahan mendekat kearah gue dengan tatapan yang serius. Gue menelan ludah sambil memundurkan badan gue. Ini seriusan dia bakal tidurin gue disini? Gue kan masih,

"GAK! GUE MASIH PERAWAN!" Teriak gue pada akhirnya.

Daniel ketawa dan menjawil hidung gue. Sedangkan gue sedang menatap horror kearah Daniel.

No Running [Kang Daniel]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang