35

9.7K 2.2K 66
                                    

(VOTE sebelum membaca gengsku, tq)





















Gue langsung berjalan kearah pintu. Sebelum keluar, gue menengok ke kanan dan ke kiri. Memastikan tidak orang baru gue keluar. Gue menutup pintu dan juga menguncinya.

Gue harus mengendap-ngendap. Bahkan gue sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan suara saat kaki gue menapak. Karena sepatu gue cukup berisik kalo membentur lantai. Hal itu bisa membuat gue dicurigai dan gue akan ditangkap lalu tamatlah riwayat gue.

Orangtua gue pasti sedang mencari gue. Gue berharap orangtua gue gak balik ke cina dulu dan menyadari kalo gue diculik.

Ada segerombolan orang sedang berjalan dan gue langsung menyembunyikan diri disebuah ruangan kecil. Bahkan paha gue tergores kayu. Harusnya gue kuliah pake celana panjang bukan celana pendek.

Setelah segerombolan orang itu berlalu gue segera keluar dari persembunyian. Gue langsung menuju tangga untuk turun.

"TAO! SANDERANYA KABUR!" Teriak seseorang. Pasti segerombolan orang tadi sedang memeriksa keadaan gue.

Sialnya gue ada ditengah-tengah tangga. Gue langsung berlari dan sialnya lagi gue merasa ada orang yang melihat gue.

"Dia ada dideket tangga!"

Seorang cowok memakai kaos hitam menghadang gue dan gue segera mengeluarkan pistol dan menembak perutnya sehingga membuatnya terjatuh.

"Itu dia!"

Sial itu Tao juga Kris dan sekarang mereka mengejar gue. Dan juga, kenapa gedung ini luas banget? Mana pintu keluarnya? Kaki gue yang tertembak kembali terasa sakit karena gue berlarian.

BRUKK

Kaki gue tersandung sehingga gue jatuh tersungkur. Lutut gue lecet. Gue langsung bangun dan mengabaikan rasa sakit. Bagaimana pun juga gue harus kabur. Harus kabur. Ini keputusan yang gue pilih. Apapun resikonya akan gue tanggung.

Lebih baik gue yang terluka daripada orang lain yang terluka karena gue. Gue akan menyalahkan diri gue sendiri kalo sampe siapapun tersakiti karena gue.

Gue langsung berhenti ketika ada sekitar tujuh orang menghadang gue. Gue membalikkan badan dan menemukan Tao seketika itu. Gue gak bisa kabur.

"Cukup dengan permainannya, Nana. Lu gak bisa kemana-mana dan taruh pistol itu sekarang." Titah Tao.

Gue menggeleng dan menghadapkan pistol gue kearah Tao.

"Taruh pistolnya sekarang," ujar Tao dengan tegas tapi gue memilih untuk mengabaikannya.

Mata gue melihat kearah sekeliling. Memerhatikan apa yang ada disekitar gue dan otak gue sedang memikirkan bagaimana untuk kabur dari Tao sekarang. Gue gak boleh tertangkap lagi.

Gue udah bisa kabur dari ruangan diatas dan gue juga punya senjata saat ini. Gue udah setengah jalan untuk kabur dari sini. Kalo sampe gue tertangkap lagi, itu berarti kesempatan untuk kabur gue hilang dengan sia-sia.

Semakin lama disini akan semakin buruk. Gue yakin Daniel juga pasti akan mencari gue saat ini. Ada kemungkinan dia akan kesini. Kalo Daniel sampe kesini, orang-orang disini akan menyakitinya.

Gue harus kabur sebelum Daniel menyelamatkan gue. Kalo gue gak kabur, mereka akan memaksa gue untuk membebaskan orang yang menculik gue dan meminta uang tebusan. Uang tebusan gak masalah tapi masalahnya adalah membebaskan seorang penjahat.

"Lu gak akan bisa kabur. Banyak orang disini. Lu bisa apa emangnya?" Tao bersuara lagi.

Gue memang gak bisa berbuat banyak selain mencoba untuk kabur.

No Running [Kang Daniel]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang