Cinderella-mu

6 1 0
                                    

#NulisRandom2017 #NulisRandom

Aku tidak pernah menyangka suatu hal menakjubkan akan terjadi malam itu. Dirsa, cinta pertamaku saat menginjak bangku SMA tiba-tiba mengajakku menonton film di salah satu bioskop. Awalnya Aku tak berniat untuk mengiyakan ajakannya karena Aku sangat gugup. Namun dia terus merayu, yang akhirnya membuatku luluh.

Film yang kami tonton ber genre komedi. Kami berdua hanyut terbawa suasana film. Oh Tuhan, betapa bahagianya Aku. Selama ini berada didekatnya hanyalah imajinasiku. Lalu malam ini semuanya berubah nyata. Seandainya bisa kutahan jarum jam, Aku akan melakukannya agar malam ini tak cepat berlalu.

Selepas dari bioskop, hari semakin malam. Tapi Dirsa malah membawaku ke sebuah taman kota yang masih cukup ramai. Dia turun dari mobil dan membelikanku sebuah permen kapas untuk kami berdua. Aku berterimakasih,  lalu kami makan bersama-sama. Hingga tiba-tiba Dirsa memecah hening yang berkuasa antara kami.

"Kamu mau jadi kekasihku?" ujarnya. Aku tersentak tak percaya.
"Dee, do you hear me?" lanjutnya membuatku semakin percaya bahwa ini bukanlah mimpi.
"Hmm, Dir? Are u sure?"
"Jadi, setelah kau melihat semua ini kau masih saja meragukanku? Ayolah Dee, aku tak sedang bercanda. Aku benar benar jatuh hati padamu" jawabnya. Wajah rupawannya makin terlihat jelas. Tenggorokanku terasa tercekat, membuatku tak bisa menjawab pertanyaannya tadi.

"Ternyata cantikmu alami ya, berpoles make up ataupun tidak, kamu benar benar bak cinderella di dunia nyata." ujarnya tiba-tiba. Lidahku masih saja kelu.

"Tengadahkan wajahmu menatap langit, Dee. Coba pilih satu bintang yang paling gemilang cahanya. Barangkali pilihan kita sama"

"Aku tidak melihat bintang sama sekali, Dir. " jawabku polos.
"Yah, sayangnya pilihan kita berbeda"
"Lalu mana bintang pilihan mu?" tanyaku heran.

Aku mengikuti jemari Dirsa yang mengarah ke langit, lalu perlahan bergerak turun ke kanan. Rasanya aku telah terbius olehnya, mataku terus mengikuti arah telunjuknya. Tiba tiba telunjuk itu berhenti di tempat yang membuat pipiku merona. Ya, arahnya menunjuk tepat didepan wajahku.

"Maksudmu Aku?" tanyaku tersipu. Degup jantung ini tak beraturan. Dirsa melemparkan seulas senyum. Aku terpana. Ia terkekeh melihatku salah tingkah.

"Hello Cinderella, bolehkah aku menjadi pangeran berkuda putihmu? Kita akan tinggal di sebuah istana. Aku lah raja dan kau ratunya. Hidup bahagia dan menua bersama" ujarnya mirip dengan tokoh kartun di televisi. Aku tidak bisa terus-terusan diam. Aku harus bicara tentang apa yang membuatku ragu untuk menerimanya.

"Tapi Dir, aku takut kamu akan malu. Aku tak lahir dari rahim ibu yang kaya raya sepertimu. Akan terlihat aneh jika aku menjadi kekasihmu. Aku tak mau kau akan dicap sebagai laki-laki bodoh karena memilihku. Sedangkan diluar sana banyak perempuan yang derajatnya sepadan denganmu" ucapku sambil merunduk. Ingin menangis saja rasanya. Lalu dia memegang kedua pipiku,  membuatku mendongak ke arahnya.

"Tapi jujur, kamu cinta nggak sama aku?"

Deg!

"Aku mencintaimu, Dir. Tapi kenyataan itu membuatku umpama tanah yang bermimpi  merangkul langit. Aku ada dibawah dan seringkali terinjak, sedangkan kamu yang umpama langit ada diatas, selalu dipuja". Wajahku terasa panas. Malu!

"Sudah cukup merendahkan dirimu dihadapanku? Dee, kalau kau mengumpamakan dirimu tanah, jangan samakan aku dengan langit. Aku tak setinggi itu untuk digapai. Tapi samakan Aku dengan dedaunan, yang rela jatuh agar bisa berada dekat denganmu" Aku tak menduga Dirsa akan berkata seperti ini.

"Jangan menangisi perbedaan status sosial antara kita. Mereka yang memandangku bodoh karena memilihmu sebenarnya lebih bodoh dariku. Karena mereka belum melihat cahaya yang tesembunyi dalam dirimu. Kamu bagai permata tersembunyi untukku" sambungnya lagi. Bahagia rasanya mendengar ucapan Dirsa. Dia adalah laki-laki yang baik.

"Terimakasih karena telah memilihku menjadi kekasihmu, Dir" jawabku haru. Air mataku menetes tanda kebahagiaan telah menyeruak dalam dada.

"Sekali lagi kau tak perlu malu. Hakikatnya semua perempuan pantas untuk dipilih. Begitupun kamu. Kamu pantas untuk menjadi cinderella, Dee" Dirsa menggenggam kedua tanganku sebelum akhirnya ia mengendarai mobilnya pulang menuju rumahku.

Ternyata sebahagia ini yaa merasakan cinta pertama terbalaskan. Selama ini Aku hanya membayangkannya ketika menonton drama atau membaca novel. Dan betapa menakjubkannya ketika malam ini semua menjadi nyata. Dir, semoga kau tak mengecewakanku ya.

Dee's Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang