Pertemuan

136 11 3
                                    

"Nomor apartement anda 208, tuan" ucap seorang resepsionis tersenyum melebihkan. Sementara pria itu hanya mengangguk. Resepsionis itu pergi untuk mencari kunci apartement yang terdapat didalam lemari kaca dibelakangnya.

"Anda mendapat apartement nomor 209, nona" pria itu lantas menoleh kearah gadis disebelahnya. Gadis itu mengenakan sweater berwarna putih dan topi rajut senada. Celana jeans berwarna hitam dan flatshoes putih menghiasi kakinya. Seperti yang dilakukannya tadi, gadis itu mengangguk dan menunggu kunci apartementnya.

"Silahkan tuan" panggilan itu menyadarkannya. Sekali lagi ia mengangguk dan berjalan pergi. Meninggalkan barang-barangnya diangkat oleh Pembawa Barang yang mengikutinya dibelakang. Sebagai lelaki, barang-barang yang ia bawa dari rumah cukup banyak. Sebuah koper besar, tas jinjing yang besarnya setengah dari koper, dan sebuah kotak besar.

Ia akan tinggal cukup lama disini lagipula.

***

Gadis itu merebahkan tubuhnya diatas kasur. Setelah melihat-lihat seisi apartement barunya, ia memutuskan untuk sedikit beristirahat. Apartement ini cukup besar dan tidak terlalu jauh dari kampusnya. Dan yang lebih penting lagi, harganya benar-benar terjangkau!

Gadis itu tersenyum senang.

Selamat tinggal kasur reyot...
Selamat tinggal toilet kotor...
Selamat tinggal apartement jauh!!

Dengan riang, gadis itu berjalan menuju dapur menyeduh air dan menunggunya. Teh hangat akan membuatnya tenang.

Setelah beberapa saat, ia membawa teh hangat menuju kamarnya. Gadis itu lantas membuka kotak besar berisi barang-barangnya. Ia mengambil sebuah DVD koleksinya yang ia kumpulkan ditempat DVD.

Gadis itu memasukkan DVDnya pada DVD player. Tiba-tiba, suara dan film tidak senonoh tampak. Gadis itu berteriak keras.

Ke-kenapa DVD gue berubah jadi begini?!

Gadis itu mengobrak-abrik kotak yang ia buka lagi. Semua isinya adalah DVD dan Majalah Porno!!

Gadis itu mematikan pemutar DVD dan mengeluarkan kasetnya. Ia kembali merapihkan kotak besar dan berlari ke lantai utama, tempat ia mengambil kunci.

***

"Nona Raya-lah yang baru memasuki apartement ini tadi, tuan Keenan" Pria itu menatap cemas. Tangannya memegang sebuah kotak besar berisikan kaset dan majalah. Kotak itu sudah dalam kondisi terbuka.

"Mba, barang saya ketuker sama orang lain!" Protes sebuah suara. Yang jelas, suara itu benar-benar dekat dengan Keenan.

"Maaf nona, sepertinya barang nona tertukar dengan barang tuan Keenan" ucap resepsionis itu.

"Keenan siapa?" Raut wajah gadis itu tampak memerah. Entah malu atau marah.

"Raya?" Gadis itu menoleh ketika mendengar gumaman Keenan.

"Kayaknya ini barang lo. Kaset film drama,kan?" Keenan sedikit menegak ludahnya ketika melihat kotak besar itu dalam kondisi terbuka. Dan dari beribu jenis manusia, kenapa harus terlihat oleh perempuan?

Gadis bernama Raya itu menatap lekat Keenan. Ia menaruh kotak Keenan dibawah dan menarik kotaknya dari tangan Keenan dengan cepat. Gadis itu menggerakkan kakinya dan pergi.

Keenan mengangkat kotaknya. Berjalan kearah apartemennya.

Yaudahlah, cuma cewek polos doang yang liat!

***

Gila..
Bener-bener gila!

"Seumur-umur gue bahkan gak pernah nonton atau ketemu sama orang yang brengsek banget kayak gitu!" DVD drama yang ia lihat terus memainkan adegan dengan baik. Dan Raya hanya menatap kosong TV. Ini seperti TV yang menonton Raya.

"Astaga mata gue!" Raya kembali menutup matanya malu. 

Ia tahu, Adegan dalam drama ada yang berunsur dewasa,

tapi, sedewasanya adegan dalam drama yang gue tonton, gak pernah ada yang lebih dari itu!

Teh yang ia masak tadi sudah tidak bisa disebut hangat lagi. Raya mematikan pemutar DVD dengan cepat. Ia memutuskan untuk beristirahat.

Semoga gue udah lupa besok!

***

Suara gelak tawa itu terdengar lagi. Pagi ini Raya memutuskan untuk bertemu teman satu-satunya ia dikota ini. Mila, gadis yang ditemui Raya disebuah kafetaria dan sebuah kejadian membuat mereka sedekat ini.

"Mila! Jangan keras-keras..." kecil Raya. Mila masih menahan tawanya. Mila dan Raya adalah orang yang bertolak belakang. Jika Mila senang bersosialisasi, maka Raya sebaliknya(anti-sosial).

"Iya maaf. Abisnya lo ada-ada aja sih! Kok bisa ketuker gitu?" Mila memakan cemilannya. Kini, keduanya sedang berada disebuah taman umum yang cukup ramai.

"Pegawai Apartement yang bawa barang-barang gue dan dia. Kotak gue dan dia juga sama. Dalam ukuran, maupun jenis!" Raya menggeleng-geleng cepat.

"Gue nggak bisa bayangin itu lagi"

"Sayang juga ya, kalo menurut lo dia ganteng, kalo otaknya mesum ya buat apa?" Mila tersenyum geli.

"Ya, gue baru pertama kali ketemu orang yang bener-bener semesum dia!" Raya tak habis pikir.

Benar kata orang, jangan liat buku dari sampulnya aja!

"Udahlah, gak usah diomongin. Nanti suka loh" Mila tersenyum geli melihat sikap Raya yang mendumel tidak jelas.

***

"Jadi kotaknya diliat cewek?" Tanya seorang lelaki didepan Keenan.

Keenan mengangguk tenang. Bibirnya menyunggingkan senyum kecil. Suara dentuman musik terdengar keras. Lampu disko berputar-putar. Wangi alkohol menguar kemana-mana. Perempuan berpakaian minim berkeliaran.

"Gila lo ya! Sama aja lo ngerusak reputasi lo sendiri!" Leo, temannya itu meminum alkoholnya dengan cepat.

"Emangnya lo pikir ini salah siapa?" Leo hanya menyengir tidak jelas.

"Keenan sayang" seorang wanita berumur diatasnya mendekat. Tangannya langsung melekat pada lengan Keenan. Bajunya terlihat sangat minim baik di bagian atas maupun bawah.

"Hai tante Ressa!" Sapa Leo dengan senyum menggoda. Yang disapa malah melotot marah.

"Leo! Lo gak sopan ya! Walaupun umur gue diatas lo, tubuh gue masih 17 tahun!" Leo mengangkat alisnya sebelah. Tersenyum miring.

"Emang situ diajarin sopan?" Tanya Leo kembali meminum alkoholnya.

"Ya diajarinlah!" Ressa menyibakkan rambutnya sombong.

"Jadi katanya, pakaian minim itu sopan,Nan!" Keenan tersenyum kecil. Wajah Ressa tampak memerah malu.

"Keenan sayang, jadiin aku *ONS kamu dong malam ini.." Keenan menghabiskan botol kedua alkoholnya.

"Gue gak minat"

Keenan memberi isyarat pada bartender yang diangguki dengan cepat.

"Sama gue aja Res, I'm free tonight" Leo menawarkan dengan senyum usilnya seperti biasa.

"Gue? Sama lo? Ew!" Ressa beranjak pergi.

"Dasar cewek! Udah tante-tante aja jual mahal lo!" Leo tampan. Meski tidak terlihat jika bersama Keenan.

"Lo mau minum aja, Nan? Gue mau nyari ONS dulu nih!" Keenan mengangguk. Entah dalam keadaan sadar atau tidak. Keenan menegak minumannya kembali. Kemudian mendesah .

"Tika, gue gak main malam ini" menyadari Tika, gadis berpakaian minim memeluknya dari belakang membuatnya risih.

"Kenapa honey? Apa aku kurang menggoda?" Gadis berumur dibawah Keenan itu mengecup pipi Keenan manis.

"Nggak. Nggak hari ini Tik. Gue kesini mau minum aja"

"Ayolah honey.." Tika menggoda lebih dalam. Membuat Keenan berdiri dan berjalan pergi.
Ia harus segera pulang. Sebelum alkohol ini terus mengikatnya.

***
*ONS : One Night Stand
Tbc
Tinggalkan Jejak

KeeRayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang