Liburan

59 11 2
                                    

"Liburan? Kemana?" Raya menatap penasaran. Sementara yang ditanya hanya menghias kuku tangannya dengan santai. Kini keduanya sedang bertemu di apartement Raya.

"Pantai. Temen cowok gue punya Villa besar disana. Kita bisa menginap beberapa hari" Mila menatap Raya dengan tenang.

"Cowok lo ikut juga?"

"Ya, kenapa?" Mila bertanya tanpa melihat Raya. Raya menggeleng. Rautnya tampak tidak enak.

"Kayaknya gue gak bisa ikut deh. Banyak tugas yang harus diselesaikan" Raya kembali merapihkan apartementnya.

"Tugas apa,Ray? Liburan lo itu 3 bulan. Dan itu lebih dari cukup buat bikin tugas. Lagipula, acara ini cuma 3 hari.. ayolah, temenin gue Ray" Mila memakan kue kecil di stoples yang Raya sediakan.

"Tapi gue--"

"Kita gak cuma berdua. Ada 5 orang cewek lagi yang ikut, mereka semua temen gue. Lo bisa bergaul dengan cepat ke mereka" Mila masih berusaha mendesak Raya.

"Tapi, itu bahaya Mil. Tinggal satu atap dengan laki-laki itu.." Raya terdiam. Suaranya tercekat dikerongkongan.

"Trust me. Villanya besar dan berlantai 2. Cewek bakal tidur diatas, sementara cowok dibawah. Semua bakal baik-baik aja, Ray" Raya terdiam.

"Ray. The beach are really pristine. Benar-benar gak tercemar. Lo bakal suka disana. Ayolah" wajah Mila yang sangat memohon membuat Raya tidak tega untuk menolak. Dengan berat hati, Raya mengangguk pelan. Yang langsung disambut sorakkan Mila. Mila memeluk Raya erat. Mengucapkan banyak terima kasih.

***

Pantai yang mereka kunjungi sangat indah. Benar kata Mila, seperti belum tercemar. Lautnya bahkan sangat biru, membuat Raya ingin merasakan kesegaran berada disana.
Raya berjalan dalam diam. Kini mereka telah sampai pada Villa yang disebutkan. Villa ini cukup besar dan satu-satunya Villa yang tampak mewah disekitar sini. Kelompok perempuan ternyata datang lebih awal kebanding laki-laki. Tapi..

Bi-bikini?!

Mila dan teman-temannya langsung melepas pakaian mereka dengan santai. Bikini-lah yang mereka kenakan. Mila tampak bebas, tidak takut ketahuan dengan laki-laki. Raya menatap pakaiannya, ia sendiri yang tidak menggunakan bikini.

Bi-biarin aja lah! Gue gak bisa memamerkan tubuh gue segampang itu!

"Itu mereka!" Teriak Kirana, teman Mila. Gadis dengan rambut coklat yang diikat kebelakang itu melambaikan tangannya. Raya tidak mendengar ucapan Kirana, ia hanya menatap takjub pada pemandangan pantai.

"Astaga, cowok itu ganteng banget!"

"Iya. Pakaian santainya bikin gantengnya bertambah berkali-kali lipat!"

"Lo kenal dia gak Mil?" Tanya suara itu. Mila menatap kearah gerombolan lelaki kemudian kembali menatap teman-temannya. Gadis itu mengangguk. Mila menggunakan krim untuk menjaga kulitnya dari sinar matahari.

"Siapa Mil? Kenalin gue bisa kali!" Ucap suara teman Mila. Mila menggelengkan kepalanya. "Kita gak sedeket itu. Tapi, cowok gue sahabatnya. Mungkin dia bisa bantu" Mereka berteriak senang.

"Ngomong-ngomong, namanya siapa?"

"Dia Keenan, pemilik Villa ini" seketika lamunan Raya buyar. Bahkan ia tidak dapat menahan pertanyaannya.

"A-apa?"

***

Lelaki itu lebih memilih untuk berjalan dibagian terbelakang. Pakaiannya sangat santai kali ini. Ia menggunakan kaos polos berwarna hitam dengan jaket tentara berwarna hijau daun yang ia biarkan terbuka. Untuk bawahannya, lelaki itu memakai celana selutut berwarna hitam.
Earphone juga setia terpasang di kedua telinganya.

"Mereka cantik-cantik banget. Gak salah lo, Le" ucap Bayu. Leo tersenyum bangga.

"Iyalah! Tapi lo semua jangan ganggu Mila. Punya gue tuh!" Leo mem-booking pilihannya.

"Mereka semua pakai bikini! Makin imut aja!" Suara itu terdengar dari cowok didepannya, ia Revon.

"Tapi ada satu cewek tuh yang gak pake. Sayang banget ya. Tapi keliatannya lugu gitu sih!" Keenan melepas earphone-nya sebelah. Otaknya berfikir curiga. Matanya yang kalem mencari sosok gadis dengan tampilan lugu. Kemudian mata lelaki itu melebar kaget.

Kenapa lo ikut juga ?!

"Tapi cewek yang gak pakai bikini itu juga cantik" suara itu membuat mata Keenan menajam.

Jangan. Jangan dia.

"Apa gue ambil dia aja,ya?" Suara ragu itu datang dari seorang temannya. Keenan masih menatap si pemilik suara dengan tajam.

"Yang lugu gue ambil alih. Jadi, lo semua jangan ada yang ganggu" ucap Keenan dengan cepat dan secara tiba-tiba angkat suara. Seketika rombongan mereka heboh oleh sorakkan Leo dan teman-temannya.

"Keenan suka yang polos polos bangs*t, bray!!" Sorak Leo semangat. Keenan menatap kesal Leo, ini bahan ledekkan yang masih hangat, semoga saja mereka cepat lupa.

"Beb!" Teriak suara itu langsung memeluk Leo dengan erat. Leo ikut membalas pelukannya. Keenan menatap kearah gadis-gadis lain yang tertangkap basah menatap Keenan. Gadis-gadis itu hanya salah tingkah sendiri.

"Hari pertama kita habisin waktu bebas ya, nanti malam kita BBQ-an!" Setelah ucapan Leo tersebut, banyak dari mereka berjalan kearah pinggir laut. Keenan menatap Raya, gadis itu menulis sesuatu pada buku catatan-nya. Bibir Keenan sedikit tertarik membentuk senyum kecil.

Sebuah tangan yang menggaet tangannya menghentikan kakinya untuk melangkah menuju Raya. Keenan berdecak kesal dalam hati.

"Keenan ya? Ganteng banget sih" suara centil itu membuat Keenan jijik. Keenan melepas gaetan tangan gadis itu.

"Makasih" bukannya menganggap itu sebagai penolakan, gadis tadi malah kembali menggaetnya.

"Main ke pinggir pantai dong sama kita kita" gadis itu tersenyum. Keenan melepaskannya lagi.

"Sori, mood gue lagi buruk" Keenan meninggalkan gadis cantik yang merengut kesal itu. Dilihatnya Raya masih dalam kondisi sebelumnya, menulis di buku catatan.

"Belajar terus kerjaannya" gumaman itu berhasil menarik perhatian Raya. Ia menatap Keenan yang tampak bersedekap. Raya kembali menulis catatannya.

"Gue harus selesein makalah secepatnya. Lagipula, pantai ini punya banyak bahan untuk bikin makalah" tanpa menatap, Raya tetap melanjutkan tulisannya. Keenan menarik buku catatan Raya dengan cepat. Lelaki itu membaca apa yang Raya tulis. Sementara pemiliknya langsung berdiri dari duduknya. Mencoba mengambil catatannya.

"Kembaliin!" Raya menggapai gapai, tapi tetap saja tinggi Keenan tidak dapat dikalahkan Raya.

"Kenapa lo gak pakai bikini?" Pertanyaan itu menghentikan Raya. Pertanyaan bodoh macam apa itu?!

"Gue gak mau nge-ekspos tubuh gue segampang itu! Gue gak suka" jelas Raya. Keenan berdehem santai.

"Sayang banget. Padahal gue penasaran"pernyataan yang terdengar mesum bagi Raya itu membuat gadis itu memerah malu.

"Apa lo bilang?!" Keenan tersenyum. Kemudian memasang raut tampak berfikirnya. Sambil memegang buku catatan Raya, lelaki itu berkata " karena cuma lo yang gak pakai bikini, gue sita catatan lo sampai hari terakhir" putus Keenan.

Gi-gila!

Keenan mengantongi buku catatan kecil itu. Dan berjalan memasuki Villa-nya dengan santai.

"Keenan! Balikkin buku catatan gue!" Teriak Raya kesal.

***
Tbc
Tinggalkan Jejak

KeeRayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang