End of Story from a Sad Square Story

19 1 0
                                    

"Susah banget ya?" Tanya Reyhan terkesan lirih, nafas Adeeva tercekat.

"Aku cinta sama kamu–"

"Dari dulu.."

Reyhan kembali mendekat kearah Adeeva. Ia merogoh kantung celananya untuk mengambil sesuatu. Setelah ketemu, ia memakaikan sebuah gelang berwarna ungu ke lengan sebelah kiri Adeeva.

Satu air mata lolos dari pelupuk matanya lagi, "k-kamu tahu?" Tanya Adeeva terbata.

Reyhan hanya menatap Adeeva datar, dan setelah itu Reyhan pergi meninggalkan Adeeva yang masih menyandar di pohon dengan sebuah gelang yang bertengger dilengan kirimya.

Adeeva baru bisa menggerakkan tubuhnya ketika Reyhan sudah tak terlihat dari pandangannya. Ia mulai mencerna satu-persatu kalimat yang Reyhan lontarkan. Masih shock, masih tidak percaya apa yang Reyhan katakan. Ingin rasanya ia berlari membawa Reyhan ke pelukannya, tetapi kakinya terasa berat untuk melangkah.

Perlahan-lahan Adeeva paham, Adeeva mengerti apa yang terjadi diantara dirinya, Reyhan, Indriya dan Akhtar. Cinta persegi itu terjadi, dirinya bukan hanya titik yang di gambar dengan pensil, dirinya ikut serta dalam garis persegi.

"Reyhan tunggu!!" Serunya.

Reyhan berjalan di sepanjang koridor yang menghubungkan taman belakang dan rumah utama. Ia memandang jalan dengan hampa.

Akhirnya Reyhan memutuskan untuk pergi, pergi menuju cafe yang tak jauh dari mansion Steward. Tidak membawa mobil, ia hanya jalan kaki. Tidak peduli dengan hujan, ia tetap melangkahkan kakinya menuju jalan raya. Cafenya berada disebrang jalan.

Adeeva mengejar Reyhan, punggung Reyhan masih terlihat tapi ia tidak bisa menyusulnya. Entah kenapa semuanya terasa lambat, seperti perasaan Reyhan yang terlambat tersampaikan padanya. Ia tidak memakai payung, ia menerobos hujan.

"Mau kemana?" Tanya Haidar yang baru turun dari mobil, ia melihat putrinya berhujan-hujanan.

"Nyusul Reyhan," ucap Adeeva setengah berteriak dan tanpa menoleh.

Haidar menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sudah, biarkan mereka menyelsaikan masalahnya sendiri." Ucap Satria yang berada disampingnya.

"Reyhan!!" Panggil Adeeva ketika jaraknya sudah lumayan dekat dengan Reyhan. Tapi pria itu tidak menoleh, mungkin saja marah dan juga kecewa.

Reyhan sudah berada disebrang jalan, entah apa yang akan dilakukannya Adeeva tidak tahu. Yang pasti Adeeva mempercepat langkah kakinya untuk menyebrang jalan.

Pandangannya sedikit terganggu akibat hujan yang sangat deras. Tanpa mengok kekanan dan kekiri Adeeva menyebrang jalan, tidak tahu bahwa ada truk yang melaju sangat kencang dalam jarak yang masih jauh.

Reyhan menoleh kebelakang karna merasakan firasat buruk. Matanya melotot ketika melihat Adeeva yang berlari menyebrang jalan disertai sebuah truk yang melaju sangat kencang.

"ADEEVAA!!" Teriak Reyhan.

"BEGO LARI CEPETAN!!" Seru Reyhan seraya berlari menuju Adeeva.

Adeeva tersadar bahwa dirinya berada ditengah jalan ketika truk tersebut mengklaksonnya. Mata Adeeva membulat, ia berlari tetapi..

Bruk

Tubuhnya telah tertabrak truk hingga terpental sejauh tiga meter.

"ADEEVAAA!!" Reyhan yang tadi ingin menyelamatkannya kini terkulai lemas karna gadis yang dicintainya telah tertabrak truk didepan matanya, si supir truk malah melarikan diri.

Ia berlari dengan kencang kearah Adeeva yang sudah dikerumuni banyak orang.

"Minggir!" Ucap Reyhan dingin kepada orang-orang yang mengerumuni Adeeva.

Love Like SquareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang