[15+] Sadness Has Disapperaed

28 1 0
                                    

Tubuh rampingnya dibalut gaun putih tak berlengan yang menjulang hingga semata kaki dengan renda transparan yang berada di bagian bawah, bagian pinggangnya terdapat manik-manik juga pita kecil.

Rambutnya di sanggul hingga sedemikian rupa menyisakan leher putih dan punggung yang mulus terekspose.

Kaki jenjangnya di balut dengan sepatu kaca setinggi lima centi meter sewarna dengan gaunnya.

Wajahnya yang ayu di poles make up natural agar wajahnya senantiasa terlihat muda. Adeeva tidak suka dandanan menor, itu hanya akan membuatnya terlihat seperti tante-tante.

Ketukan pintu mengalihkan pandangannya dari kaca menuju sumber suara. Terlihat ayahnya yang di balut kemeja putih juga tuxedo berwarna hitam.

"Kau sudah siap?" Tanya Haidar.

Adeeva menarik nafasnya dalam kemudian tersenyum seraya mengangguk. Adeeva menerima uluran tangan Haidar yang akan membawanya ke altar.

Dibukalah pintu yang menjulang tinggi itu menunjukan orang-orang yang tengah duduk dengan barisan rapih di kursi.

Adeeva berjalan dengan anggunnya bersama sang ayah. Pandangan mata yang tadi terarah kepada mempelai pria kini teralihkan menatap Adeeva.

Pujian-pujian di lontarkan oleh orang-orang terutama wanita yang suka bergosip, tetapi Adeeva tidak mengindahkannya.

Senyum yang tak hilang dari bibir merah jambunya serta pandangan yang tak luput dari seorang pria yang tengah menunggunya di atas altar.

Hingga tiba saatnya Haidar menyerahkan putrinya kepada pria yang sangat ia percayai itu. Haidar yakin kali ini putrinya bahagia, inilah hasil dari kerja keras Adeeva selama ini.

"Jaga putriku," ucap Haidar singkat.

"Dengan senang hati," balas Reyhan seraya mengulurkan tangannya.

Lengan Adeeva yang tadi berada di genggaman Haidar kini berpindah tempat berada di genggaman Reyhan. Haidar tersenyum tipis kemudian pergi duduk menuju kursi deretan paling depan tepat di samping Satria besannya.

"Tuan Reyhan ikuti perkataanku," ucap sang pastur yang kini telah berdiri di samping keduanya. "Aku Reyhan Arsenio," sambung sang pastur

"Aku Reyhan Arsenio.." Beo Reyhan

"Bersedia menerima Adeeva Steward sebagai istri," lanjut sang pastur

"Bersedia menerima Adeeva Steward sebagai istri.." Ucap Reyhan, tatapan matanya tak lepas dari wajah cantik Adeeva

"...Dalam keadaan senang dan susah..."

"Dalam keadaan senang dan susah,"

"...Sehat dan sakit, dan akan selalu menjaganya dengan sepenuh hati..."

"Sehat dan sakit, dan akan selalu menjaganya dengan sepenuh hati."

"Nona Adeeva, ikuti perkataan saya." Ucap sang pastur lagi. "Aku Adeeva steward."

"Aku Adeeva Steward," beo Adeeva.

"...Bersedia menerima Reyhan Arsenio sebagai suami,"

"Bersedia menerima Reyhan Arsenio sebagai suami,"

"...Dalam keadaan senang dan susah,"

"Dalam keadaan senang dan susah,"

"...Sehat dan sakit, dan akan selalu menjaganya dengan sepenuh hati."

"Sehat dan sakit, dan akan selalu menjaganya dengan sepenuh hati."

"Dengan disaksikan oleh tuhan, kalian resmi menjadi suami istri. Silahkan berciuman." Ucap sang pastur, Adeeva tersentak mendengar perkataan terakhir sang pastur.

Love Like SquareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang