Back To The Sad Old Story

19 2 0
                                    

Flashback
Reyhan pov on.

Hari pertama aku bersekolah di Jakarta Senior High School atau JSHS mereka sering menyebutnya. Hari pertamaku sekolah tidak menyenangkan, salah satunya karna teman-temanku semasa di SMP tidak ada yang masuk ke sekolah JSHS.

JSHS adalah sekolah unggulan yang berada di Jakarta. Sekolah elite, perlu otak cerdas untuk bisa masuk ke sekolah ini, biaya yang tidak sedikit perbulannya, juga dengan seragam yang berbeda dari seragam anak SMA pada umumnya.

Aku duduk di jok belakang mobil, orang tuaku berada di jok depan. Padahal aku sudah bilang ingin berangkat sendiri dan ayah memperbolehkannya, tapi ibuku kekeuh ingin mengantarku dengan alasan ini hari pertama sekolah.

Dengan tatapan lurus ke depan aku melihat seorang gadis berambut pendek keluar dari mobil Alphard yang ada di depanku. Tampak dari seragamnya, sepertinya ia satu sekolah denganku. Lantas kenapa ia turun di sini? Padahal JSHS masih jauh, walaupun tidak terlalu jauh.

Mobilku melintas melewati gadis itu. Ku tolehkan kepalaku ke belakang, ku lihat ia menuju halte dan menaiki bus. "Gadis gila," fikirku, dia punya mobil mewah tapi lebih memilih naik bus?

"Lagi merhatiin cewe eh?" Sindir ibuku, Mischa Arsenio.

Aku hanya diam tidak menanggapi sindiran ibuku, sementara ayahku fokus menyetir di kursi kemudi. Perlu diketahui, ayahku tidak mungkin mau menyetir. Orang tua itu lebih suka di supiri, ibuku yang meminta agar ayah yang menyetir.

Sesampainya di gerbang sekolah yang menjulang, ayahku masuk ke dalam. Gedung sekolah masih jauh di depan sana, aku perlu melewati halaman yang luas ini untuk menuju gedung sekolah.

Sampai di depan gedung sekolah, ibuku mencium pipiku. Tidak protes, aku langsung keluar dari dalam mobil dan segera berjalan di koridor. Banyak siswi yang memperhatikanku membuatku risih sekaligus sebal.

Aku adalah anak dari Satria Arsenio dan Mischa Arsenio. Dua orang yang menjadi orang tuaku itu selalu di segani oleh masyarakat, dan hal itu berpengaruh padaku. Aku jadi ikut famous dan di segani juga oleh masyarakat dan bukan itu saja, gen cold and cool ayahku menurun padaku. Bukan sombong tapi itulah kenyataannya.

Bruk.

Gadis berambut pendek itu jatuh karna kerumunan orang-orang yang berdesak-desakkan. Gadis yang sama dengan gadis tadi, gadis yang keluar dari mobil lalu menaiki bus. Aku ingin menghampirinya tetapi kalah cepat dengan pria berambut cepak, pria itu membantu sang gadis.

"Lo gak papa?" Tanya pria itu, sang gadis mengangguk.

Tiba-tiba suara cempreng datang dari arah barat dan menghampiri si pria berambut cepak. "Ayo cepetan! Kita sekelas lagi, bodoh!" Ucap gadis berambut panjang yang menghampiri si pria berambut cepak.

"Sekelas lagi? Asikk!!" Seru si pria.

Tanpa kode apapun si pria berambut cepak bersama gadis berambut panjang, meninggalkan sang gadis yang baru di tolongnya tadi.

"Terimakasih," ucap gadis berambut pendek itu pelan. Walaupun tidak mendengarnya aku bisa melihat pergerakan bibirnya.

Aku berjalan melewati gadis berambut pendek itu. Sekilas aku melirik wajahnya yang kini memerah, apakah gadis itu demam?

Aku kembali berjalan menuju ruang kelasku. Ya aku tidak perlu berdesak-desakkan seperti murid lainnya, aku langsung mengetahui kelasku sejak aku mendaftarkan diri. Tentu saja itu semua di permudah karna jabatan ayahku, ayahku adalah pemilik perusahaan Arsenio Corporation. Perusahaan yang di segani di asia-eropa, setara dengan perusahaan Steward Corporation.

Love Like SquareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang