3

1.2K 91 9
                                    


Osaka

"Permisi Chiyo-sensei, saya datang untuk memberikan surat pengunduran diri." Sakura menyerahkan surat pengunduran diri kepada kepala rumah sakit tempat ia bekerja. Sejujurnya ia masih tidak rela meninggalkan tempat favorite kedua setelah rumahnya ini. Disini ia banyak bertemu dengan orang-orang baik dan menyenangkan.

"Apakah kau sudah yakin akan mengundurkan diri Sakura?." Tanya Chiyo memastikan apakah dokter kesayangannya ini benar-benar akan mengundurkan diri. Sangat disayangkan jika rumah sakit Osaka kehilangan seorang dokter berbakat. Ia juga sudah mengaggap Sakura sebagai cucunya sendiri.

"Saya sudah sangat yakin dengan keputusan yang saya ambil Chiyo-sensei." Sakura tersenyum lembut melihat atasan yang ia hormati ini. Chiyo-sensei sangat baik padanya, ia juga sudah menganggap sang atasan sebagai neneknya sendiri.

"Aku sangat sedih kau akan pindah ke Tokyo Sakura, aku pasti akan sangat merindukanmu." Chiyo memeluk sakura dengan erat. Cucunya akan pergi jauh darinya. Ia merasa sangat sedih.

"Saya juga akan sangat meridukanmu sensei." Ucap Sakura sambil membalas pelukan Chiyo.

Mereka berdua lalu melepaskan pelukannya, kemudian berbincang sendikit lalu Sakura pun pergi dari ruangan Chiyo untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Karena hari ini adalah hari terakhirnya ia bekerja di rumah sakit Osaka. Ia menyelesaikan segala jenis laporan kemudian tak lupa ia pamit dengan rekan-rekan dokter serta para pasiennya.

Kring!!

"Ne Gaa-kun ada apa?." Tanya Sakura kepada Gaara yang sedang menelfonnya dari tempat yang berbeda.

"Aku sudah ditempat parkir biasa, apa kau sudah selesai?."

"Aku sedang merapihkan berkas-berkasku, 10 menit lagi aku akan kesana."

"Hn." Sakura bergegas merapihkan semua berkas-berkas yang akan ia serahkan ke Chiyo-sensei. Lalu ia pergi meninggalkan ruangan kerjanya dengan berat hati.

Sudah lebih dari 10 menit Gaara menunggu di parkiran. Ia melepaskan dasi yang terpasang dilehernya dengan erat. Sesekali ia menyanyikan lagu yang sedang diputar di tape mobil merah kesayangannya.

Gaara memejamkan mata, mengistirahatkan tubuhnya yang sangat lelah ke sandaran jok mobilnya. Sebenarnya ia ragu dengan keputusannya untuk pindak ke Tokyo. Gaara sangat tau bahwa sang istri tidak suka dengan ibu kota Jepang itu. Dulu sebelum ia berhasil mendapatkan hati sang istri, sangat susah untuk membuat Sakura tersenyum. Ditambah lagi dengan kondisinya yang sedang mengandung. Ia takut jika mereka pindah ke Tokyo Sakura akan kembali ke pribadi yang seperti dulu.

Gaara menghela nafas, memikirkan hal tersebut membuat kepalanya pusing. Karena bosan menunggu ia memutuskan menghampiri sang istri ke dalam.

"Gaa-kun!." Panggil Sakura sambil menghampiri Gaara yang sedang berjalan ke arahnya.

"Maaf menunggu lama, tadi aku ditahan Chiyo-sensei diruangannya." Sakura memeluk Gaara lalu menghirup aroma tubuhnya.

"Hn tidak masalah, pasti Chiyo-sensei sangat berat melepaskanmu." Ucap Gaara. Ia mengelus rambut merah muda kesayangannya lalu mengecup dahi sang istri dengan penuh sayang.

Sakura melepaskan pelukannya lalu mereka berjalan sambil berpegangan tangan."Kau tidak jadi lembur Gaa-kun?." Tanya Sakura.

"Tidak, bos mengizinkanku pulang lebih awal." Gaara mulai menghidupkan mesin mobilnya lalu mereka segera melesat ke tempat penitipan anak untuk menjemput sang buah hati tercinta.

Tak sampai 15 menit mereka sampai di Play Group Sun. Sakura segera bergegas memasuki bangunan tersebut karena ia sudah merindukan si manis tanpa ekspresi kesayangannya itu.

"Selamat malam Sabaku-san." Sambut sang pemilik tempat dengan ramah.

"Selamat malam juga Fumiyo-san." Sakura membalas sapaan wanita tua itu dengan ramah.

"Kakeru sudah menunggu di tempat biasa Sabaku-san."

"Baiklah, saya permisi kalau begitu Fumiyo-san." Sakura tersenyum lalu ia menghampiri Kakeru yang sedang menunggunya di ruang baca sendirian.

Sakura berjalan dengan pelan ke arah Kakeru lalu ia memeluknya dengan erat. Kakeru merasa risih sekaligus nyaman dengan pelukan Sakura. Rona merah mulai nampak di pipinya ketika ia melihat sang ayah memasuki ruangan tempat ia dan ibunya berada.

"Kaasan lepas." Kakeru berusaha melepaskan pelukan maut Sakura, akan tetapi usahanya sia-sia.

Sakura akhirnya melepaskan pelukannya. Ia mencium ke dua pipi Kakeru dengan sayang. "Kamu mau makan apa malam ini Keru-kun?"

"Apa saja asal extra tomat." Sakura merenuh dengan jawaban dari sang anak. Ia mengelus kepala Kakeru dengan sayang.

'Persis sekali dengannya.'

"Baiklah ayo kita pulang!" Suara Gaara menghentikan lamunannya. Gaara menghampiri Kakeru lalu ia menggendongnya. Sakura tersenyum memandang keakraban kedua lelaki yang ia sayangi itu lalu mereka pun pergi dari tempat itu dengan penuh candaan.
.
.
.
.
.
.
.

Tokyo

Disebuah mansion bergaya eropa terdapat sepasang suami istri beserta kedua anaknya sedang menikmati makan malam. Sang ayah sesekali mengucapkan hal konyol yang membuat keluarganya tertawa.

Setelah usai makan malam, kedua anak itu pergi meninggalkan orang tuanya untuk kembali ke kamar mereka masing-masing.

"Naruto-kun." Wanita berambut pendek menghampiri sang suami yang sedang duduk di ruang keluarga menikmati siaran tv.

"Ada apa Hinata-chan?" Naruto memandang Hinata heran karena sang istri menampilkan ekspresi sedih.

Hinata duduk di samping Naruto, lalu ia memeluk Naruto dengan erat."Aku sangat merindukan Sakura-chan".

Naruto mengusap surai sang istri dengan lembut. Ia mengerti akan apa yang dirasakan Hinata. Karena sejatinya ia juga sangat merindukan sahabat merah mudanya itu yang sampai sekarang tidak tau berada dimana.

"Sudah 7 tahun berlalu semenjak kejadian itu. Bagaimanakah kabarnya sekarang? Apakah ia baik-baik saja Naruto-kun?" Hinata mulai meneteskan air matanya. Ia begitu mengkhawatirkan kondisi sahabat pertamanya itu.

"Sakura-chan orang yang kuat, aku yakin ia akan baik-baik saja." Naruto berusaha menenangkan sang istri yang sedang bersedih. Dalam benaknya ia mendoakan agar sahabatnya itu selalu didalam lindungan kami-sama.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Gimana chapter ini? Ngebosenin ya? Maaf ya kalo ceritanya ngebosenin dan pendek juga :'D

Jangan lupa komen dan votenya ya makasih xD

Can We? Where stories live. Discover now