16

1.1K 86 11
                                    

Gaara membereskan seluruh barang bawaannya dengan semangat. Tak lupa ia memasukkan oleh-oleh untuk si kecil Kakeru dan sang istri tercinta Sakura.

Sudah seminggu ia meninggalkan keluarga kecilnya, ia merasa seperti bertahun-tahun meninggalkan mereka. Gaara belum pernah meninggalkan keluarganya sampai selama ini, karena itu ia ingin cepat-cepat segera sampai di rumah.

Gaara berjalan di sepanjang lorong hotel tempat menginapnya selama ia berada disini dengan tenang. Suasana hotel masih terasa sepi karena jam baru menunjukkan pukul 5 dan masih terlalu awal untuk beraktifitas.

Gaara sengaja memilih jam penerbangan pertama karena ia ingin sudah tak sabar untuk bertemu keluarga kecilnya. Ditambah lagi permintaan sang istri semalam, membuatnya makin tak sabar untuk sampai di Tokyo.

"Tunggu aku Saku."

**

Ino menatap ponselnya dengan wajah kesal. Sudah lebih dari dua hari sang tunangan tidak mengangkat telfonnya. Ditambah lagi ia tidak bisa mengunjungi kantor pria itu karena tugas sang rekan yang sementara ditangani olehnya.

"Sialan!" Ino membanting ponselnya ke kasur dengan kesal. Semenjak pria itu bertemu dengan Sakura, sifatnya jadi semakin aneh.

"Semua ini gara-gara kau Sakura. Aku membencimu!!" Ino melempari barang yang ada di sekitarnya ke sembarang arah. Ia juga menghancurkan cermin di depannya hingga hancur berkeping-keping.

"Lihat saja, aku akan menghancurkanmu!"

Ino merapihkan tatanan rambutnya yang agak berantakan, lalu dengan tergesa ia berjalan keluar kamarnya tanpa menghiraukan kondisi kamarnya yang sudah sangat berantakan.

**

Naruto memarkirkan mobilnya di tempat parkir pengunjung rumah sakit. Hari ini ia mengantarkan sang istri yang sedang sakit, ia tak tega melihat Hinata memuntahkan makanannya terus-menerus hingga membuat badan sang istri lemas.

Naruto berjalan sambil dengan pelan sambil menuntun sang istri. Hinata hanya tersenyum pasrah ketika melihat raut kekhawatiran sang suami saat ini.

"Aku baik-baik saja Naruto-kun." Hinata berusaha meyakinkan sang suami bahwa sekarang ia dalam keadaan baik-baik saja.

"Kau sangat pucat Hina-chan. Kita harus cepat." Mereka terus berjalan hingga tak sengaja Hinata melihat seorang wanita bersurai merah muda melintas di hadapan mereka.

"Sakura-chan." Ucap Hinata lirih.

"Kau bilang apa Hinata-chan?"

"Aku melihat Sakura-chan, Naruto-kun." Ucap Hinata dengan keadaannya yang masih setengah tak percaya. Ia sangat berharap bahwa yang ia lihat itu benar.

"Dimana Sakura-chan?" Naruto memandang sekitarnya dengan teliti, akan tetapi ia tidak menemukan satupun wanita bersurai merah muda disana.

"Aku tadi melihatnya berjalan memasuki lift." Ucap Hinata yakin.

"Aku harap itu benar kau Sakura-chan." Ucap Naruto lirih.

**

Sasuke berjalan dengan tenang memasuki mobil hitamnya yang terparkir di tempat parkiran khusus untuk para petinggi perusahaan. Entah mengapa hari ini ia berencana untuk pergi ke tempat Kakeru berada.

Dengan kecepatan sedang Sasuke mengendarai mobilnya menembus kemacetan kota Tokyo. Ia tak tau mengapa hari ini ia menjemput anak dari wanita merah jambunya itu, bahkan ia menolak tawaran sang tunangan untuk makan siang bersama.

Sasuke melirik sekilas ke arah jam tangannya, waktu sudah hampir mendekati jam makan siang. Dengan tenang pria itu mempercepat laju mobilnya agar tidak terlambar sampai tujuan.

Can We? Where stories live. Discover now