11

947 72 21
                                    


Sakura membuka matanya dengan perlahan. Sinar matahari menerpa wajahnya melalui celah tirai. Sakura berusaha mendudukkan dirinya yang masih terasa lemah. Ia mengedarkan pandangannya dan ia tidak menemukan satu pun manusia yang ada diruangan tersebut selain dirinya.

Sakura mengambil segelas air yang ada dinangkas lalu meminumnya. Ia merasa sangat haus padahal seingatnya semalam ia cukup banyak meminum air putih sebelum ia jatuh pingsan. Sakura memegang kepalanya yang semalam terasa sakit. Ia lega karena sudah tidak merasakan sakit dikepalanya lagi seperti semalam, mungkin hal itu terjadi karena ia sudah mendapatkan tidur yang cukup.

Sakura berjalan secara perlahan sambil membawa botol infus yang menggantung di tiang kecil. Walaupun rasa sakit di kepalanya sudah hilang akan tetapi tubuhnya masih terasa sangat lemas. Sakura membasuh wajahnya dengan air lalu menatap pantulan dirinya dicermin. Kantung matanya begitu besar karena efek terlalu lama menangis. Mungkin sepulang dari rumah sakit ia akan segera mengompres matanya agar segera membaik.

Cklek

"Kau sudah bangun?" Gaara datang dengan membawa semangkuk bubur dan segelas kopi di tangannya. Gaara menaruh keduanya di nangkas lalu ia membantu Sakura untuk kembali ke ranjang.

"Bagaimana? Apa kepalamu masih sakit?" Gaara membantu menidurkan Sakura di ranjang lalu ia berjalan ke arah nangkas untuk mengambil bubur beserta kopinya.

"Aku sudah merasa baikkan." Sakura bangkit dari tidurnya lalu tersenyum tulus ke arah Gaara.

"Sebaiknya kau makan agar kau bisa minum obat." Gaara mengambil semangkuk bubur yang ia bawa lalu menyuapkannya kepada Sakura. Dengan senang hati Sakura memakan buburnya.

"Bagaimana Kakeru Gaa-kun? Aku khawatir kita meninggalkannya dari semalam." Ucap Sakura dengan wajah yang menyiratkan rasa khawatir.

"Tenang saja, bibi Eriko yang menjaganya. Nanti sepulang sekolah dia akan datang kesini. Dia sangat mengkhawatirkanmu." Gaara mengusap pipi Sakura guna menghilangkan kekhawatiran sang istri.

"Baiklah kalau begitu." Sakura sudah mulai tenang lalu ia melanjutkan makannya kembali.

**

Sasuke sedang mengerjakan laporannya yang sudah menumpuk di atas mejanya. Rutinitas yang setiap hari ia lakukan dan tak pernah ada habisnya. Hari ini Sasuke terlihat gusar seperti memikirkan sesuatu. Sasuke menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi, ia tidak bisa berkonsentrasi mengerjakan laporannya karena sendari tadi ia terus saja memikirkan gadis pink itu.

Cklek

"Temee!" Naruto membuka pintu ruangan Sasuke dengan kasar. Ia berjalan tanpa rasa berdosa karena telah berlaku tidak sopan kepada atasannya. Untung saja si pria blonde ini sahabatnya jika tidak sudah ia pecat pria itu.

"Hn?" Sasuke memejamkan matanya. Naruto duduk di hadapannya dan melihat wujud Sasuke yang tampak berbeda pada pagi hari ini.

"Kau tampak kacau teme." Naruto memandang penampilan Sasuke yang jauh dari kata rapih. Dasi dan jas yang tidak terpasang, dan kemejanya tidak terkancing beberapa. Jika ada perempuan yang melihat penampilan Sasuke saat ini pastilah mereka akan meneteskan air liurnya.

Sasuke membuka matanya lalu ia merapihkan penampilannya yang sangat berantakan itu. Ia berjalan menuju mini bar yang ada di dalam ruangannya. Ya memang diruangan Sasuke terdapat mini bar pribadi, kamar mandi pribadi, kamar dengan kasur berukuran king size yang letaknya tersembunyi serta kulkas mini yang terletak tidak jauh dari mini bar.

Sasuke mengambil sebungkus biji kopi lalu meraciknya sehingga berubah menjadi secangkir kopi yang nikmat. Sasuke sangat hobi meracik kopi ketika ia sedang mengalami stress karena pekerjaan di kantor.

Can We? Where stories live. Discover now