17

1K 109 9
                                    


Sudah ke sepuluh kalinya Sakura menghubungi seseorang dan sampai detik ini panggilan tersebut tidak tersambung juga. Sakura berusaha untuk tidak panik karena sang anak yang tidak bisa di hubungi.

Sudah hampir pukul empat dan sampai sekarang Kakeru belum juga terlihat di hadapannya. Tidak biasanya anak itu telat pulang. Dan biasanya juga jika sang anak pulang telat ia akan di kabari terlebih dahulu.

Kringg

Dengan panik Sakura mengangkat panggilan dari ponselnya tanpa melihat siapa yang telah menghubunginya.

"Keru-kun kan dimana?" Ucap Sakura dengan nada cemas.

"Hallo Saku, ini aku Gaara."

"Gaa-kun..." Ucap Sakura lemas. Ia mendudukkan dirinya di sofa yang ada di ruangannya dengan lemas. Untung saja sudah tidak ada pasien yang datang. Jika ada, ia tak yakin bisa berkonsentrasi saat ini.

"Apa apa Saku? Apa terjadi sesuatu?"

"Sampai sekarang Kakeru belum juga pulang.. Dan ponselnya pun tidak bisa dihubungi. Aku sangat khawatir Gaa-kun." Ucap Sakura lemas. Ia tidak tau ternyata tenaganya bisa terkuras habis hanya karena mengkhawatirkan sang anak.

"Baiklah aku akan segera menemuimu. Kita akan cari Kakeru bersama-sama. Aku sudah sampai bandara, kau sedang di rumah sakit kan Saku?"

"Aku akan menjemputmu Gaa-kun." Sakura beranjak dengan lemas dari sofa lalu berjalan menuju meja kerjanya untuk mengambil kunci mobil serta jaket yang disampirkan di kursinya.

"Tidak usah, aku akan kesana dengan taxi. Aku tidak mau kau menyetir dalam keadaan kau seperti ini Saku."

"Baiklah Gaa-kun. Maaf aku tidak bisa menjemputmu."

"Tidak masalah sayang. Kalau begitu aku pergi dulu. I love you Saku."

"Love you too Gaa-kun."

Sakura menghela nafasnya dengan lemas setelah mematikan sambungan telfonnya. Ia menatap ponselnya dengan cemas, mungkin saja sebentar lagi sang anak akan menghubunginya.

"Dimana kamu Keru-kun.."

**

Kakeru memandang kesal pria yang sedang sibuk dengan pekerjaannya dari sofa tempat ia duduk sekarang. Setelah selesai makan siang yang dengan terpaksa ia lakukan tadi, pria itu bukannya mengantarkan ia ke rumah sakit malah mengajak dirinya ke kantor tempat pria itu bekerja.

Sudah lebih dari dua jam ia hanya duduk disana. Ia tidak tau dimana ponselnya berada, mungkin saja ponselnya tertinggal di mobil pria itu.

"Paman." Seru Kakeru dengan keras.

"Hn." Gumam Sasuke tanpa memandang Kakeru sedikit pun.

"Sampai kapan kau menahanku disini paman?" Tanya Kakeru dengan emosi. Sebenarnya sejak awal ia sudah berancang-ancang akan pulang dengan menggunakan taxi, tapi pria yang ada di depannya itu mengunci pintu ruangannya sehingga ia tidak bisa keluar dari sana.

Can We? Where stories live. Discover now