Bab - 4

46 10 3
                                    

Malam ini setelah Cafe tutup, Fakhri memasak seporsi spaghetti didapur cafe dengan ditemani Reno, Chef yang bekerja dicafenya. Fakhri memang lumayan jago memasak karena ia selalu memperhatikan Reno saat memasak. Ia juga tak segan untuk bertanya tentang masakan kepada Chef sekaligus teman dekatnya itu walaupun umur mereka terpaut dua tahun.

"Kenapa sih, Bang? Muka udah kayak gak disetrika sebulan aja," tanya Reno.

"Gimana ya gue ngomongnya. Salah gak sih, kalau gue marah sama karyawan gue yang ngurusin urusan pribadi ditempat kerja?"

"Ya tergantung urusannya juga sih, emangnya siapa, Bang?" tanya Reno penasaran.

"Aliska."

"Si Al? Kok bisa? Gimana ceritanya?"

Fakhri pun menceritakan kejadian kemaren kepada Reno. Sedangkan Reno? Dia malah asik senyum-senyum gak jelas mendengarkan cerita dari bos nya itu.

"Apa gue kelewatan, Ren?" tanya Fakhri saat sudah menyelesaikan ceritanya.

"Lo suka Sama si Al, Bang?" tanya Reno tanpa mengindahkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Fakhri.

"Gue nanyak lo malah banyak balik, gimana sih?" kesal Fakhri.

"Ya enggak, gue heran aja. Kok lo gitu banget nanggapinnya. Lo kan paling gak suka ngurus yang begituan. Biasanya aja, si Neni bawa pacarnya kesini lo biasa aja."

"Gue juga bingung. Kenapa coba kemaren gue gitu?"

"Lo pasti suka sama si Al, Bang. Yakin dah gue!"

"Kok lo bisa ngomong gitu? Gue itu gak suka sama dia. Ya gue memang kagum sih sama dia yang mau kerja padahal orang tua nya cukup berada," jelas Fakhri.

"Alah, Alasan lo, Bang. Awalnya kagum. Lama-lama? Ya cinta."

Cinta? Selama 24 tahun hidupnya, Fakhri hanya merasakan sekali yang namanya cinta. Setelah kejadian itu, dia gak percaya sama yang namanya cinta. Cinta itu cuma bisa nyakitin satu sama lain. Bullshit!

"Gue gak percaya cinta, Ren," ucap Fakhri dengan pandangan sendunya.

"Kenapa? Lo masih sakit hati sama si Kania? Come on, Bang! Move on!"

"Gue udah move on, No. Tapi gue gak bisa ngelupain apa yang dia perbuat sama gue. Gue udah percaya sama dia. dia minta apa aja gue kasih. Bahkan hati gue udah Stuck buat dia aja. Tapi dia malah ngehianatin gue! 4 tahun kita sama-sama. Dan itu cuma akal-akalan dia aja bilang cinta sama gue. Gue gak habis pikir, kok bego banget sih gue?" Fakhri mengacak rambutnya frustasi. Saat mengingat kejadian itu, selalu saja dia tak pernah bisa meredam emosinya. Dia benci menjadi orang yang dengan mudahnya dibodohi seperti ini.

"Ya, lo sama dia sama sih, Bang. Sama-sama bego. Dia juga bego, mau aja dimanfaatin cowoknya morotin lo. Dan lo bego karna gak sadar bahwa lo cinta sama siluman ular berbentuk Kania yang manis dan nampak polos itu," ujar Reno santai.

"Alah, udahlah. Emosi gue lama-lama ngomongin dia." ucap Fakhri sambil menyajikan spaghetti yang sudah masak kepiring.

Reno mengangkat bahunya acuh."jadi gimana tuh si Al?"

"Gue mintak maaf kali ya? Tapi gimana caranya?" tanya Fakhri.

Reno berjalan kearah Fakhri dan menyuap spaghetti yang dimasak oleh bosnya itu.

"Elah, masak sendiri kali, Ren!"

"Lebih enak masakan orang dari pada masak sendiri. Gimana sebagai permintaan maaf lo sama si Al, lo masakin aja dia?" saran Reno.

"Entar dia gak mau lagi."

"Pasti mau, dia itu selalu ngehargai seseorang. Apalagi masakan lo juga lumayan lah."

Love You Love HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang