Bab - 8

26 10 2
                                    

Menjelang Magrib, Fakhri dan Aliska berjalan berdampingan memasuki rumah keluarga Aliska dan langsung disambut oleh Risma.

Risma adalah Adik perempuan dari Ibunda Aliska. Rika hanya memiliki satu saudara kandung, yaitu Risma. Selama ini Risma tinggal dirumah Ibunya untuk menjaga sang Ibu bersama Suaminya yang bernama Andra dan kedua putranya.

"Aliska sama nak Fakhri dari mana? Sok atuh makan dulu, udah disiapin itu sama Bunda," Risma mengajak Aliska dan Fakhri kedapur."Dari tadi belum makan 'kan?"

"Tante, aku langsung kekamar aja ya. Nanti kalau laper aku makan," Aliska hendak berjalan menuju kamar yang biasa ia gunakan dirumah ini, tapi sesuatu menghentikan langkahnya.

Fakhri mencekal tangan Aliska dan membawa Aliska keruang makan yang sudah ada Rafki dan Rika. Sementara Risma berjalan keluar untuk memanggil kedua putranya.

Aliska tak menolak Fakhri yang membawanya ke ruang makan. Karena ia tau bahwa Fakhri tak akan membiarkannya sendiri dan kembali bersedih. Entah mengapa ada perasaan aneh yang menjalar dihati Aliska.

Kursi disebelah Rafki ditarik oleh Fakhri dan menyuruh Aliska duduk disana. Aliska menurut tanpa mau membantah. Sedangkan Fakhri duduk didepan Rafki yang sedang menikmati makanannya.

"Dari mana sih, Kak? Kok baru keliatan?" tanya Rika yang sedang mengambilkan makanan untuk putri kesayangannya itu.

"Udah, Bun. Gak usah pake sambel," Aliska menarik piring yang dipegang Rika saat melihat Bundannya hendak menaruh sambal kepiringnya."Aliska tadi dari bukit yang disana itu, Bunda. Ditemenin sama bang Fakhri juga tadi," sambung Aliska.

"Ohh gitu. yaudah kamu habisin tuh nasinya. Fakhri kalau mau nambah boleh loh, gak usah sungkan. Anggap aja rumah sendiri."

"Iya, tante. Makasih," Fakhri tersenyum ramah.

"Kak, besok pagi temenin gue yuk!" ajak Rafki yang sudah selesai makan kepada Aliska.

"Kemana sih? Emang kamu ya, gak betah banget diam dirumah," bukan Aliska yang menjawab, melainkan Bundanya-Rika.

"Bentar aja kok, Bun. Ya kak! Lo mau kan?"

"Iya, besok deh gue temenin," balas Aliska seadanya tanpa berniat berdebat dengan Adiknya itu.

°•°•°•

Keesokan paginya, Rafki mendatangi Aliska kekamarnya bermaksud untuk membangunkan Aliska. Sebenarnya Rafki tidak mempunyai kepentingan apapun disini. Dia hanya ingin membawa Aliska berjalan-jalan sebentar agar Aliska dapat melupakan sejenak kesedihannya.

Bukannya Rafki tidak sedih ditinggalkan oleh orang yang paling disayanginya itu. Dia sedih, bahkan sangat sedih. Tapi ia tau, bahwa Aliska lebih sedih dari dirinya. Dan Aliska saat ini butuh sandaran untuk mengeluarkan segala keluh kesahnya.

Tok...tok...tok

"Kak.... Jadi nemenin gue gak nih??" Rafki sedikit berteriak dari balik pintu tapi belum ada jawaban dari dalam.

"Kak??"

"Kakak Aliska..."

Selang beberapa menit, pintu terbuka menampilkan Aliska yang sepertinya sudah siap untuk pergi.

"Mau kemana sih, Raf?"

"Udah ayok aja deh. Bentaran doang kok."

Aliska hanya pasrah dibawa Rafki keluar rumah. Saat sampai diteras, Aliska melihat Fakhri, Tantenya, serta Ibu dan Ayahnya disana. Tak lupa juga Satya yang sedang berdiri tak jauh dari mereka.

"Ehh kok pagi-pagi udah pada ngumpul disini semua? Ada apa?" tanya Rafki saat Aliska juga ingin menanyakan hal yang sama.

"Ini, nak Fakhri mau pulang ke Jakarta katanya," jawab Risma.

Love You Love HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang