Bab - 6

43 10 0
                                    

Pagi-pagi sekali, setelah melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim. Aliska melanjutkan kegiatan paginya didapur untuk membuat sarapan spesial untuk adiknya sesuai janjinya semalam.

Aliska berniat memasak makanan kesukaan Rafki. Tetapi bahan-bahan yang ada di kulkas tidak memadai. Jadilah ia hanya memasak dengan bahan makanan yang ada.

Rafki yang baru turun dari lantai atas, langsung berjalan menuju dapur saat mencium aroma sedap. Dia melihat Aliska sedang menyajikan makanan diatas meja.

"Tumben banget bangun cepet. Biasanya juga tidur lagi abis sholat subuh," sindir Rafki sambil duduk disalah satu kursi meja makan.

"Gue kan mau masakin sarapan buat adek kesayangan gue," jawab Aliska tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan yang sedang ditatanya.

"Wiihh....Baik banget lo. Boleh gue makan nih?" tanya Rafki.

"Boleh dong, silahkan nih!" Aliska menyerahkan seporsi nasi goreng ayam kehadapan Rafki.

"Abang gak dibuatin juga nih?" tanya Satya yang baru duduk dikursi disebelah Aliska.

"Ada kok nih, Al masakin banyak. Kalau mau dibawa bekal juga masih ada," jawab Aliska.

Mereka bertiga makan dengan penuh canda dan tawa. Sesekali Satya juga melerai perbedaan pendapat dari kedua adiknya itu.

Makan mereka terhenti saat ada seseorang yang mengetuk pintu rumah mereka. Saat Aliska ingin berdiri dan membukakan pintu, Rafki menahannya dan berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang sudah bertamu pagi-pagi seperti ini. Sedangkan Satya dan Aliska kembali melanjutkan makan mereka.

Rafki kembali keruang makan sambil mengobrol dengan seseorang yang berada dibelakangnya. Mempersilahkan orang itu duduk disebelahnya dan menawarkan sarapan kepadanya.

Aliska hampir saja tersedak melihat seseorang yang kini berada dihadapannya.
Melihat orang itu menyapa abangnya dan tertawa dengan adiknya, membuat jantung Aliska kembali berdetak dengan cepat.

"Ngapain, lo. Pagi-pagi udah disini?" tanya Aliska.

"Mau jemput lo lah, gak mungkin kan mau jemput anak kucing si Bunda," jawab Rafki cepat.

"Apansih lo? Gue gak nanya lo ini," balas Aliska sewot.

"Udah! Abang mau mandi dulu. Rafki, mendingan kamu berangkat. Nanti keburu telat lagi!" lerai Satya sambil berjalan meninggalkan adik-adik nya tersebut.

Sementara Rafki yang masih sibuk menggoda sang kakak, langsung melihat jam yang berada diruang makan yang telah menunjukkan pukul tujuh kurang 5 menit.

"Gila lo kak, kenapa gak bilang kalau gue udah telat? Gue berangkat deh. Assalamualaikum!" Rafki berjalan keluar rumah, langsung menuju motor nya dan segera melajukannya.

Sepeninggalnya Satya dan Rafki, Aliska menjadi sangat gugup berhadapan dengan Rafa. "Lo beneran mau jemput gue, Raf?" tanya Aliska memastikan.

"Iya, Al. Semalam gue telfon kok nomer lo gak aktif?" tanya Rafa.

"Ohh semalam hp gue lowbet, baru gue carger dari pagi. Yaudah kalau gitu gue mandi dulu ya."

Rafa hanya menjawab nya dengan anggukan dan masih menatap Aliska yang berjalan menuju kamarnya.

°•°•°•

"Makasih ya, Raf. Udah nganterin gue," ucap Aliska saat turun dari motor Rafa.

"Apaan sih makasih segala? Teman itu gak butuh ucapan terimakasih dan maaf," jawab Rafa sambil membantu Aliska yang kesulitan melepas helmnya.

Deg..

Love You Love HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang