Bab - 7

45 11 2
                                    

"Assalamualaikum.." ucap Fakhri yang berjalan memasuki rumah keluarga besar Aliska yang berada di Bandung.

"Bang Satya," panggil Aliska berlari menuju Satya yang sedang berdiri bersama Om Andra dan meninggalkan Fakhri yang berada dibelakangnya.

Satya yang merasa ada memanggilnya menoleh kebelakang dan melihat Aliska yang tampak kacau menghampirinya.
Satya langsung membawa Adik kecilnya itu kedalam pelukannya.

"Aku mau liat Nini.."

"Iya, nanti ya sayang. Jangan nangis dong. Nini kan gak suka liat Aliska nangis," bujuk Satya.

"Kenapa Nini ninggalin aku? Kata Nini dia sayang sama aku," tanya Aliska sesenggukan.

Satya mengurai pelukannya, menatap Aliska dan menghapus perlahan air mata Aliska yang mengalir dipipinya. "Dengerin Abang! Nini sayang sama Aliska. Nini gak ninggalin kamu. Nini ada dihati kamu. Dia gak kemana-mana. Kalau kamu gini terus Nini sedih loh, Al."

Aliska tidak menjawab, melainkan terus mengeluarkan air mata yang sedari tadi tak kunjung berhenti.

Tak jauh dari posisi Satya dan Aliska, Rafki menitikkan air matanya melihat Satya yang berusaha menenangkan Aliska. Dia tau Kakaknya itu pasti sangat sedih atas kepergian Nininya. Aliska itu cucu yang paling disayang serta paling dimanjakan Nininya karena hanya Aliska satu-satunya cucu perempuan yang dimiliki Nininya.

Rafki menghampiri kedua kakaknya itu dan kembali membawa Aliska kedalam pelukannya. Memeluk Aliska dengan sayang.

Fakhri pun yang dari tadi memperhatikan mereka menjadi terharu. Dia tak pernah merasakan yang namanya kasih sayang kekeluargaan. Fakhri adalah anak tunggal, dan saat ini rasanya dia tak lagi memiliki keluarga.

Saat Fakhri menginjak masa remajanya, kedua orang tuanya sudah bercerai dan ia tinggal bersama dengan Ayahnya. Sedari kecil Fakhri tak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, keduanya selalu sibuk bekerja. Fakhri jarang sekali bertemu dengan meraka walaupun tinggal disatu atap yang sama. Saat Fakhri bangun dipagi hari, kedua orang tuanya sudah berangkat bekerja. Dan saat kedua orang tuanya pulang, dia sudah terlelap dimalam hari.

Hingga suatu waktu, kedua orang tuanya bertengkar hebat, saling menyalahkan dan egois. Mereka memutuskan untuk bercerai tanpa memikirkan perasaan Fakhri yang begitu terluka.

Fakhri masih mengingat itu, mengingat kejadian menyakitkan itu.

Dan Semenjak perceraian itu, ibunya tak pernah terlihat lagi bak ditelan bumi. Begitupun dengan Ayahnya tak pernah memberi tau tentang ibunya.

Dia memang sedih dengan semuanya, tapi dia tak pernah menyalahkan siapapun akan kejadian yang dialaminya. Dia percaya bahwa kelak akan ada sesuatu yang indah sebagai pengganti luka yang di rasakannya dulu.

Setelah lama memperhatikan Satya dan kedua adiknya itu. Diapun berlalu meninggalkan ketiga kakak beradik yang saling menguatkan itu.

°•°•°•

Setalah mengantar Nininya ketempat peristirahatan terakhirnya, Aliska pergi kesebuah bukit kecil yang berada tidak jauh dari rumah Neneknya. Tempat ini adalah tempat yang selalu Aliska kunjungi jika berlibur kerumah Neneknya.

Aliska duduk diatas bukit yang tak jauh dari tepian bukit. Ia merenung, mengingat-ingat kembali kebersamaan nya dengan Neneknya. Dia tak menyangka akan secepat ini ditinggalkan oleh orang yang paling disayanginya. Air matanya kembali terjatuh, membentuk anak sungai dikedua pipinya.

"Ikhlas!"

Aliska menoleh, menatap seorang yang kini berada disamping dirinya dengan kedua matanya yang memerah."Kok Abang tau kalau Al ada disini?"

Love You Love HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang