Chapter 8

35 6 12
                                    

>>>>>>>>>>

"Hai girls" sapa Fariel dengan senyum yang di tujukan untuk Amara

"Hai juga Riel" ucap mereka bertiga serempak membalas sapaan Fariel

"Duh senyumnya Fariel bikin meleleh deh" ucap Louise bercanda

"Haha biasa aja kali is" ucap Fariel dan langsung duduk berhadapan dengan Amara

Dan tak lama kedatangan Fariel datang 2 cowok yang mereka tunggu siapa lagi kalau bukan Sam dan Alex.

"Maaf lama, tadi jemput Sam dulu"ucap Alex dan duduk berhadapan dengan Nayra disusul oleh Sam yang duduk di hadapan Louise.

"Iya gak papa Lex. Sans a'e" ucap Louise

Dan mereka ber-6 larut dalam percakapan dan di depan mereka pun sudah ada makanan dan minuman yang telah mereka pesan.

3 jam kemudian

Jam sudah menunjukan 14.30, mereka ber-6 masih sibuk terlibat dalam pembicaraan.

"Gue cabut duluan ya. Pesanan kalian udah di bayar, ayo Nay" ucap Alex sambil berdiri

"Apaan gue mau masih disini" kesal Nayra

"Lo lupa atau mau gue ingetin lagi? Mulai hari ini lo kan udah jadi babu gue" ucap Alex dengan santainya. Orang yang di ajak bicara hanya mendengus kesal.

"Babu.. Abu apaan.. Gak enak banget buat di dengernya" ucap Nayra dan langsung pergi keluar meninggalkan Alex

"Gue duluan" ucap Alex terakhir kalinya sebelum pergi untuk menyusul Nayra

"Yoo" balas Fariel dan Sam

"Btw, gue juga mau balik. Ada beberapa keperluan yang mau gue urus. Gue duluan" ucap Amara sambil memasukkan HP nya kedalam tas selempang kecilnya dan mulai berdiri

"Ra gue ikut" ucap Louise menghentikan langkah Amara

"Duluan aja Ra, ntar si Louise biar gue yang nganter balik" ucap Sam sambil memegang tangan Louise agar Louise tidak pergi. Amara hanya mengangguk membalas ucapan Sam dan melanjutkan langkahnya untuk keluar

"Gue juga duluan, gue mau jaga calon pacar gue" ucap Fariel dan segera berlari keluar menyusul Amara. Meninggalkan Louise dan Sam dalam keheningan.

*Amara on*

Aku menengokkan kepalaku ke kiri dan ke kanan mencari taksi yang lewat. Tapi tak ada tanda-tanda taksi lewat. Aku terkejut saat mendapati sebuah tangan yang merangkul bahu ku. Ketika ku tengokkan kepala ku ke kiri, aku mendapati wajah Fariel dengan senyumnya sangat dekat dengan wajahku.

"Cari apa sih neng?"tanya Fariel menggodaku dan tak ku sangka dia juga mencolek pipiku. Aku merasakan jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Kenapa dengan jantungku? Apa aku ada kelainan jantung? Tapi rasa-rasanya aku tak memiliki riwayat penyakit apapun.

"Apa urusannya sama lo?" Tanyaku dengan malas karna aku belum bisa menenangkan detakan jantungku

"Karna gue ini calon pacar lo" ku kaget mendengar ucapan spontannya dan aku juga merasakan rangkulannya di bahuku semakin erat. Tapi ku berusaha menampilkan ekspresi wajahku seperti biasa

"Huftt.. Udah deh Riel lepasin rangkulan lo, gue mau nyari taksi. Gue ada urusan" ucapku berusaha melepaskan rangkulannya, dia melepaskan rangkulannya akan tetapi dia menggantinya dengan menggenggam tangan kiriku dengan erat

"Gak Ra, karna gue ada disini. lo Haram buat naik taksi. Lo biar gue yang nganter" ucapnya lalu menarik tanganku agar mengikutinya ke arah parkiran.

*Amara Off*

Sesampainya di samping motor Fariel, Fariel mengambil helmnya dan hendak memakaikannya di kepala Amara. Tetapi Amara menahan helm itu dengan tangannya

"Lo mau ngapain?"tanya Amara manatap wajah Fariel

"Makein lo helm" ucap Fariel santai disertai senyumnya

"Gak. lo aja Riel, gue tau lo cuman bawa helm satu kan? Terus lo mau gue yang make? Trus lo gimana?" Tanya Amara yang kesal

"Gue gak apa-apa Amara, gue lebih tenang kalo lo yang pakai helm ini. Gue gak mau lo terkena debu, asap dan rambut lo ini kusut"ucap Fariel tulus menatap bola mata coklat milik Amara. Amara langsung merebut helm yang di pegang oleh Fariel.

" Fariel dengerin gue ya, gue gak papa sumpah kalo gak pakai helm ini. Gue gak akan ngeluh lebay cuman karna terkena debu, asap atau apapun itu. Yang gue khawatirin itu lo, lo yang bawa motor bukan gue. Lo yang harus pakai helm ini bukan gue"ucap Amara sambil manatap manik mata hitam Fariel dan berjinjit untuk memakaikan helm di kepala Fariel.

Amara tersenyum lebar melihat kepala Fariel yang telah memakai helm. Fariel juga melempar senyum lebarnya ke arah Amara.

"Yaudah yuk kita pergi" Fariel segera menaiki motor nya dan di susul oleh Amara yang telah duduk manis di belakang Fariel

"Pegangan Ra" ucap Fariel dan Amara segera memegang kedua bahu Fariel

"Amara, bukan gitu cara pegangan yang bener, yang bener itu lo harus pegangan kayak gini" Fariel mengambil kedua tangan Amara dan melingkarkan tangan Amara di pinggangnya

"Modus lo" cemberut Amara dan hendak menarik tangannya dari perut Fariel

"Ini bukan Modus tapi sayang. Udah gini aja Ra, ntar gue gak jalan-jalan lagi" Amara hanya mengangguk pasrah. Fariel menepuk pelan 2 kali tangan Amara dan segera melajukan motornya membelah keramaian jakarta dan dengan senyum yang tak kunjung hilang.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°^^°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Bersambung 😊

Salam hari Rabu 😄 seperti biasa kalo setiap rabu ketemu sama Author tasyaauliah_ 😎

Cuma mau bilang kalo aku update cerita itu bisa Sore atau Malam ya😉karna paginya aku sibuk ☺

Seperti biasa mohon kritik dan saran kalo ada salah atau gimana2 nya ya 😊

Sampai jumpa di hari Rabu depan guys 😘😙

Story dan salam dari aku

tasyaauliah_ 😍😘😙😚😗

THE AMLONA STORY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang