PROLOG

1.1K 16 0
                                    



Dengan Nafas yang masih ter-engah engah, ia berhenti tepat didepan meja piket. Meja dimana guru piket berjaga masih dalam situasi belajar-mengajar. Nasib baik nya hari ini,tidak ada satu pun guru yang sedang melakukan tugas nya berjaga. Mata nya menyapu setiap sudut,memastikan tidak ada satu pun orang yang memergokki nya hari ini. Pandangan nya jatuh kepada seorang pria yang berjalan dengan santai nya sambil memakan kacang polo*ong kearah meja piket. Jantung nya berpacu kencang. Dengan sigap,ia langsung bersembunyi dibawah meja piket.

"Ah kampret" . umpat nya. Pria itu duduk tepat dimeja piket. Tanpa sengaja kulit kacang itu terbuang tepat dibawah meja piket. Ia ingat,bahwa itu melanggar peraturan sekolah, membuang sampah sembarangan. Lantas pria itu menunduk untuk mengambil kulit kacang nya. Saat meraba nya, tangan nya tak sengaja menyentuh sesuatu yang lunak. Ia memperkuat sentuhan nya,sehingga terdengar suara ringisan dari bawah meja.

Karna penasaran yang mendalam,ia memutuskan menunduk lebih bawah agar dapat melihat Apa yang dipegang nya. Matanya membelalak kaget melihat seseorang yang sangat ia kenal. Yang sedang meringis sambil memegangi hidung nya.

"Sakit tau, Rav" Ringisnya. Ravly hanya memutar bola matanya malas. Lantas ia tak menggubris perkataan sahabat nya itu. Ya,sahabat nya. Ia melanjutkan memakan kacang nya. Revan yang merasa diabaikan mencebikkan bibir nya sambil bersiap untuk meninggalkan Ravly,dengan langkah yang mengendap-endap.

"Mau kemana lo?" Ucapan ravly membuatnya menghentikan langkah nya. Lantas ia menoleh dan hanya memberikan cengiran yang ravly tau ada mau nya. Ravly hanya menggelng melihat tingkah laku sahabat nya itu. "Mau kemana lo?" Ulang nya. Irfan menarik nafas panjang lalu bersiap untuk berlari.

Ravly yang mengetahui bahwa Irfan bermaksud menghindari nya,lantas menjerit kuat. "PAK BAMBANG!" lagi lagi, Irfan menghentikan langkah nya. Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kasar.

"Ah, Lo gak asik Rav. Lo tau gak, pak bambang lagi marah besar karna tau gue gak siap pr. Gue bolos sejam aja. Boleh ya?" Tawar nya.Ravly hanya mengerutkan alis nya tak mengerti. Lalu,sedetik kemudian ia tersenyum miring.

"Gak." Jawab nya singkat. Irfan tau, ravly bukan pria labil. Sekali bilang tidak, ya tidak. Irfan tidak ada alasan untuk membantah. Akhirnya ia berjalan ke kelas,meninggalkan Ravly sendirian. Ravly hanya tersenyum melihat tingkah sahabat nya.

***

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang