MURID BARU

649 10 0
                                    


" 99...100 " Hitungan detik berakhir. Mengingat pak Bambang menyuruh nya menghukum Irfan. Dengan nafas yang ter-engah engah, mereka duduk disalahsatu bangku panjang dibawah pohon beringin yang ada dilapangan. Semua umpatan kasar keluar dari bibir nya. Sedangkan disebelah nya hanya berusaha menahan tawa. Ravly menyodorkan sebuah botol mineral kepada Irfan yang tak habis-habis nya mengumpat guru sialan itu.

"tumben banget lo gak ngeles?" Tanya Ravly membuka percakapan. Kata- kata Ravly membuat Irfan mendengus kesal. Ravly tau, Irfan tak akan menjawab pertanyaan nya itu. Pandangan irfan jatuh pada seorang cewek berambut panjang , yang terlihat kebingungan.

Karna menurut nya asing, ia beranjak dari bangku meninggalkan ravly sendirian. Ravly yang merasa ditinggal, akhirnya memilih membuntuti kemana pergi nya Irfan.

***

"Wanita cantik, berambut panjang , Berkulit putih, tinggi,uh perfect" ujar nya dalam hati. Irfan pun mendekati si cewek yang ternyata seorang murid baru. Irfan memberi senyum ramah nya pada cewek itu yang hanya dibalas senyum tipis tapi tulus. Kalo kalian fikir Irfan itu playboy,kalian salah gaes.

Jarak mereka semakin dekat, yang memudahkan Irfan untuk mengintrogasi nya. Mata nya menyususri setiap inci tubuh wanita itu. Sempurna. ia bermulai berhalusinasi.
"Anak baru ya?" Suara itu membuyarkan halusinasi Irfan. Mata nya membelalak saat melihatRavly telah berdiri tegak di depan nya. Untuk kesekian kali nya, Irfan mendengus kesal.

"Iya.. Nama aku Jasmine Aprillia" jawab nya sambil tersenyum tulus. Senyuman itu hanya dibalas anggukan oleh Ravly. Karena, secara Ravly itudingin. tak banyak bicara. Tapi ia ramah. Sangat ramah.(pada orang yang dikenal. Wkwkw)


"oh jasmine, dia ini ketua osis di sini. Gue asisten nya. dia juga cassanova disekolah ini." suara yang menyambung itu, membuat Ravly mendelikkan mata nya tajam kearah Irfan yang hanya dibalas cengiran menjijikkan.

Wanita yang diketahui bernama Jasmine itu hanya tertawa geli melihat tingkah laku keduanya. Ia fikir, ia bakalan suka kalau berteman dengan tipe mereka berdua. Memang temen idaman.
Tawa Jasmine mereda saat ia mendengar deheman dari Ravly yang mengisyaratkan untuk menghentikan lelucon keduanya.

"Lo, ikut gue keruang kepala sekolah" ucap nya singkat lalu mempersilahkan Jasmine berjalan disamping nya,diikuti Irfan. Irfan fikir, mreka bertiga akan menjadi teman baik. Ya,pasti.

***

"hai, Nama aku Jasmine Aprillia. Anak pindahan dari bandung. Akuharap, kita semua bisa berteman baik" ucap nya memperkenalkan diri. Senyuman khas nya tentu membuat para kaum adam terpesona. Secara, Jasmine itu cantik,manis,lembut. Selesai memperkenalkan diri,pak haris selaku wali kelas dikelas 12 IPA 2 mempersilahkan Jasmine untuk duduk.

Jam belajar-mengajar masih berlangsung. Entah mengapa, ia merasa hari ini membuat nya bosan dan otomatis mengantuk. Ia mengusap wajah nya kasar lantas bersiap berdiri dari kursinya. Gerakan nya terhenti melihat tangan yang melintang sejajar dengan meja. Seakan akan palang yang tak mengizinkan nya keluar. Ia mendengus kesal saat melihat sipemilik tangan adalah Irfan. Ravly tidak ingin banyak bicara. Ia mencoba menggeser tangan irfan. Tapi karna ia mengantuk, tenaga nya terlihat lebih lemah.
ia menarik nafas panjang dan menghembus nya kasar.

"Apa?!" Tanya nya ketus.

"Lo mau kemana?"

"Toilet" masih dengan jawaban yang ketus

"Mau ngapain?

"Mau tau?" Tanya nya. kini suara nya lebih terlihat normal

"iyaaa la"

"yakinn?" tanya nya ragu.

"Iya .."

"Masang kondom" ucap nya santai

Sontak, mata Irfan membelalak tak karuan.

"APA?!DEMI APA LO?" Ucapnya setengah berteriak.

Ravly hanya terkekeh pelan lantas beranjak dari kursi nya dan keluar dari kelas,setelah mendapat izin. Sedangkan Irfan yang masih dengan bodoh nya mempercayai perkataan Ravly.
"Gile bujang. Mau ngapain anakorang lo? Batin nya ngasal.

Ia berjalan dengan langkah yang cepat hingga sampai ketoilet. Dengan santai,ia mencuci wajah nya diwastafel toilet. ia menatap pantulan wajah nya dicermin. Sambil merapikan rambut nya "Ah gue terlalu ganteng" desah nya sambil tersenyum miring. Selesai ia merapikan rambut nya, ia keluar dari toilet. Ia berjalan dengan santai menyusuri koridor,sampai menuju didepan ruang kepala sekolah. "Ravly" suara itu membuat ravly menoleh dan mendapati kepala sekolah yang berdiri tepat dibelakangnya. Ravly hanya tersenyum sambil memberi anggukkan dengan apa yang tyelah mereka bicarakan.

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang