KECEWA

425 17 2
                                    



Hari ini ravly memilih untuk menetap dirumah dan tidak berangkat kesekolah. Mengingat semalam, ia baru saja berduka cita. Setelah melakukan penguburan papa nya, kedua kakak nya memilih menginap dirumah Ravly untuk beberapa hari. Kini, keluarga Natanegara telah kehilangan sosok pria yang bijaksana. Dan sekali lagi, kematian papa nya menyimpan dendam pada seorang sekretaris brengsek nya. Dan Ravly berjanji akan menghabisi nya.

*12.56*

Siang ini, Ravly duduk diteras sambil memandangi kebun kesayangan mama nya. Mata nya seolah meminta Ravly untuk meneliti satu persatu kenangan yang ada pada setiap tanaman. Ia melamun sebentar untuk menghilangkan beban nya sedikit.

"Rav" Tegur Elsa diikuti kedua anak kembar nya.

Ravly menoleh karna mendapat teguran dari Elsa.

"Iya kak?" Jawab Ravly.

"Makan dulu yuk. Udah siang juga ini"

"Iya kak." Jawab ravly mengudahi lalu meninggalkan teras.

Sekarang ia telah duduk dimeja makan ditengah tengah keluarga Natanegara. Sekarang pengganti papa ialah Rendi. Kakak tertua Ravly. Biasanya mata Ravly akan berbinar ketika melihat menu kesukaan nya terhidang mewah dimeja makan. Jamur saus tiram. Tapi, pandangan nya berubah sendu saat kursi yang selalu ditempati papa nya mendadak kosong tak terisi.

Elsa,Ana dan bude susi sengaja memasak makanan kesukaan Ravly bertujuan membuat Ravly lebih terasa baik. Karna mereka tau, Dengan kemetian papa nya ini, Ravly mersa sangat terpukul.

"Rav, Ayo dimakan"Suruh Ana. Ravly hanya mengangguk sambil menyendok menu nya.

Ravly tak lahap makan. Emosi nya masih meluap. Antara sedih, marah, kecewa bercampur satu. Ingin rasanya ia teriak mengeluarkan emosi nya yang masih tersangkut ditubuhnya.

Makan siang ini tak semeriah biasanya. Bahkan ketiga ponakan nya yang selalu membuat lelucon pun mendadak diam tak berkutik. Merasa tak nyaman, Ravly menyudahi makan nya dan beranjak pergi meninggalkan meja makan serta keluarga nya yang menatap nya bingung.

Ia memilih untuk membentangkan dirinya dikasur empuk kamar nya. ia tak ingin berjumpa dengan siapapun hari ini. Mendadak kepribadian Ravly yang humoris dn santai berubah menjadi EGOIS.

Baru saja ia ingin memejamkan mata nya, ketukan pintu membuat nya terbangun lagi dan menampakkan Ana yang memberitahu bahwa Teman nya mengunjungi Ravly.

Dengan langkah malas, Ravly turun menemui si tamu. Mata nya membulat begitu melihat Jasmine dan Aqilah yang tengah duduk diruang tamu.

Seketika itu juga Rahang Ravly mengeras melihat sosok Aqilah tersenyum ramah padanya. Emosi nya yang tadi nyaris mereda, kembali meluap lagi.

"Mau apa lo?"Hardik nya sinis.

"Rav, gue turut berduka cita ya" Ucap Aqilah sambil menjabat tangan Ravly. Tapi, jabatan aqilah tak disambut baik oleh Ravly. Ia menampar keras jabatan tangan aqilah hingga terdengar suara ringisan dari Aqilah.

"Rav lo kenapa?"Tanya aqilah bingung.

"Apa itu penting buat lo?Hah! Lo ngaku sahabat gue kan! Tapi apa? Keapa lo ga ada saat gue butuh lo Qil! Lo kemana?! Malah jasmine teman yang baru gue kenal yang slalu ada buat gue! Lo kemana qil! Lo kemana! Gue kecewa!" Amuk Ravly.

Sedetik itu juga Aqilah menatap sinis jasmine yang sedari tadi

Tanpa basa basi Aqilah keluar sambil menarik paksa tangan jasmine.

"Apa maksud ucapan Ravly tadi?!"Ucap nya sinis. Jasmine hanya menunduk tak berani menatap kedua mata Aqilah yang sepertinya ingin keluar.

"A-Aku c-Cuma bantuin ravly Qil. Ga ada apa apa lagi" Jawab jasmine gugup.

"Halah, Bilang aja lo nyari kesempatan dalam kesempitan kan! Saat ga ada gue, lo bisa deket sama Ravly,gitu? Hah! Lo penghianat Jas"Hardik Aqilah lalu pergi meninggalkan jasmine yng masih berada diperkaranangan rumah Ravly.

Mata Jasmine memanas,ia ingin menangis mendengar penghardikkan Aqilah tadi. seumur umur, ia belum pernah dibentak, mau dari Ayah, bunda atau teman nya sedniri. Inilah pertama kali Jasmine merasakan sakitnya dbentak.

"Aku cuman pengen selalu ada buat dia. Walaupun keberadaan hatiku tak pernah dianggap"

***

Ravly telah memutuskan untuk kembali sekolah dini hari. Emosi nya sudah bisa ia kontrol sejak ia melampiaskan nya pada aqilah. Sebenarnya bukan melampiaskan, hanya saja menempatkan. Ravly berjalan melewati koridor yang mulai ramai dengan siswi pecinta gosip.

Ia lewat dengan santai. Banyak siswa yang melihat nya dengan tatapan sendu. Ia yakin, satu sekolah pasti telah mengetahui tentang kematian papa nya. banyak ucapan duka cita yang ia tangkap dri setiap siswi. Ia membalas ucapa itu dengan senyum hangat yang pastinya akan menjadi topik baru dibahan gosipan mereka.

'Seorang Cassanova, ravly Natanegara memberi senyuman hangat pada sang pengucap Duka Cita'

Seperti itulah kira kira.

Ia telah sampai diambang pintu kelas nya, banyak murid yang masih uring uringan bermain dengan asik nya. pelan pelan kaki nya melangkah masuk kekelas, namun langkah nya terhenti saat ia melihat sosok wanita yang sangat ia kenal. Ia mengulur kaki nya untuk keluar dari kelas,dan menemui gadis itu.

"Jas"Tegur Ravly melihat Jasmine sibuk menunduk.

Mendengar ia tertegur, ia mendongakkan wajah nya dan mendapati ravly berdiri didepan nya.

"Lo kenapa?"Tanya ravly

Jasmine menghembuskan nafas pelan.

"Aku dijauhin temen temen aku, Katanya aku orang ke-3 dihubungan kamu dan Aqilah."jelas jasmine dengan mata berkaca kaca.

Ravly mengeraskan rahangnya menahan emosi. Sejak kapan ia dan Aqilah pacaran? Tapi Ravly tak menjawab penjelasan Jasmine.

"Rav"

"Hm?"

"Apa kamu dan Aqilah sudah jadian?"

Ravly hendak menjawab, Tapi bel masuk telah berbunyi.

"Nanti aja gue jelasin. Nanti kita pulang bareng. yaudah "Ucap Ravly lalu meninggalkan Jasmine.

Tanpa sepengetahuan mereka, sepasang mata mengamati keberadaan keduanya.

"Penghianat!Awas aja lo!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang