○m: two

793 101 3
                                    

Aku terpaksa membuka mata dan bangun karena ada yang menggoyangkan tubuhku.

"What the fuck, Harry? Bisakah kau tidak mengangguku?" tanyaku dengan nada kesal.

"Oh come on, Shelly. Kau harusnya berterimakasih kepada sahabatmu ini, karena aku sudah membangunkanmu. Jika tidak, kau akan terbangun di siang hari dan sangat terlambat untuk pergi ke sekolah," kata Harry dengan menekan kata 'sangat'.

"Whatever," gumamku sambil memutar mataku.

"Cepat, mandi atau kau akan kutinggal," kata Harry sambil berjalan keluar dari kamarku.

Aku segera menuju ke kamar mandi, dan setelah itu bersiap-siap.

*

Aku segera turun ke bawah dan melihat Mom, Dad, dan Steven sedang makan di meja makan.

"Goodmorning, Shelly," sapa Mom.

"Goodmorning," balasku sambil tersenyum ke arah mereka.

"Dimana Harry?" tanyaku.

"Dia sudah menunggu diluar, sebaiknya kau segera kesana. Kasihan dia, sudah menunggumu dari tadi," kata Dad.

"Yasudah aku pergi dulu, bye!" kataku sambil mengambil dua sandwich lalu berjalan ke luar.

*

"Kau lama sekali, cepat masuk!" kata Harry sambil masuk ke dalam mobil.

"Bisakah kau tidak marah-marah? Aku sudah lelah mendengarmu ocehanmu," kataku kesal sambil memakan sandwich.

"Itu tak masalah, karena suaraku indah, tidak sepertimu," kata Harry sambil menyetir mobil.

"Harry!" kataku sambil memukul lengannya.

"Aku sedang menyetir, Shelly!" kata Harry.

"Oh, kau sibuk menyetir? Sayang sekali, padahal aku ingin memberimu sepotong sandwich. Kalau begitu, biar aku saja yang makan," godaku sambil ingin memakan sandwich.

"Jangan!" kata Harry.

"Why?" tanyaku.

"Aku mau," jawabnya.

"Tapi kau sedang sibuk menyetir."

"Kau bisa menyuapiku," balas Harry.

"Kau gila? Kau bukan anak kecil lagi, Harry!" kataku heran.

"Ayolah, aku lapar," kata Harry dengan menunjukkan wajah sedihnya.

Aku hanya bisa memutar mataku dan akhirnya menyuapinya.

"Kau seperti anak kecil," kataku.

"Dan kau seperti pacarku," balas Harry.

"Aku bukan pacarmu!" jawabku.

"Aku hanya bilang seperti. Tapi entalah, mungkin sebentar lagi kau akan menjadi pacarku."

"Never in your wildest dream." kataku sambil memutar bola mata.

"Kita tidak akan tau apa yang terjadi nanti, tapi aku sangat berharap apabila nanti kau akan menjadi pacarku," kata Harry.

"Oh, shut up," kataku sambil memalingkan mukaku ke arah jendela mobil karena takut Harry melihat pipi ku yang memerah.

"Aku bisa melihat pipimu yang memerah, Shelly. Jadi tak usah menutupinya," kata Harry sambil tersenyum yang masih menatap ke depan.

Aku hanya diam.

Mungkin kau bisa melihat pipiku memerah, tapi bisakah kau melihat isi hatiku yang juga ingin malah 'sangat' ingin jadi pacarmu kelak?'batinku sambil melihat ke arah jendela mobil.

**

Moon // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang