○m: eight

435 75 7
                                    

"H-Harry, d-dia ... Dia meninggal." kata ibu Harry yang masih menangis.

Shelly tak menjawab ibu Harry, ia langsung mematikan iphone nya. Ia segera mengambil tas, dan sepatunya, lalu pergi ke rumah sakit.

Setelah sampai di rumah sakit, gadis itu segera menemui kedua orang tua Harry, dan kedua orang tuanya. Ia masuk ke ruangan Harry, lalu melihat sahabat, sekaligus orang yang dicintainya sudah berbaring tak bernyawa.

Shelly tak dapat menahan tangisnya, ia menangis begitu keras. Ia tak dapat percaya, mimpi buruknya akan terjadi juga. Kehilangan sahabat sekaligus orang yang ia cintai dari dulu.

Pupus sudah harapan Shelly, ia tak melihat detik-detik terakhir saat Harry menghembuskan nafasnya. Dan, ia juga belum mengungkapkan perasaan yang ia pendam dari dulu terhadap Harry.

"H-Harry, can you wake up? Aku sudah berada disini, bisakah kau membuka matamu untukku?" kata Shelly sambil menangis.

Namun, laki-laki itu tak menjawabnya. Bibirnya terkatup rapat, wajahnya terlihat pucat. Dia tak akan menjawabnya, karena ia sudah berada di atas sana, berasama para malaikat.

"H-Harry, I-I love you ..." kata gadis itu.

"Harry, aku sedang mengungkapkan perasaanku terhadapmu. Bisakah kau bangun? Aku tidak mau menunggu," kata Shelly frustasi, sambil menangis.

"Aku mencintaimu, Harry," kata Shelly.

*

Keadaan cuaca pagi hari ini, terlihat cerah. Harusnya, semua orang juga terlihat cerah dan gembira, tapi tidak bagi Shelly, keluarganya dan keluarga Harry, beserta teman-teman Harry dan Shelly.

Mereka harus ke pemakaman, hari ini adalah hari dimana Harry akan dikubur.

Shelly tak dapat menahan tangisnya, saat Harry sudah terkubur di dalam tanah. Ia terus menangis, sambil memegang batu nisan yang tertulis nama panjang Harry, beserta tangal lahir dan tanggal meninggalnya.

Shelly terus menangis di makam Harry, padahal sudah dari dua jam yang lalu acara pemakaman selesai.

"Shelly," kata ibu Harry sambil menghampirinya.

Shelly hanya menoleh ke arah ibu Harry, ia tak mau berbicara, ia hanya ingin menangis.

"Beberapa jam sebelum Harry meninggal, ia menitipkan ini padaku, katanya ini untukmu," kata ibu Harry, sambil memberikan sebuah amplop ke Shelly.

"Apa ini?" tanya Shelly, akhirnya perempuan itu berbicara, karena dari tadi ia hanya bisa menangis.

"Bacalah, jika kau ingin tau perasaannya terhadapmu," kata ibu Harry sambil memegang pundak Shelly, lalu pergi meninggalkannya.

Shelly segera membuka amplop berwarna putih itu, dan terdapat sebuah surat didalamnya. Ia pun mulai membacanya.

Dear Seshyline Gray ...

**

Moon // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang