○m: five

472 80 6
                                    

"Harry, apa yang terjadi? Mengapa banyak luka di wajahmu?" tanyaku kahwatir.

"Ada anak brengsek tadi di sekolah yang mencoba untuk menyakitimu," kata Harry.

"Maksudmu?" tanyaku.

"Kau tau, Zayn?" tanya Harry.

"Ah, yaa! Dia anak futsal kan? Menurutku dia baik, karena saat bertemu denganku dia tersenyum dan menyapaku. Memangnya kenapa?" tanyaku.

"Dia brengsek, aku mendengarnya sedang membicarakanmu dengan temannya, dia bilang dia ingin menyakiti hatimu. Lalu aku menghampirinya, dan dia bilang kalau kau cewek murahan yang gampang digoda dan ditiduri dengan banyak pria. Aku menonjoknya, dan terjadi perkelahian," jawab Harry.

"Tapi kau tak usah seperti itu, Harry. Kau jadi terluka seperti ini," kataku.

"Tak apa, yang penting aku sudah memberinya pelajaran karena dia merendahkan sahabatku," kata Harry.

aku tersipu malu

"Terimakasih, Harry," kataku.

"Tak masalah," jawab Harry.

"Sini biar ku obati lukamu, siapa tau parah," kataku sambil mengambil sebuah kotak berisi obat-obatan.

"Tak usah kahwatir, ini hanya luka biasa," jawab Harry.

"Jangan menganggap remeh, Harry. Ini bisa terkena infeksi!" kataku.

"Ahhhh, pelan-pelan, Shelly!" ringis Harry saat aku mengobati lukanya dengan obat merah.

"Makanya jangan berisik," kataku.

"Tapi ini sakit," jawab Harry.

"Tahanlah sedikit " kataku

Setelah mengobati luka Harry, aku mengembalikan kotak obat ini ke tempatnya. Tapi, Harry memegang tanganku.

"Shelly," katanya.

"Iya?" tanyaku.

"Terimakasih," kata Harry sambil tersenyum.

dia tampan

"Terimakasih juga karena kau telah membelaku," kataku.

"Tak masalah," katanya sambil tersenyum.

Dia sahabat yang baik, andai dia membelaku bukan karena aku sahabatnya. Tapi, karena dia mencintaiku, batinku.

*

"Shelly!" panggil Harry sambil duduk disebelahku.

"Ada apa?" tanyaku.

"Kau tau Keisha kan?" tanya Harry.

Oh, perempuan yang sedang dekat dengan Harry itu, batinku.

"Iya, ada apa?" tanyaku.

"Nanti malam, dia akan membuat acara ulang tahunnya. Kau mau pergi bersamaku?" tanya Harry.

Oh aku malas, nanti bukannya menikmati acaranya, tapi malah melihatmu bermesraan dengannya.

"Bagaimana ya? Aku terlalu lelah," jawabku.

"Oh, ayolah! Ikut denganku ya?" tanya Harry dengan menunjukkan puppy eyesnya.

Aku tidak tahan kalau dia seperti itu, dia terlalu manis.

"Baiklah jika itu maumu, puas kau Harry?" tanyaku.

"Sangat," jawab Harry sambil tersenyum.

"Terserah," kataku sambil memutar mataku.

"Aku akan menjemputmu pukul 7 malam, bagaimana?" tanya Harry.

"Yasudah," kataku.

"Jangan ngambek, Shelly," kata Harry sambil mencubit pipiku.

"Siapa yang ngambek sih?" tanyaku sambil melepaskan tangan Harry dari pipiku.

"Kau," jawab Harry.

"Aku tidak ngambek," kataku.

"Tapi–"

"Sudahlah. Oh ya, acara ulang tahun Keisha akan dirayakan di mana?" tanyaku.

"Dirumahnya, rumahnya besar jadi dia tak usah merayakannya di tempat lain," jawab Harry.

"Oh, yasudah," kataku.

"Jadi, aku akan menjemputmu pukul 7 malam. Bye, Shelly," kata Harry lalu pergi.

**

Moon // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang