Part 10 : Jangan Pergi

184 19 4
                                    

Hana menelusuri seluruh penjuru taman rumah sakit itu. Dalam hati ia benar-benar merutuki Yongdae. Bagaimana bisa lelaki itu mengucapkan kata-kata yang sudah pasti akan membuat semua wanita hatinya hancur remuk redam.

Hana tergelak begitu kedua pupil matanya menangkap keberadaan seseorang yang ia cari-cari sedari tadi.

"Eo-onni..." ucap Hana yang sudah berdiri di dekat Yana.

Yana yang duduk di kursi taman, mendongak setelah berusaha menghapus jejak air mata di pipinya. Ia tersenyum canggung, "Hana... Yang tadi–"

"Aku sudah tahu semuanya, Eonni." ucap Hana membuat Yana tergeragap. Hana kemudian ikut duduk di sebelah Yana, menatap lembut kedua mata Yana, dan tersenyum. "Sunghyun Oppa sudah menceritakannya padaku, Eonni. Jadi kumohon, eonni jangan merasa bersalah. Yongdae yang telah salah paham. Maka dari itu, tolong jangan benci dia karena perkataannya barusan. Tolong, maafkan Yongdae, neh."

Yana hanya terdiam, tidak tahu harus mengatakan apa. Sesaat kemudian, ia hanya mampu tersenyum, sambil memberikan sesuatu pada Hana. "Ini, tolong... Berikan ini pada Yongdae, neh. Kurasa suatu saat nanti, ia pasti sangat membutuhkan ini."

Hana mengalihkan pandangannya pada sesuatu yang diberikan oleh Yana, itu adalah sebuah buku, cukup tebal. Ia mengamati buku itu, dan tertarik pada satu kalimat yang tertulis di sampul buku tersebut. Human Anatomy.

Hana mendongak, menatap Yana. "Hmm, aku akan memberikan padanya. Dan aku akan menyadarkannya, kalau ia sudah salah paham." ucap Hana sambil tersenyum manis.

Yana mengangguk kecil, namun wajahnya hanya menampakkan ekspresi datar. Tidak begitu menanggapi kalimat terakhir Hana. Ia mendesah, lalu berkata, "Kalau begitu aku pulang dulu."

"Hmm, eonni, hati-hati."

* * *

Tiga Hari Kemudian...

"Kau tahu, aku benar-benar membencimu, Yong."

Yongdae yang mendengar kalimat itu lagi di waktu sepagi ini hanya mampu menghela napas. Hari ini dirinya sudah boleh pulang, dan ia sudah sangat berbahagia karena akhirnya keluar juga dari tempat memuakkan ini. Tapi, gadis itu, lagi dan lagi mengeluarkan kalimat yang sudah sangat sering didengarnya. Ada apa gerangan?

"Kau ini kenapa lagi?"

"Kau tidak tahu?" tanya gadis itu yang kini sedang sibuk mengepaki pakaian dan beberapa barang pribadi Yongdae ke dalam tas.

"Tidak." jawab Yongdae malas.

"Kau tidak tahu?" tanya gadis itu lagi dengan suara melengking.

Yongdae yang sudah merasa kesal, mendesah keras. "Sudah kubilang, aku tidak tahu. Kau itu aneh sekali, dari kemarin selalu marah-marah denganku. Apa aku ada berbuat salah, eoh?"

Gadis itu yang ternyata adalah Hana langsung berdiri tegak menghadap Yongdae setelah selesai mengepaki barang ke dalam tas. Ia melipat kedua tangannya di depan dada sambil menunjukkan tampang ingin mencakar-cakar Yongdae–seperti biasanya.

"Kau benar-benar laki-laki bodoh yang kurang ajar." ucapnya dengan tegas dan lantang seakan-akan tidak terbantahkan.

Yongdae yang mendengarnya hanya melongo, tidak percaya. Ia masih mencoba bersikap tenang, setidaknya ia sangat paham. Hana tidak akan pernah bersikap seperti ini kalau memang dirinya tidak melakukan kesalahan. Yongdae menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya.

Library Of Love (Yongly Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang