"Kenapa kau cepat sekali pergi. Padahal, belum lama kita bersua. Kedatanganmu sangat ku tunggu, namun kau pergi juga begitu cepat. Andai kau tahu, aku sangat bahagia ketika berjumpa denganmu. Di setiap hariku, aku selalu berdoa pada Allah agar selalu bersamamu, meraih ridho-Nya, mendapat pahala dari-Nya. Ramadhan, bertahanlah sebentar. Aku masih merindukanmu. Padahal, dalam melakukan amalan aku masih merangkak, sedangkan kau berlari begitu cepat. Aku takut, aku takut tak bisa menjumpaimu lagi di tahun depan, wahai ramadhan. Allah, berkahilah ramadhanku tahun ini. Aamiin."
Dzakiya Talitha Sakhi
Kiya menutup kembali buku hariannya saat ia mendengar suara kakak iparnya memanggilnya. Malam ini Kiya menginap di apartemen Mas Rama dan Kayla. Besok pagi adalah hari raya idhul fitri. Mas Rama dan Kayla meminta Kiya menginap di apartemen mereka agar bisa merayakan hari kemenangan itu bersama. Rencananya besok mereka akan melaksanakan sholat ied di Masjid Imam Malik.
"Ada apa sih kakak ipar teriak-teriak? Macam di hitan aja deh," rajuk Kiya yang merasa ketenangannya terganggu.
"Dedek bayinya pengen buka puasa pake es cendol yang di Toko BungaMas," ujar Kayla manja.
"Ya terus?" tanya Kiya acuh, gadis itu mendudukkan tubuhnya di sofa.
"Beliin dong Tante Kiya," ujar Kayla dengan suara yang dibuat-buat seperti anak kecil sembari mengelus perutnya.
"Ogah, jauh banet dari sini. Mager nih. Suruh aja tuh Kak Rama," elak Kiya menunjuk Mas Rama yang sedang sibuk bergulat dengan laptopnya.
"Yaaah tante, abi kan lagi sibuk urusin kerjaan. Tante aja yang beliin. Emang tante mau nanti punya keponakan ileran?" Kayla masih bersuara seperti anak kecil.
"Iya deh iya," ujar Kiya kemudian bergegas mengambil slingbag-nya di kamar. Mas Rama dan Kayla saling pandang dan kemudian tersenyum jahil.
Kiya keluar kamar dengan wajah ditekuk. Sebenarnya ia memang sedang tidak ingin keluar malam ini, apalagi empat puluh menit lagi waktu buka puasa datang.
"Tante Kiya yang ikhlas ya lakuinnya, jangan cemberut terus dong. Biar cepet dapet jodoh juga. Hehehehehe," ujar Kayla kemudian terkekeh.
"Heeeeeem," jawab Kiya singkat. "Assalamu'alaikum," Kiya mengucap salam, bergegas membuka pintu lalu pergi tanpa menunggu jawaban salam dari Mas Rama dan Kayla.
"Wa'alaikumsalam," jawab Mas Rama dan Kayla bersamaan. "Hati-hati tante," teriak Kayla dari dalam apartemen, mungkin yang diteriaki sudah tak bisa mendengar karena sudah jauh melangkah.
"Mas, Kiya kenapa ya akhir-akhir ini kuperlihatkan banyak cemberut. Ya walau tak duapuluh empat jam bersamanya, aku bisa merasakannya," ucap Kayla pada suaminya yang masih sibuk dengan laptopnya.
"Perasaanmu saja, sayang. Kiya memang seperti itu anaknya," jawab Mas Rama acuh.
"Nggak mas, yang ini beda. Apa dia ada masalah di kampus? Atau ada masalah lain. Apa mas tahu?"
"Mas nggak tahu," jawab Mas Rama, kali ini ia menutup laptopnya dan mengalihkan pandangannya pada sang istri tercinta.
"Nanti kita tanya sama dia ya," ujar Mas Rama kemudian.
"Baiklah mas. Mas, aku persiapkan buka puasa dulu ya,"
"Ok. Tapi mas bantu ya,"
"Baiklah," jawab Kayla dibarengi dengan senyum menawannya lalu dibalas senyuman yang tak kalah menawan oleh Mas Rama.
-o0o-
Kiya sudah sampai di depan pintu apartemen Mas Rama dengan membawa sebuah paperbag berisi tiga bungkus es cendol dan satu porsi besar sate ayam. Kiya bergegas mengtuk pintu. Tak lama kemudian pintu terbuka. Kedatangan Kiya disambut senyum manis oleh sang kakak ipar.
"Assalamu'alaikum. Tante Kiya datang bawa es condol buat dedek bayi biar nggak ILERAN," ujar Kiya memberi penekanan pada kata 'ileran'.
"Wa'alaikumsalam. Wah makasih Tante Kiya yang cantik. Yuk buruan masuk, sebentar lagi waktu buka puasa datang," ujar Kayla kembali dengan suara anak kecil. Seolah-olah yang berbicara adalah anak dalam kandungannya.
Kayla dan Kiya bergegas menuju ruang makan. Di sana sudah duduk Mas Rama sembari memainkan ponselnya. Di meja pun sudah tertata rapi menu buka puasa, makanan Indonesia lebih mendominasi, seperti opor ayam, sambal goreng kentang dan ketupat. Kayla sengaja memasak semua makanan itu agar suasana idhul fitri khas Indonesia terasa. Idhul fitri memang masih besok pagi, namun tak ada salahnya menghidangkan menu khas idul fitri sehari sebelumnya.
Kayla mengambil tiga gelas berukuran besar untuk menuang es cendol.
Tak lama kemudian terdengar kumamdang adzan magrib dari ponsel pintar Mas Rama. Pertanda waktu buka puasa telah tiba.
Baik Kiya, Kayla maupun Mas Rama mengucap Alhamdulillah bersamaan Mereka pun membaca doa dan membatalkan puasa dengan es cendol yang sudah di beli Kiya dari Toko BungaMas.
Setelah itu mereka memilih sholat maghrib terlebih dahulu. Sholat maghrib dilaksanakan di ruang keluarga dan Mas Rama bertindak sebagai imam.
Sholat maghrib telah selesai dilaksanakan, ketiganya bergegas menuju ruang makan untuk menyantap hidangan yang telah tersaji.
Disela-sela makan, Mas Rama memberanikan diri bertanya pada Kiya.
"Kiya, kakak mau tanya. Apa kamu ada masalah di kampus?" tanya Mas Rama.
"Nggak," jawab Kiya acuh. Ia menikmati sekali opor ayam masakan kakak iparnya, kakak iparnya itu memang pandai memasak.
"Lalu kamu kenapa Kiya? Ayolah aku sudah lama bersahabat denganmu. Aku tahu betul seperti apa saat kamu sedang memiliki masalah," Kayla pun angkat bicara.
"Sudah ku bilang aku tidak kenapa-kenapa," jawab Kiya.
"Kiya, kakak minta setelah lebaran nanti kemasi barangmu dan tinggal-lah bersama kami di apartemen ini. Agar kakak bisa mengawasimu. Sungguh kakak sangat khawatir jika sesuatu terjadi padamu," celetuk Mas Rama.
"Aku bukan anak kecil lagi kak. Aku bisa jaga diri," ujar Kiya dengan nada tinggi. Gadis itu pun segera meninggalkan meja makan dan bergegas masuk ke kamar tamu yang terdapat di apartemen itu.
Kayla mengerutkan keningnya melihat sikap aneh Kiya, begitu juga Mas Rama. Pria itu menaruh lagi sendoknya di piring.
"Apa mas salah bicara? Kenapa sih ana itu?" tanya Mas Rama memandang tajam Kayla dan istrinya itu hanya menjawab dengan gelengan kepala.
-o0o-
Di dalam kamar Kiya duduk di sudut ranjang sembari menatap tajam layar ponsel pintarnya yang menampakkan tampilan akun Instagram seseorang yang memiliki pengikut lebih dari satu juta pengikut. Kiya menatap kesal pada kiriman terakhir yang di kirim lima hari yang lalu. Dalam kiriman itu manampilkan foto seorang pria bersama gadis berjilbab merah muda dan seorang pria paruh baya. Kiriman tersebut diberi keterangan, "Nice to meet you and your dad."
"Ya Allah, kenapa denganku? Apa aku cemburu? Ah tidak. Aku tidak boleh seperti ini." Kiya melempar ponsel pintarnya di atas kasur.
Kamis, 15 Juni 2017
Assalamu'alaikum. Terimakasih untuk readers yang sudah menyempatkan membaca. Jangan lupa vote and comment ya.Dank je!
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVESTRUCK OF THE ROSES [Complete]
EspiritualWarning❕ This story is part of ISLAMICLOVE SERIES. These story are: 1. LOVESTRUCK OF THE ROSES (completed) 2. GORESAN TINTA LAUHUL MAHFUDZ (completed) 3. HOUSEHOLD ARK (on going) [BELUM REVISI] #7 in Spiritual 25-05-2017 #6 in Spiritual 25-05-2017 D...